Bahas Bom Atom PD II, Jadwal Oppenheimer di Jepang Masih 'Gaje'

Oppenheimer, film garapan Christopher Nolan, belum dapat jadwal tayang di Jepang diduga karena bahas bom atom yang tewaskan banyak warga sana.

Bahas Bom Atom PD II, Jadwal Oppenheimer di Jepang Masih 'Gaje'
image
Jakarta, CNN Indonesia --

Film terbaru Christopher Nolan, Oppenheimer, hingga kini disebut belum mengumumkan jadwal tayang di Jepang, di saat penayangan global direncanakan 21 Juli. Film tersebut bahkan tayang lebih awal di Indonesia, yakni 19 Juli.

Belum munculnya pengumuman jadwal tayang Oppenheimer di Jepang diduga karena film hasil adaptasi American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin fokus pada pembuatan bom atom selama Perang Dunia II.

"Rencana belum diselesaikan untuk semua pasar," kata juru bicara studio terkait jadwal tayang Oppenheimer di Jepang, seperti diberitakan Variety pada Sabtu (29/6)

Sehingga, situasi di Jepang dinilai rumit karena pokok bahasan film itu adalah kehancuran yang ditimbulkan bom di negara tersebut.

Oppenheimer mengisahkan fisikawan Amerika J. Robert Oppenheimer (Cillian Murphy) memimpin upaya pembuatan senjata pemusnah massal yang mengakhiri perang.

[Gambas:Video CNN]

Sekitar 200 ribu warga sipil Jepang tewas setelah dua bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Meskipun hal itu mungkin tak cukup kuat untuk melarang penayangan di Jepang, masih belum jelas warga di sana tertarik menyaksikannya di bioskop atau tidak mengingat film berlatar Perang Dunia II mendapatkan hasil box office beragam di Jepang.

The Wolverine (2013) yang menyinggung pengeboman Nagasaki tayang di Jepang, tapi hanya mengumpulkan US$7,9 juta.

Sedangkan film rilisan 2006, Letters From Iwo Jima, yang mengambil perspektif Jepang dan menggunakan bahasa lokal berhasil mengumpulkan US$42,9 juta.

Jumlah itu jauh lebih banyak daripada Flags of Our Fathers, yang mengisahkan cerita serupa dan digarap oleh tim yang sama, tapi mengambil sudut pandang Amerika. Film rilisan 2006 mendapatkan US$13,1 juta dari penonton Jepang.

Namun, sumber mengatakan Oppenheimer berbeda dari film-film yang sudah tayang. Film khusus dewasa itu akan lebih banyak mengambil latar di laboratorium dan aula pemerintahan Amerika, bukan medan perang.

Di sisi lain, hal itu juga dipengaruhi oleh Jepang yang tak sama seperti pasar film internasional pada umumnya. Meski studio Hollywood memiliki pengaruh, tapi keputusan akhir penayangan film tak ada di tangan mereka.

Nasib penayangan Oppenheimer di Jepang akan ditentukan Toho-Towa, distributor film Hollywood terbesar di sana.

Alasan lainnya adalah upaya pemasaran film di sana juga sangat terstruktur sehingga Jepang sering menjadi negara "terakhir" yang menayangkan film-film Hollywood, bahkan bisa "telat" berbulan-bulan dari penayangan global.

(chri)