Kritikus Film Terbelah Nilai The Marvels, Soroti Ide Segar Cerita

Review kritikus terhadap The Marvels terbelah. Film yang tampilkan trio baru semesta MCU itu raih skor 59 persen dari 131 ulasan.

Kritikus Film Terbelah Nilai The Marvels, Soroti Ide Segar Cerita
image
Jakarta, CNN Indonesia --

The Marvels melanjutkan saga Marvel Cinematic Universe (MCU) sebagai film ke-33 dan rilisan terbaru Fase Kelima The Multiverse Saga. Film ini merupakan sekuel Captain Marvel (2019) dan kelanjutan dari serial Ms. Marvel (2022).

Selain itu, film ini juga menjadi debut trio baru semesta MCU beranggotakan Captain Marvel, Monica Rambeau, dan Ms. Marvel. Mereka bekerja sama karena kekuatan supernya saling berkaitan satu sama lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perilisan The Marvels masih disambut antusias sebagian penggemar, meski ada pula yang mulai bosan dan lelah menonton MCU karena mengalami superhero fatigue.

Perbedaan mencolok terlihat dari ulasan kritikus film yang terbelah usai menyaksikan The Marvels. Sebagian besar mengaku lagi-lagi kecewa dengan rilisan terbaru MCU, tetapi banyak juga yang terkesan dengan karya Nia DaCosta tersebut.

Komentar yang beragam terlihat dari laman agregator Rotten Tomatoes. Per Kamis (9/11), The Marvels mendapatkan skor kritikus rendah karena hanya mencetak 59 persen dari 131 ulasan.

[Gambas:Video CNN]

Capaian itu terbilang buruk bagi film dari waralaba sekaliber MCU. Bahkan, The Marvels nyaris menjadi juru kunci karena berada di peringkat 30 dari total 33 film MCU versi Rotten Tomatoes.

Beberapa ulasan kritikus menilai The Marvels tak memiliki arah dan esensi yang jelas. Hoai-Tran Bui, kritikus dari Inverse, bahkan mengibaratkan pesan film ini seperti surel dalam dunia korporasi.

Kritikus lainnya, seperti Tim Grierson dari Screen Internasional, mengungkapkan kritik dengan sorotan berbeda. Ia merasa MCU kini semakin kekurangan ide segar sehingga hanya dapat merilis film "semacam The Marvels."

Grierson dalam ulasannya juga menyebut The Marvels menjadi bukti bahwa MCU kehilangan kemampuan membuat film yang dapat memicu kekaguman.

"Sebagai tontonan kelas atas, rasanya ini tak penting, meski cukup menghibur. Dalam bahasa korporat, ini bisa dikirim lewat email saja," tulis Hoai-Tran Bui dari Inverse, Rabu (8/11).

"Setelah 33 bab, MCU tampaknya kekurangan ide-ide segar atau kemampuan untuk membuat kagum, kebanyakan mengulangi kekuatan lama dengan hasil yang semakin berkurang," ujar Grierson.

Di samping itu, beberapa kritikus bahkan tak segan menuliskan komentar pedas untuk karya debut MCU Nia DaCosta. Kritikus film New York Post, Johnny Oleksinski, menilai The Marvels tak lebih dari kesengsaraan yang menyedihkan.

Ia bahkan menilai film ini lebih payah dari Eternals (2021) atau Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023), dua film yang kerap disebut sebagai titik terendah MCU.

"Jika Anda mengira Eternals dan Quantumania adalah titik terendah MCU yang sedang pincang, bersiaplah untuk menyaksikan kesengsaraan yang menyedihkan lewat The Marvels," ujar Johnny Oleksinski.

Lanjut ke sebelah...