Hasil Survei Berbeda, Ini Penjelasan Litbang Kompas

BREAKINGNEWS.CO.ID - Sejumlah hasil survei lembaga survei nasional belakangan memperlihatkan hasil yang berbeda. Terkait dengan hal itu, pertanyaan pun terus bermunculan dari berbagai kalangan. Seperti halnya antara hasil survei satu lembaga dengan lembaga lainnya terdapat hasil yang berbeda jauh. Peneliti Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas mengatakan bahwa berdasarkan sisi statistik, angka survei yang dihasilkan oleh pihaknya…

Hasil Survei Berbeda, Ini Penjelasan Litbang Kompas

BREAKINGNEWS.CO.ID - Sejumlah hasil survei lembaga survei nasional belakangan memperlihatkan hasil yang berbeda. Terkait dengan hal itu, pertanyaan pun terus bermunculan dari berbagai kalangan.

Seperti halnya antara hasil survei satu lembaga dengan lembaga lainnya terdapat hasil yang berbeda jauh. Peneliti Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas mengatakan bahwa berdasarkan sisi statistik, angka survei yang dihasilkan oleh pihaknya masih masuk ke dalam rentang margin of error dari lembaga-lembaga survei yang lain.

"Kita ambil contoh seperti hasil survei kami yang terbaru kemarin. Dari hasil survei Charta Politika, mengeluarkan angka elektabilitas paslon 01 sebesar 52 persenan. Di angka kami hanya 49 persen. Kalau angka kami ditambah dengan margin of error sebesar 2,2 persen, dan angka survei dari Charta Politika dikurangi sebesar 2,2 persen, maka hasilnya masih bertemu di angka yang sama," kata Toto dalam diskusi yang mengusung tema Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?" yang digelar oleh INDO SURVEY & STRATEGY (ISS) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).

Jika berbicara mengenai angka, lanjut Toto,hasil survei yang dilakukan oleh lembaganya tersebut tidak berbeda jauh dengan lembaga survei lainnya. Kendati demikian, dirinya mengaku jika banyak yang menilai jika pihaknya menggunakan angka skeptis, bukan angka yang optimis. Setelah diketahui jika angka elektabilitas paslon 02 melonjak menjadi 37 persen, pandangan publik pun mengatakan jika pihaknya melakukan asosiasi pemihakan.

"Nah, jadi persepsi yang ditimbulkan oleh masyarakat itu seperti itu. Sejak awal kita sudah menekankan bahwa kita tidak memiliki skenario atau kecondongan kepada salah satu paslon dalam melakukan analisa survei tersebut," ungkap Toto.

Selain itu, Toto juga menegaskan bahwa bisa saja peneliti Litbang Kompas lainnya memiliki kecondongan kesalah satu paslon Pilpres 2019. Namun, ia memastikan jika itu merupakan hal pribadi masing-masing peneliti. Ia juga memastikan, dalam melakukan survei, para peneliti tersebut berlaku netral.

"Kalau ada kecondongan, mungkin itu urusan pribadi. Kalau urusan survei, saya pastikan para peneliti yang ada di kami netral. Mereka bersih dari tendensius-tendensius semacam itu," terangnya.

Adapun diskusi yang digelar oleh Indo Survey & Strategy (ISS) ini sendiri hadir sebagai pembicara yakni Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas, Peneliti LSI Denny JA Ikram Masloman, Pakar Psikometri, Riset dan Statistik Yahya Umar, Direktur Ekskutif Indo Survey & Strategy Hendrasmo, CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, Pengamat Politik Adi Prayitno.