Waspadai Era Internet, Permintaan Film Bokep Termasuk yang Dibintangi Jenna Jameson Sulit Dibendung karena Kondisi Ini

Alih-alih khawatir anak di bawah umur kecanduan bokep atau film porno. Dewasa pun bisa.

Waspadai Era Internet, Permintaan Film Bokep Termasuk yang Dibintangi Jenna Jameson Sulit Dibendung karena Kondisi Ini
image

Alih-alih khawatir anak di bawah umur kecanduan bokep atau film porno. Dewasa pun bisa.

Film bokep, bokep Indonesia, gambar porno, film porno, tumbuh subur seiring digitalisasi. Termasuk di saat-saat menjelang kontestasi Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 di Tanah Air. Beberapa tokoh politik diedit fotonya, disandingkan dengan pemeran film dewasa, digambarkan doyan film bokep, dan seterusnya.

Dalam situasi demikian, bisa terjadi penggiringan opini, perubahan kecenderungan untuk memilih, dan tidak disangka ada pula yang lantas berselancar di dunia maya, mencari-cari kebenaran berita, dan berakhir mampir di situs bokep karena menggunakan kata kunci tertentu, serta keandalan machine learning.

Sehingga bisa disebutkan alih-alih khawatir anak di bawah umur kecanduan bokep atau film porno. Dewasa pun bisa, dan sangat potensial.

Dikutip dari Special Report PBS.org, industri film bokep secara pesat tumbuh besar dan mendapatkan laba luar biasa. Sejak 1990-an, perusahaan seperti Vivid Video, VCA Pictures, dan majalah syur ternama Playboy menghasilkan produk tanpa henti.

Alih-alih harus ide baru, tema dan kisah bisa dikemas ulang dan hasilnya dijual dengan label "baru". Distribusinya murah, melalui beberapa media nasional, termasuk penyewaan video dan mail-order, rumah sampai hotel dengan prinsip tontonan berbayar, situs web, sampai TV satelit.

Sedemikian hebatnya laju industri bokep itu, hingga perusahaan mainstream seperti perusahaan otomotif Amerika Serikat General Motors, jaringan perhotelan Marriott, serta industri teknologi AT&T dan sederet industri yang memiliki sektor layanan telekomunikasi, pertelevisian, termasuk saluran TV satelit "terbantu" pendapatannya oleh kehadiran film porno.

Contohnya film bokep produksi Vivid yang dibintangi ratu bokep kondang Negeri Paman Sam saat itu, Jenna Jameson. Filmnya  bisa disewa di toko video, dibeli lewat layanan pos, ditonton di hot channel perusahaan teknologi, sampai dipesan di kamar hotel.

Kemudahan mengkonsumsi film bokep membuat pornografi semakin populer, sekaligus lebih menguntungkan.

Menurut Forrester Research, menjelang awal milenium kedua saja, pasar konten dewasa bisa menghasilkan sekitar 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Lantas tahun pertama atau 2001, total meraup 14 miliar dolar AS yang melebihi pencapaian pertandingan sepak bola, baseball, sampai basket digabungkan menjadi satu.

Dikutip dari The New York Times, pasar pornografi begitu luas. Investor dan perusahaan besar cepat ditemukan, dan begitu penghalang privasi dihilangkan, tampak betapa audiens sangat banyak.

Tren inilah yang membuat pornografi sulit untuk dilarang di era  internet. Semakin terdesentralisasinya pornografi, semakin banyak uang, waktu, dan upaya yang harus dilakukan bila jaksa penuntut mesti berjuang untuk melawan pornografi.

Padahal, langkah ini menjadi pertarungan tersendiri di antara persaingan tekanan politik dan anggaran.

Saat ini, ekonomi bisnis pornografi sudah sedemikian rupa sehingga saat operator besar film bokep ditutup yang berwajib, seratus situs yang lebih kecil bisa tumbuh kembang.

Belum lagi "dukungan" dari software pertukaran file "peer-to-peer" yang semakin populer, yang memungkinkan individu untuk mencari dan memperdagangkan segala jenis media digital. Juga bisa mengubah setiap hard drive yang terhubung ke Internet menjadi pusat distribusi pornografi yang potensial.

"Pertumbuhan internet hampir tak terbayangkan. Setiap hari, puluhan ribu situs naik," jelas Jeffrey Douglas, pengacara yang membela beberapa CEO anti-industri pornografi di awal 1990-an.

"Tidak peduli seberapa agresif tuntutan, tidak ada cara yang bisa mencegah seorang lelaki memasang gambar bokep di sebuah situs. Jadi, bokep bisa tumbuh begitu banyak karena berkaitan dengan permintaan, dan mekanisme distribusi yang murah," tandasnya.