Optimistis! Perundingan Baru Perang Dagang Cina-AS Tuntaskan Sengketa

BREAKINGNEWS.CO.ID – Perundingan baru terkait perang dagang antara Cina dengan Amerika Serikat (AS) sudah berhasil ‘meletakkan dasar’ untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang merusak antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Optimistis! Perundingan Baru Perang Dagang Cina-AS Tuntaskan Sengketa

BREAKINGNEWS.CO.ID – Perundingan baru terkait perang dagang antara Cina dengan Amerika Serikat (AS) sudah berhasil ‘meletakkan dasar’ untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang merusak antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Negosiasi di Beijing awal pekan ini menghasilkan komitmen yang "luas, mendalam dan terperinci," kata Kementerian Perdagangan Cina, seperti dilansir BBC, Kamis (10/1/2019). AS menyoroti janji Cina untuk membeli lebih banyak komoditas pertanian mereka dan barang-barang lainnya, tanpa memberikan spesifikasi.

Tidak ada pihak yang mengatakan kapan kedua negara akan bertemu lagi untuk melanjutkan negosiasi awal tahun ini. Pembicaraan level pejabat menengah AS - Cina di Beijing berakhir pada 9 Januari 2019 lalu. Mereka tidak diharapkan untuk menghasilkan kesepakatan akhir, akan tetapi, optimisme tentang kemajuan ikut merangsang dinamika positif pasar saham global sepanjang pekan ini.

Sebuah pernyataan dari Perwakilan Perdagangan AS mengatakan, pembicaraan tersebut "berfokus pada janji Cina untuk membeli sejumlah besar produk pertanian, energi, manufaktur, dan lainnya serta jasa layanan dari Amerika Serikat". Sedangkan Kementerian Perdagangan Cina mengatakan diskusi itu "membentuk dasar untuk penyelesaian masalah satu sama lain".

Mereka sepakat untuk mempertahankan kontak dekat, kata pernyataan itu. Diskusi menandai pembicaraan formal pertama sejak Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping sepakat untuk tidak mengenakan tarif baru pasca-KTT G20 pada Desember 2018 di Buenos Aires.

Gencatan perang dagang terjadi setelah kedua belah pihak memberlakukan beberapa putaran tarif pada 2018. Washington dan Beijing memberlakukan tarif senilai lebih dari 300 miliar dolar AS atau sekitar 4.395 triliun rupiah dalam total perdagangan dua arah awal tahun ini. Hal tersebut mengunci konflik yang berdampak pada menurunnya keuntungan, yang mengancam keseimbangan pasar global.

AS memberlakukan bea impor senilai lebih dari 250 miliar dolar AS atau sekitar 3.522,2 triliun rupiah terhadap barang-barang Cina, dan mengatakan akan menambah lebih banyak lagi. Pemerintah Cina merespons dengan memberlakukan bea impor terhadap barang-barang AS senilai 110 miliar dolar AS atau sekitar 1.549,7 triliun rupiah.

Presiden Trump mengatakan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai sebelum komitmen gencatan perang dagang berakhir pada 2 Maret 2019, sebagaimana yang disepakati pada KTT G20 Desember 2018, ia akan menambah lagi bea atas barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS atau sekitar 2.817,8 triliun rupiah, atau meningkat dari yang semula 10 persen menjadi 25 persen.