Tarif Pajak Bioskop Melonjak: Dampak Terhadap Industri Hiburan Indonesia, Begini Respon ABI

Pemerintah Indonesia mengumumkan secara resmi kenaikan tarif pajak untuk bioskop sebesar 10 persen. Ditanggapi respon negatif

Tarif Pajak Bioskop Melonjak: Dampak Terhadap Industri Hiburan Indonesia, Begini Respon ABI
image

Krjogja.com - Tarif pajak bioskop yang melonjak menimbulkan respon yang memprihatinkan.

Lonjakan tarif pajak bioskop dinilai akan mengakibatkan perubahan harga terhadap segala industri perfilman.

Pemerintah Indonesia mengumumkan secara resmi kenaikan tarif pajak untuk bioskop sebesar 10 persen.

Keputusan ini, yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan pada Selasa (16/1/2024), menaikkan tarif pajak dari 15 persen menjadi 25 persen.

Langkah ini diambil setelah serangkaian pertimbangan terkait kondisi ekonomi nasional.

Perubahan signifikan ini menimbulkan perdebatan dan tanda tanya di kalangan pecinta film.

Pertanyaan muncul apakah kenaikan pajak ini akan langsung berdampak pada harga tiket nonton di bioskop, yang menjadi perhatian utama para penikmat film.

Asosiasi Bioskop Indonesia (ABI) merespons kebijakan ini dalam konferensi pers daring.

Ketua Umum ABI, Andi Wijaya, menyatakan bahwa kenaikan tarif pajak akan memengaruhi seluruh rantai industri perfilman, terutama pada harga tiket nonton.

ABI sedang melakukan kalkulasi dan evaluasi dampaknya terhadap keseimbangan ekonomi di bisnis bioskop.

Meskipun ABI menyampaikan pandangannya, sejumlah pihak, termasuk aktivis konsumen Dewi Ardhia, mengekspresikan keprihatinan terkait potensi lonjakan harga tiket nonton yang dapat memberatkan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Sineas dan sutradara film, seperti Indra Permadi, menyuarakan pandangan bahwa pemerintah seharusnya mempertimbangkan ulang keputusan ini.

Di tengah situasi ekonomi sulit, penggemar film bisa menjadi kelompok yang paling terdampak.

Kenaikan pajak bioskop dianggap sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara di sektor ini.

Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah pecinta film bersedia membayar lebih mahal untuk meraih pengalaman menonton di bioskop.

Dengan industri perfilman yang sudah terdampak berat oleh pandemi, kebijakan ini menjadi ujian seberapa kuat daya tahan pasar film di Indonesia.

Selain itu, sektor hiburan digital seperti platform streaming juga menjadi sorotan. 

Apakah kenaikan harga tiket bioskop dapat menjadi pemacu peningkatan popularitas layanan streaming yang mungkin lebih terjangkau?

Pertimbangan terus berlanjut seiring berjalannya waktu. Pemerintah, pelaku industri perfilman, dan masyarakat berharap kebijakan ini dapat menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kemampuan daya beli masyarakat.***