4 Bintang Film Asia Tenggara Pertama di Hollywood, Salah Satunya dari Indonesia

Hollywood Amerika Serikat dikenal sebagai industri film tertua di dunia. Tercatat 4 bintang film ASEAN pertama pernah bermain film di sana

4 Bintang Film Asia Tenggara Pertama di Hollywood, Salah Satunya dari Indonesia
image

JawaPos.com–Hollywood atau Sinema Amerika Serikat dikenal sebagai industri film tertua di dunia. Itu lantaran menjadi tempat di mana studio film dan perusahaan produksi yang paling awal muncul.

Kesuksesan film-film produksi Hollywood yang sering menjadi film box office membawa Amerika memperoleh keuntungan tinggi jika dibandingkan dengan industri film di negara lain. Kesuksesan tersebut berkaitan erat dengan kelihaian mereka dalam memanfaatkan teknologi dengan membuat berbagai efek seperti, suara, animasi, visual efek, dan lainnya.

Tak mengherankan bila banyak perusahaan perfilman di seluruh dunia yang ingin mengikuti jejak Hollywood dalam menghasilkan film. Tak sedikit pula aktor dan aktris dari penjuru dunia yang mencoba peruntungan sekuat tenaga agar bisa masuk industri film Hollywood dan sukses membintangi film-filmnya. Tak terkecuali aktor dan aktris dari Asia Tenggara.

Baca Juga: Cetak Rekor, New Jeans Duduki Penjualan Album Girl Group Tertinggi dalam Sejarah

Hingga saat ini kehadiran aktor dan aktris asal Asia Tenggara dalam film-film Hollywood relatif terbatas. Meskipun menghadapi hambatan yang signifikan karena perbedaan budaya, bias rasial, dan selera Hollywood. Diketahui beberapa aktor dan aktris perintis berhasil menerobos dan membuat jejak mereka.

Akun Instagram @seasia.news membagikan unggahan empat orang pertama dari Asia Tenggara yang berhasil menerobos industri perfilman Hollywood.

  1. Elena Jurado (Filipina)

Elena Jurado lahir pada 19 Mei 1901 di Cebu, Filipina. Dia adalah seorang aktris, yang dikenal membintangi film What Price Glory pada 1926 dan Twenty Legs Under The Sea pada 1927.

Baca Juga: Kisah Pertemanan Robert Oppenheimer dengan Albert Einstein

Elena disebut menghadapi banyak tantangan selama awal abad ke-20. Pada saat stereotipe rasialisme yang lazim di industri ini, kesuksesan Elena mewakili langkah maju untuk keragaman dan representasi. Bakat dan ketangguhannya memungkinkan dia untuk menantang persepsi sempit para aktor Asia Tenggara, serta membuka jalan bagi generasi mendatang.

  1. Dewi Dja/Devi Dja (Indonesia)

Lahir di Situbondo, 1 Agustus 1914 dan dikenal dengan nama Miss Dja memiliki nama asli Misri dan kemudian menjadi Soetidjah. Dia seorang penari, pemain sandiwara, dan pemain film Indonesia yang terkenal pada era 1940-an.

Dia tergabung pada kelompok Opera Dardanella, tetapi sekitar 1940, dia hijrah ke Amerika Serikat bersama suaminya, Willy Klimanoff (pendiri kelompok Dardanella). Hingga masa akhir hidupnya dia memilih berkarir di Amerika sebagai entertainer profesional dan dimakamkan di California pada 19 Januari 1989.

Baca Juga: Tuai Pujian, Bintang Barbie Margot Robbie Viral karena Tunjukkan Kemampuan Bahasa Isyarat ke Penggemar

Dewi muncul sebagai perintis pada pertengahan abad ke-20. Terlepas dari hambatan yang dihadapi aktor non kulit putih, penampilan terampil dan tekad Dewi mendapat perhatian dan pengakuan, menampilkan bakat Asia Tenggara di panggung internasional. Salah satu film pendek yang mengangkat kisah biografi tentang Dewi berjudul I Remember Devi Dja karya R. Christian Anderson pada 2017 lalu.

  1. Ibrahim Pendek (Malaysia)

Laki-laki berkebangsaan Malaysia ini lahir dengan nama asli Ibrahim bin Hassan pada 1932. Dia seorang seniman film Melayu yang terkenal tidak hanya karena aktingnya tetapi juga istimewa karena dikaruniai tubuh setinggi 130 cm.