Imbas Demo Hollywood untuk Industri Perfilman Indonesia

Manoj Punjabi mengaku jika demo para aktor hingga penulis di Hollywood memberikan dampak pada industri perfilman Indonesia. Seperti apa?

Imbas Demo Hollywood untuk Industri Perfilman Indonesia
Jakarta -

100 hari sudah Hollywood diguncang demonstrasi oleh gerakan yang diinisiasi para penulis, aktor, dan kini penggiat visual efek (VFX). Hal ini pun membuat beberapa rumah studio besar memundurkan jadwal penayangan film-film mereka hingga ke tahun depan dan mengubah seluruh timeline-nya.

Tentunya keputusan tersebut berdampak besar pada negara-negara yang menjadi pasar besar mereka, seperti Indonesia dan membuat slot jadwal film Hollywood di bioskop pun menjadi lebih lenggang. Kejadian ini tentunya menjadi salah satu perhatian para sineas, khususnya produser-produser Tanah Air, seperti Manoj Punjabi yang merupakan bos dari MD Entertainment.

Sebagai penikmat film, Manoj mengaku sedih karena perputaran film-film Hollywood di bioskop menjadi berkurang. Namun sebagai pebisnis, tentunya ini adalah salah satu kesempatan yang harus dioptimalkan.

"Bagi saya secara pribadi, duh nggak ada film (Hollywood), tapi secara bisnis ini opportunity besar. Tapi bukan berarti film (Hollywood) dihentikan, tapi dimundurkan. Contoh ada 20 film tapi jadinya hanya 10 saja. Ya problem untuk orang lain bisa jadi kesempatan untuk kita," paparnya saat ditemui di kantornya di MD Place, Jakarta Selatan.

Manoj Punjabi saat ditemui di kantornya di MD Place.Manoj Punjabi saat ditemui di kantornya di MD Place. Foto: Asep Syaifullah/detikHOT

Lantas apakah ia dan timnya di MD sudah menyiapkan rencana untuk menghadapi fenomena tersebut?

"Yang pasti planning kita sampai September sudah jelas, 17 Agustus Catatan Si Boy, 21 September Kisah Tanah Jawa, kami ada beberapa film yang sudah syuting kayak Jurnal Risa, Do You See What I See dan tiga judul belum di-announce. Ya empat film sudah pasti, jadi kami lagi gencar di mana tanggal yang tadinya Hollywood isi tapi dia minggir (mundur jadwal tayang) kita isi," ungkap produser Catatan Si Boy tersebut.

Selain itu, Manoj Punjabi juga turut membicarakan perihal situasi industri perfilman di Tanah Air yang masih jauh dari kata ideal. Baginya, ada potensi besar yang harusnya bisa dicapai mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar.

Ia pun sedikit membandingkan dengan keadaan di Malaysia yang bisa mendapatkan 5 hingga 6 juta penonton, meskipun jumlah penduduknya hanya 33 juta orang.

"Masih jauh, buat saya itu harusnya film Indonesia dapat 20 sampai 25 juta (penonton) per movie. Tapi ini belum, potensinya harus ke sana. Target 15 juta sih sudah nggak mustahil (untuk saat ini). Belum (perkembangannya), masih bisa dibesarkan lagi karena populasi kita (besar). Di Malaysia penonton terbanyak 5-6 juta penonton, itu 33 juta penduduk. Kita 270 jutaan penduduk masa cuma 10-an juta, jadi at least 20-an juta itu baru wajar," pungkasnya.

Hingga saat ini, film terlaris di Indonesia masih dipegang oleh KKN di Desa Penari dengan jumlah mencapai 10 juta penonton sejak diputar pada di bioskop pada 30 April 2022.

Simak Video "Dukung Penulis, Para Aktor SAG-AFTRA: Mereka Adalah Korban"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/mau)