10 Hal Menarik The Prince of Egypt, Film Peraih Oscar tentang Nabi Musa AS

Pernah diboikot di Indonesia (tapi lalu dirilis dalam bentuk VCD), berikut ini deretan fakta-fakta menarik dari film The Prince of Egypt!

10 Hal Menarik The Prince of Egypt, Film Peraih Oscar tentang Nabi Musa AS
image
Jakarta -

The Prince of Egypt disebut-sebut jadi salah satu film animasi yang paling populer pada masanya. Dirilis tahun 1998, film ini menampilkan deretan aktor/aktris populer yang masih berkiprah di industri film hingga kini. Tidak ketinggalan lagu temanya yang berjudul When You Believe jadi ikonik. The Prince of Egypt bisa jadi tontonan menarik di bulan Ramadan.

Ini merupakan kisah tentang Nabi Musa AS di masa pemerintahan Firaun Seti. Ketakutan pada pemberontakan para budak karena jumlah mereka yang semakin banyak di Mesir membuat Seti memerintahkan tentaranya untuk membunuh semua anak laki-laki yang lahir dari kaum Ibrani. Seorang perempuan bernama Yocheved (Ofra Haza) berusaha menyelamatkan bayinya dalam sebuah keranjang dan menghanyutkannya di sungai Nil. Keranjang itu kemudian sampai di istana Firaun dan ditemukan oleh Ratu Tuya (Helen Mirren), istri Seti. Bayi itu kemudian diberi nama Moses (atau Musa).

Disutradarai oleh Brenda Chapman, Steve Hickner, dan Simon Wells dengan cerita ditulis oleh Philip LaZebnik, diadaptasi dari Book of Exodus, The Prince of Egypt menjadi film animasi non-Disney paling mahal di era tersebut. Dengan musik buatan Hans Zimmer yang sangat menggelegar dalam adegan-adegan ikoniknya, produksi DreamWorks ini dijamin akan bikin merinding bahkan sejak adegan pembuka.

Berikut ini deretan fakta-fakta menarik dari film The Prince of Egypt:

1. Diboikot di Indonesia

[Gambas:Youtube]

Film The Prince of Egypt dilarang tayang di bioskop Indonesia pada masa tersebut. Tidak hanya Indonesia saja, film ini juga diboikot di Malaysia, Maladewa, hingga Mesir. Terjadi banyak perdebatan soal film ini sebelum penayangannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perdebatan tersebut memicu banyak diskusi sehingga menjadikan The Prince of Egypt salah satu film yang paling ditunggu-tunggu pada 1998.

2. Riset cerita libatkan ahli agama

Tim produksi The Prince of Egypt melakukan riset panjang sebelum menulis ceritanya. Ada lebih dari 600 ahli agama dilibatkan dalam penulisan cerita film ini demi menggambarkan kisah yang benar-benar akurat seperti cerita aslinya. Para ahli dari berbagai agama mengapresiasi DreamWorks karena mendengarkan masukan mereka selama proses pengembangan cerita film.

3. Adegan laut terbelah

[Gambas:Youtube]

Kisah Nabi Musa AS sudah identik dengan Laut Merah yang terbelah. Di The Prince of Egypt, adegan ini ditampilkan dengan sangat epik. Moses dan masyarakat Ibrani melakukan perjalanan dari Mesir dan terhenti di Laut Merah. Saat mereka merasa ancaman Firaun sudah berlalu, pasukan Rameses justru mengejar di belakang. Moses lalu mendengar suara Tuhan untuk menancapkan tongkatnya ke pasir sehingga Laut Merah terbelah dua.

Adegan ini tampil selama empat menit dalam film The Prince of Egypt. Namun proses pembuatannya membutuhkan waktu dua tahun.

4. Usaha keras Ofra Haza

The Prince of Egypt di-dubbing ke lebih dari 20 bahasa. Ofra Haza, pengisi suara Yocheved (ibu Moses) melakukan dubbing buat 17 bahasa untuk film ini meski itu bukanlah bahasa yang dia kuasai. Selain itu, untuk mendapatkan emosi yang pas saat merekam lagu River Lullaby, Ofra Haza menyanyikannya sambil menggendong boneka.

5. Pakai judul palsu

The Prince of Egypt sangat dinantikan kemunculannya di layar lebar pada 1998. Sampai akhirnya film ini siap ditayangkan, ketika materinya dikirim ke bioskop studio menggunakan judul palsu untuk menghindari kebocoran dan hal-hal yang merugikan. Film ini dilabeli Edgar Allan sebagai judul samaran. Edgar Allan punya nama belakang Poe; P-O-E merupakan akronim dari Prince of Egypt.

Soundtrack dan tampilkan ayat Al-Quran (di halaman selanjutnya)