Review Film: The Last Voyage of the Demeter

Review film: The Last Voyage of the Demeter menjadi bukti novel Dracula karya Bram Stoker memang sebuah karya yang tak lekang oleh zaman.

Review Film: The Last Voyage of the Demeter
Jakarta, CNN Indonesia --

Saya sebenarnya tak pernah mengira bahwa kisah legendaris yang sudah berkali-kali dikisahkan dalam berbagai bentuk seperti Dracula akan muncul lagi pada 2023.

Terakhir kali saya melihat adaptasi novel berusia 125 tahun karya Bram Stoker tersebut adalah dalam serial Dracula yang dibuat BBC dan Netflix pada 2020 lalu, dan itu menjungkir-balikkan kisah Count Dracula.

Kini, penggalan kisah perjalanan si penghisap darah dibuat dalam satu film panjang utuh selama 120 menit oleh sutradara horor asal Norwegia, André Øvredal.

Hasilnya? The Last Voyage of the Demeter membuat saya semakin sadar bahwa novel Bram Stoker memang sebuah karya yang tak lekang oleh zaman.

Kisah beberapa halaman itu berkembang begitu luas dalam film ini, lalu liar, dalam, dan terasa sebuah narasi baru, tapi dengan sentuhan yang sudah dikenal sejak lama.

Meskipun, saya harus jujur bahwasanya pengembangan oleh Bragi Schut Jr. yang dibantu Zak Olkewicz ini tidak sampai membuat saya berdecak kagum.

The Last Voyage of the Demeter merupakan film horor adaptasi dari bab bertajuk The Captain's Log dari novel legendaris Dracula karya Bram Stoker yang rilis pada 1897.Review: The Last Voyage of the Demeter membuat saya semakin sadar bahwa novel Bram Stoker memang sebuah karya yang tak lekang oleh zaman. (dok. DreamWorks Pictures/Reliance Entertainment/Storyworks Productions/Studio Babelsberg/Phoenix Pictures/Wise Owl Media via IMDb)

Namun saya sungguh menghargai bagaimana Bragi Schut Jr. dan Zak Olkewicz mengembangkan beberapa halaman dari Bram Stoker itu menjadi sebuah perjalanan menegangkan dan detail.

Dibantu visualisasi apik dari André Øvredal, The Last Voyage of the Demeter menawarkan petualangan dan ketegangan sepanjang perjalanan.

Ketegangan itu jelas terbantu dari narasi psikologis terjebak berada dalam sebuah tempat terbatas macam film survival. Bedanya, penonton sudah mengetahui akhir dari film sejak awal diputar.

Perbedaan itu yang membuat intensitas ketegangan bukan berasal dari pertanyaan siapa yang akan hidup, tetapi dari bagaimana Dracula satu per satu menjadikan para awak menjemput maut mereka.

Tentu The Last Voyage of the Demeter tidak akan plek-ketiplek mengikuti The Captain's Log dari Bram Stoker. Mereka mengubah banyak hal dari cerita itu, termasuk soal cerita sang kapten dalam jurnalnya.

Namun, plot dasarnya masih sama, yakni bagaimana perjalanan kapal Demeter itu mengarungi Laut Hitam, menuju Laut Mediterania, lepas ke Samudera Atlantik, lalu menuju Inggris di utara dengan aura kematian di dalamnya.

Lanjut ke sebelah...

[Gambas:Video CNN]