Ini Lho 2 Sosok Guru SMP yang Jadi Inspirasi Sutradara Budi Pekerti

Sutradara film Wregas Bhanuteja mengungkap dua sosok guru yang menjadi inspirasinya terjun ke dunia film. Ini sosok kedua guru SMP yang jadi inspirasinya.

Ini Lho 2 Sosok Guru SMP yang Jadi Inspirasi Sutradara Budi Pekerti
image

Daftar Isi

Jogja -

Film Budi Pekerti yang disutradarai Wregas Bhanuteja sukses mengantongi 17 nominasi di Festival Film Indonesia (FFI) 2023 atau yang terbanyak tahun ini. Wregas pun mengungkap dua sosok guru SMP-nya yang membuatnya jatuh cinta pada dunia film.

Hal itu diungkapkan Wregas dalam postingan di akun X miliknya @Wregas. Dia menulis dua guru SMP-nya yang ikut main di film Budi Pekerti.

"2 Guru SMP ku main di film Budi Pekerti," tulis Wregas sembari menyertakan video singkat perjalannya di dunia film seperti dikutip detikJogja, Senin (20/11/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video itu disebutkan kedua guru yang dimaksud adalah Pak Estu Pramana dan Imelda Wiwit. Keduanya merupakan guru di SMP Stella Duce 1 Dagen, Jogja.

Estu Pramana diketahui mengajar guru religiusitas sedangkan Wiwit mengajar sebagai guru bimbingan konseling (BK). Keduanya pun juga dilibatkan bermain dalam film garapan Wregas yang bertema tentang guru BK melawan cyber bullying itu.

Dalam film ini, Wiwit berperan sebagai guru mata pelajaran biologi dan Estu berperan sebagai guru mata pelajaran sejarah. Keduanya mengaku terkejut saat Wregas mengajak untuk terlibat dalam pembuatan film.

"Yang pasti terkejut dan nggak menyangka bisa sejauh ini," ucap Estu saat ditemui detikJogja di SMP Stella Duce 1, Dagen, Sosromeduran, Gedong Tengen, Kota Jogja Senin (20/11).

Sementara itu, Wiwit mengaku tak banyak dijelaskan detail film yang dibuat itu. Wiwit pun mengaku hanya diberitahu tema film mengisahkan tentang kehidupan guru BK.

"Spill-nya nggak banyak. (Wregas mengatakan) Besok saya akan bikin film bu tentang guru BK. Tidak menyangka bahwa sekian bulan kemudian dihubungi dan itu santun ada istilah ketika saya chatting di situ, 'Bila Bu Wiwit berkenan. Jika Bu Wiwit tidak berkenan tidak apa-apa, Bu'. Jadi sangat santun," ungkap Wiwit.

Bangga Bisa Jadi Inspirasi

Wiwit pun mengaku bangga dengan salah satu anak didiknya ini. Dia juga bersyukur ketika menjadi salah satu inspirasi film Budi Pekerti.

"Yang pasti tidak henti-hentinya bersyukur itu sungguh luar biasa. Tidak menyangka bahwa ini merupakan apresiasi yang luar biasa sebagai guru yang 20 tahun lebih Loh kok ada kayak begini. Sudah mungkin jika ada sebagai guru ada rasa kecewa, capek, kemudian marah itu sudah terhapuskan semua," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Estu. Estu mengaku terharu dan bangga saat mengetahui alumninya menjadi orang yang berguna dan inspiratif.

"Saya merasa ini upah terbesar saya sebagai guru. Ketika tahu alumni itu hidupnya berguna bagi banyak orang itu luar biasa apalagi ini sangat menginspirasi. Wah sangat terharu, bangga. Itu yang kami rasakan," jelas Estu.

Pesan untuk Kaum Muda

Estu pun memberikan pesan kepada anak-anak muda agar punya mimpi besar dan tekad kuat memperjuangkan mimpi itu. Dia menyebut halangan dan rintangan selalu ada, tapi pasti ada jalan untuk melewatinya.

"Wregas salah satunya, dia menyadari potensinya dan kemampuannya meskipun dia harus melalui banyak hal, tapi dia menunjukkan bahwa dia mampu. Senjata utamanya dia menunjukkan karyanya, sehingga keluarganya mampu menerima. Banyak keluarga yang lain itu mereka lebih cenderung ke pendidikan, lalu pada pilihan film yang menjadi mimpinya, dia setia pada pilihan itu dan berjuang dengan teguh," ujar Estu.

"Untuk anak-anak muda yang lain, saya kira perlu untuk menyadari ini bahwa raihlah mimpi itu setinggi mungkin, berusaha sebaik mungkin, dan ketika sudah berhasil tetaplah rendah hati karena orang Jawa itu mengatakan 'ambeg utomo, itu andhap asor," pesan dia.

Wiwit juga menekankan jika setiap pribadi adalah guru bagi dirinya sendiri. Dia berpesan masing-masing pribadi unik dan punya perjalanan waktu yang berbeda.

"Kebetulan Wregas mungkin pemantiknya pada saat SMP, tetapi mungkin orang lain mendapatkan pemantik saat kuliah atau SMA," terang Wiwit.

"Saya selalu menyebut bahwa saya, Pak Estu, dan guru-guru lainnya hanya mozaik kecil yang menempel pada diri pribadinya, hanya kecil, tapi ketika itu dianggap sebagai melengkapi, terima kasih. Masing-masing lukisan itu dibuat oleh dirinya sendiri," tutup ibu satu anak ini.

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video "Inspirasi di Balik Cerita Film 'Budi Pekerti' "
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ahr)