Bangun Perbatasan, Korsel Alokasikan Rp164 Triliun

BREAKINGNEWS.CO.ID – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) dilaporkan akan mengalokasikan dana sebesar 13,2 triliun won atau sekitar 164 triliun rupiah yang bertujuan untuk membangun wilayah perbatasan dengan Korea Utara (Korut) selama satu dekade ke depan. Dikutip pada Jumat (8/2/2019) Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel menjabarkan uang tersebut akan digunakan untuk 225 proyek di wilayah perbatasan antar-Korea…

Bangun Perbatasan, Korsel Alokasikan Rp164 Triliun

BREAKINGNEWS.CO.ID – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) dilaporkan akan mengalokasikan dana sebesar 13,2 triliun won atau sekitar 164 triliun rupiah yang bertujuan untuk membangun wilayah perbatasan dengan Korea Utara (Korut) selama satu dekade ke depan. Dikutip pada Jumat (8/2/2019) Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel menjabarkan uang tersebut akan digunakan untuk 225 proyek di wilayah perbatasan antar-Korea hingga 2030 mendatang.

Proyek itu bertujuan untuk membangun landasan pertukaran dan kerja sama antar-Korea. Sekitar 5,1 triliun won atau sekitar 63,3 triliun rupiah dialokasikan untuk 21 proyek pengembangan dasar bagi pertukaran dan kerja sama antar-Korea, termasuk pembangunan jalan dua jalur antara Pulau Yeongjong dan Pulau Shin di sepanjang pesisir barat.

Korsel juga akan melakukan pemulihan wilayah Korea Selatan di jalur Gyeongwon, sebuah rute kereta api antara Seoul dan kota pesisir timur Wonsan milik Korut. Pusat pertukaran budaya antar-Korea akan dibangun di Cheorwon, sebuah kota perbatasan Korea Selatan yang dilewati jalur kereta Gyeongwon. Untuk mengembangkan daerah perbatasan secara seimbang, 3,4 triliun won atau sekitar 42,2 triliun rupiah akan dialokasikan untuk 54 proyek, termasuk membangun kawasan industri dan menciptakan situasi yang kondusif bagi bisnis start-up.

Sekitar 3 triliun won atau sekitar 37,2 triliun rupiah dialokasikan untuk merangsang pariwisata perdamaian di wilayah perbatasan, termasuk pembuatan rute wisata di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membelah Semenanjung Korea sejak Perang Korea 1950-1953 silam, yang berakhir dengan gencatan senjata. Sisa 1,7 triliun won atau sekitar 21,1 triliun rupiah dialokasikan ke 42 proyek untuk memperbaiki kondisi domisili, seperti perluasan pusat budaya, olahraga dan kesejahteraan, serta pembangunan jaringan pasokan bahan bakar gas.

Kementerian tersebut menjabarkan dana tersebut termasuk 5,4 triliun won atau sekitar 67,1 triliun rupiah dari pemerintah pusat, masing-masing 2,2 triliun won atau sekitar 27,3 triliun rupiah dari pemerintah daerah dan 5,6 triliun won atau sekitar 69,5 triliun rupiah dari sektor swasta. Pengembangan wilayah perbatasan selama ini terbatas karena alasan keamanan militer. Selama delapan tahun terakhir, total 2,8 triliun won atau sekitar 34,7 triliun rupiah dihabiskan untuk mengembangkan proyek pariwisata, membangun kawasan industri, dan memperluas infrastruktur transportasi perbatasan.

Investasi yang akan diperluas ini dianggap mencerminkan perubahan situasi di dalam dan luar negeri, termasuk hubungan antar-Korea yang membaik. Sebelumnya, Korsel dan Korut sepakat melakukan modernisasi yang nantinya akan menghubungkan jalur kereta api dan jalan di sepanjang Semenanjung Korea bagian timur dan barat. Kedua belah pihak mengadakan upacara peletakan batu pertama pada Desember lalu, akan tetapi pembangunannya belum dilakukan karena terkendala sanksi internasional terhadap Pyongyang.