Mendadak Muncul Covid Varian Eris, Sudah Masuk RI?

Virus Covid-19 varian baru, EG.5.1, mulai menyebar luas di Inggris dan sejumlah negara

Mendadak Muncul Covid Varian Eris, Sudah Masuk RI?
image

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus Covid-19 varian baru, EG.5.1, mulai menyebar luas di Inggris dan sejumlah negara. Varian tersebut menjadi kekhawatiran baru karena menyebar dengan cepat.

Varian EG.5.1 atau 'Eris' menyebar di Inggris sejak akhir Juli 2023 dan menimbulkan kenaikan pasien rawat inap.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengklasifikasi varian Eris sebagai variant under monitoring (VUM) atau varian yang diawasi.
Langkah tersebut dilakukan setelah varian 'Eris' setelah prevalensinya terus meningkat di Inggris dan di beberapa negara lain, seperti Asia.

Eris sudah mendominasi 20% dari sekuen yang ada di Asia, 10% sekuen di Eropa, dan 7% sekuen di Amerika Utara.

Merujuk pada data coronavirus.data.gov.uk, jumlah kasus positif di Inggris melonjak 27,8% atau sekitar 887 dalam tujuh hari pada periode 23-29 Juli 2023.
Data UKHSA juga menunjukkan angka positivity rate naik menjadi 5,4% pada pekan lalu, dari 3,7% sebelumnya.

Layanan kesehatan Inggris (NHS) melaporkan jumlah pasien yang dirawat meningkat hampir 50% menjadi 253 orang pada 27 Juli, dari 127 orang pada pekan sebelumnya.
Kenaikan pasien tersebut menjadi kekhawatiran karena jumlahnya sudah turun tajam sejak Maret tahun lalu.
Jepang adalah negara di luar Inggris yang melaporkan kasus varian Eris terbanyak.

Salah satu faktor penyebab cepatnya infeksi Eris adalah libur musim panas serta rilis film Barbie dan Oppenheimer atau Barbenheimer. Kedua film yang dirilis bersamaan pada akhir Juli tersebut menciptakan banyak kerumunan, terutama di bioskop.

"Kami terus memonitor jumlah kenaikan kasus pada minggu ini. Kami memang melihat ada peningkatan pasien di rumah sakit, terutama di kalangan pasien berusia lanjut," tutur keala imunisasi Inggris UKHSA, Dr Mary Ramsay, dikutip dari Daily Mail.

Professor Lawrence Young, dari Warwick University, menjelaskan varian Eris lebih cepat menyebar dengan cepat di kawasan Asia.

Namun, sejauh ini varian Eris belum terbukti lebih mematikan dibandingkan varian lain.
"Meningkatnya pasien di Inggris lebih karena semakin memudarnya imunitas warga," imbuh Young.

Perlukah RI Panik?

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australa, Dicky Budiman, mengingatkan kemampuan penyebaran varian terus meningkat dari 1:10 orang kini menjadi 1:7 orang.
Dicky menjelaskan sejauh ini varian Eris belum dilaporkan meningkatkan angka keparahan atau kematian. Namun, dia mengingatkan jika munculnya varian Eris menunjukkan jika varian Omicron dengan segala turunanya terus muncul.

"Sejauh ini mereka belum menyebabkan ancaman serius dalam keparahan atau kematian meskipun kasusnya banyak," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

Sejauh ini pemerintah belum mengumumkan atas terdeteksinya varian Eria. Namun, Dicky menambahkan potensi penyebaran di Indonesia sangat besar. Pasalnya, mobilitas warga secara global sudah ke  arah normal.
"Dalam konteks penerbangan dan travelling yang sudah normal, paling tidak dalam 1-2 minggu bisa kemana mana," ujar Dicky.

Namun, dia mengingatkan vaksinasi yang ada saat ini masih terbukti efektif dalam menahan tingkat keparahan atau kematian. Hanya saja dia berharap masyarakat tetap meningkatkan proteksi, seperti dengan mengenakan masker.

"Kabar baiknya vaksin masih efektif tetapi tetap harus ditingkatkan proteksi terutama bagi kelompok berisiko," imbuhnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelatanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan sejauh ini pemerintah belum menemukan varian Eris masuk ke Tanah Air.
"Belum terlaporkan samp saat ini," tutur Siti Nadia, kepada CNBC Indonesia.

 


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Nyaris 99% Penduduk RI Sudah Kebal Covid, Kasus Aktif Rendah


(mae/mae)