Review Film: Wish

Review Wish: di antara goresan visual dan audio yang menawan, film ini berfondasi cerita lemah dan hanya terkesan perayaan 100 tahun studio anak-anak.

Review Film: Wish
image
Jakarta, CNN Indonesia --

Wish memang kental dengan nuansa perayaan satu abad Walt Disney Studios. Namun, penghormatan itu rasanya tak bisa membuat film ini menjadi masterpiece terbaru studio raksasa Hollywood tersebut.

Saya tidak sepenuhnya sepakat jika film ini dicap buruk atau murahan. Harus diakui, Wish tetap memiliki sejumlah keunggulan, terutama dalam aspek audio dan visual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Scoring musik dan lagu-lagu sepanjang cerita menjadi salah satu nilai plus. Unsur musikal yang telah melekat dalam setiap karya studio di Mickey Mouse itu memainkan perannya dengan pas.

Ia membantu membangun suasana dalam cerita, hingga menggambarkan motif dan ambisi para karakter yang terlibat. Vokal Ariana DeBose dan performa Chris Pine juga kian menunjang manisnya elemen musikal Wish.

Mungkin terlalu dini untuk mengatakan bahwa soundtrack Wish ikonis, apalagi bersanding dengan lagu-lagu legendaris keluaran studio itu seperti Let It Go hingga A Whole New World.

Namun, tak bisa dipungkiri ada beberapa lagu yang catchy dan punya prospek untuk dikenang, seperti This Wish hingga This Is The Thanks I Get!?

[Gambas:Video CNN]

Walau demikian, ada beberapa bagian dalam soundtrack itu yang terdengar terlalu pop, sehingga melunturkan daya magis pemantik bulu bergidik.

Eksekusi visual dalam film ini juga cukup menarik. Wish menggabungkan gaya tradisional lewat animasi cat air (watercolor animation) dengan animasi komputer.

Pendekatan yang berusaha menggabungkan dua gaya animasi dari dua masa berbeda itu tak mengecewakan. Wish dapat menyajikan animasi dengan gaya yang jarang ditemukan, tetapi tetap visually pleasing.

Terlebih, desain produksi film ini menurut saya juga pantas dipuji, mulai dari lanskap Kerajaan Rosas yang megah bak negeri dongeng hingga kostum Raja Magnifico yang mewah dan penuh detail apik.

Nilai plus dalam aspek audio dan visual itu sayangnya tak diimbangi dengan cerita yang kuat. Ide cerita solid tentang asa merajut mimpi dan harapan justru kehilangan arah ketika dirangkai dalam naskah.

Narasi cerita yang lemah itu pun berimbas ke berbagai hal, seperti motif Magnifico sebagai raja maupun villain yang tidak jelas. Hal itu membuat saya sulit meresapi emosi dan latar belakang dari setiap langkah Magnifico.

Lanjut ke sebelah...