Ressa Herlambang Kaget Ada PH yang Bikin Film Panas di Indonesia

Ressa Herlambang berharap video-video yang beredar bisa dihapus dan ditutup aksesnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Ressa Herlambang Kaget Ada PH yang Bikin Film Panas di Indonesia
image
JawaPos.com - Penyanyi Ressa Herlambang mengungkapkan keterkejutannya ternyata ada rumah produksi atau production house (PH) yang memproduksi film dewasa di Indonesia. Dia cukup terkejut mengingat pornografi dan pornoaksi jelas-jelas dilarang di Tanah Air sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
"Saya cukup kaget ternyata di Indonesia ada produksi film biru ya," ujar Ressa Herlambang saat ditemui di bilangan Gunawarman Jakarta Selatan, Selasa (12/9).

Dia mengatakan, Indonesia berbeda dengan negara lain misalnya Jepang yang bisa menjadikan film porno sebagai industri. Di Indonesia, tegasnya, sangat tidak cocok hal tersebut lantaran berlawanan dengan adat dan budaya yang dianut oleh masyarakat. 

Beredarnya film dewasa yang diproduksi di Tanah Air tentu sangat disesalkannya. Ressa Herlambang berharap video-video yang beredar bisa dihapus dan ditutup aksesnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Kominfo, harapannya bisa menghapus tayangan-tayangan ini kalau sudah tersebar luas. Takutnya nanti generasi junior kita menikmati tayangan tidak mendidik seperti ini," katanya.

Ressa Herlambang memahami motivasi selebgram atau bahkan kabarnya ada kalangan selebriti yang ikut terlihat dalam produksi film porno. Motifnya, kata Ressa, tidak jauh dari urusan finansial. 

"Meski ada tuntutan gaya hidup, tidak sepantasnya selebgram atau publik figur memilih menjadi pemain film porno. Karena masih banyak pekerjaan lain yang menghasilkan,"katanya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap adanya rumah produksi membuat film porno di bawah arahan sutradara I dan diproduksi di 3 studio di kawasan Jakarta Selatan.

Dua studio yang dijadikan syuting film porno terletak di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dan satu studio lainnya berada di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan 5 orang sebagai tersangka. Mereka adalah laki-laki sutradara berinisial I, JAAS (kameraman), AIS (editor), AT (sound engineering), dan seorang wanita berinisial SE (sekretaris sekaligus pemeran film).

Rumah produksi ini rupanya sudah membuat sekitar 120 judul film porno yang diunggah di laman website yang dikelola para tersangka. Produksi film porno ini melibatkan belasan pemeran wanita dan kabarnya beberapa diantaranya berasal dari publik figur. 

Untuk dapat menonton film porno tersebut, para tersangka mematok tarif berlangganan.