IPO Cinema XXI Incar Rp2,4 T, 65% Buat Ekspansi

Pengelola Cinema XXI berencana melepas sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor usai IPO, dengan nilai nominal Rp8.

image

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pengelola bioskop Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdananya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan berencana melepas sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor usai IPO, dengan nilai nominal Rp8.

Dengan harga penawaran awal Rp270 hingga Rp288 per saham, Cinema XXI mengincar dana segar sebesar Rp2,25 triliun hingga Rp2,40 triliun. Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim, mengatakan bahwa dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk perluasan usaha.

"Rencana penggunaan dana pengembangan dan ekspansi usaha, pelunasan sebagian hutang bank, dan modal kerja," katanya pada konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Dalam keterangan resminya, lebih rinci dijelaskan bahwa sebesar 65% dari dana IPO nanti digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia. Realisasi hal tersebut adalah pembangunan bioskop baru, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru, dan peralatan lainnya.

Kemudian, sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja. Sekitar 20% akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan.

Adapun, Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Hans Gunadi mengungkapkan bahwa

budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia yang sangat besar membuat pihaknya optmis untuk melantai di bursa. Terlebih, survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023 menyatakan bahwa 76% masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan dan 62% masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama.

Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang. Adapun kontribusi film domestik terhadap gross box office/GBO Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 51%.

Sementara itu, Cinema XXI sendiri mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,28 triliun di tahun 2021. Pendapatan di tahun 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61%, penjualan makanan dan minuman sebesar 33%, iklan sebesar 3% dan digital platform sebesar 3%.

Mengutip prospektus ringkas, Cinema XXI menargetkan pembagian dividen minimal 35% dari laba bersih. Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih setelah pajak untuk tahun buku 2023. Dividen akan dibagikan pada tahun 2024.

Sepeeti diberitakan sebelumnya, jadwal penawaran umum telah dilakukan pada 6 Juli 2023, dengan pernyataan efektif dari OJK direncanakan tanggal 25 Juli 2023.

Kemudian dilanjutkan dengan masa penawaran umum pada tanggal 27 hingga 31 Juli 2023. Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 1 Agustus 2023, dan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia direncanakan pada tanggal 2 Agustus 2023.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

MPX Logistics International Bersiap IPO, Cari Dana Rp 44 M


(mkh/mkh)