Warganet dan Pecinta Sinema Indonesia Kritik Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' yang Dinilai Eksploitasi Kisah Nyata Tragis

Poster film "Vina: Sebelum 7 Hari" yang baru saja rilis beberapa hari lalu banjir kritikan dari warganet dan pecinta sinema Indonesia.

Warganet dan Pecinta Sinema Indonesia Kritik Film 'Vina:  Sebelum 7 Hari' yang Dinilai Eksploitasi Kisah Nyata Tragis
image

JawaPos.com - Poster film "Vina: Sebelum 7 Hari" yang baru saja rilis beberapa hari lalu banjir kritikan dari warganet dan pecinta sinema Indonesia. Kisah Vina dan Eky yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan akibat tindakan geng motor pada 2016 lalu tersebut dirasa tidak layak untuk diceritakan menjadi film layar lebar.

Film yang dibuat oleh rumah produksi Dee Company tersebut dinilai tidak layak menjadi konsumsi publik karena menggunakan kejadian nyata tragis yang melibatkan pembunuhan dan pemerkosaan, serta menggunakan nama asli korban.

“Minimal yang bisa kita lakukan menghadapi pembuat film culas dan eksploitatif gila duit yang berlindung di balik 'keluarganya udah ngizinin' adalah dengan tidak membeli tiket nontonnya, tidak menyebarkan materi promosinya, tidak datang ke gala premiere, tidak menjadi pendukung,” ujar akun X pecinta film @FilmIndoSource.

“Beraninya mereka membuat film yang bergambar kekerasan seksual terhadap perempuan bahkan dikomersialkan?” kata akun X @yoongiontwt.

Baca Juga: Mengharukan, Intip Cuplikan Film ‘Dua Hati Biru’ lanjutan dari Kisah Dara dan Bima di Film ‘Dua Garis Biru’

Begitu pula dengan akun-akun yang biasanya membagikan informasi film Indonesia demi kemajuan sinema tanah air, namun kali ini mengkritik keras hingga tidak sanggup untuk menginformasikan film tersebut.

“Biasanya saya share semua kabar tentang film Indonesia. Bahkan sampai saya cari-cari sendiri semampu saya, karena saya berpendapat sebelum tayang sebuah film hendaknya sedini mungkin berkabar kepada calon penonton. Namun kali ini maaf saya tidak bisa,” tulis @bicaraboxoffice.

Semakin banyaknya film horor yang diangkat dari kisah nyata dan mendapatkan perhatian publik, diduga menjadi alasan sineas masih membuat film serupa.

“Sayangnya 90% tuh film bakal laku keras, beritanya viral, genrenya horror dan ada gorenya, PH sama sutradaranya juga nama besar,” kata salah satu warganet dengan akun X @Naysurendra.

Baca Juga: Ma Dong Seok hingga Im Siwan Kuasai Peringkat Teratas Reputasi Merek Bintang Film bulan Februari 2024

“Sayangnya masih banyak yang lebih tertarik nonton sama fenomena gini. Liat di IG-nya aja isinya udah ada penggemar PH nya itu sendiri,” ujar akun X @toilsan.

Beberapa warganet pun memastikan mereka tidak akan menonton film tersebut, sehingga tidak mendorong semakin larisnya film yang mengeksploitasi kisah tragis.

“Ga semua 'based on true story' layak ditonton memang,” kata akun X @ditapedia.

“Emmmm yg ini nggak dulu deh, kasian anjir. Ini keluarganya butuh banget duit apa ya sampe kisah tragis aja difilmkan,” ujar @changanism.