Masyarakat Diajak Tingkatkan Pelestarian Orangutan

Sebagai salah satu satwa yang terancam punah, keberadaan orangutan sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian orangutan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Dua orangutan yang berada di pusat rehabilitasi dan reintroduksi orangutan Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pertengahan Februari 2016.
KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA

Dua orangutan yang berada di pusat rehabilitasi dan reintroduksi orangutan Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pertengahan Februari 2016.

BOGOR, KOMPAS — Sebagai salah satu satwa yang terancam punah, keberadaan orangutan sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian orangutan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai pemerintah, konservasionis, hingga masyarakat.

Salah satu upaya untuk mengajak masyarakat dan pihak lainnya dalam meningkatkan pelestarian orangutan dilakukan oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS Foundation). Kegiatan tersebut dilakukan melalui pemutaran film dan diskusi bertajuk ”FOMO: Forest for My Orangutans”, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).

Sebelum diskusi dilakukan, terdapat pemutaran film berdurasi lebih kurang satu jam terkait upaya konservasi orangutan yang dilakukan BOS Foundation di pusat rehabilitasi di Kalimantan. Dengan dibantu petugas, setiap orangutan yang diselamatkan mendapat berbagai program rehabilitasi untuk semakin beradaptasi sebelum akhirnya dilepasliarkan kembali ke alam.

Perwakilan Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Akuatik, Hewan Eksotik Indonesia(Asliqewan), Nur Purba Priambada,mengapresiasi film tentang kegiatan konservasi orangutan yang dilakukan BOS Foundation. Sebab, dalam proses pembuatan film ini, setiap kru benar-benarmemperhatikan dan menjaga agar orangutan tetap aman.

Pemutaran film dan diskusi bertajuk "FOMO: Forest for My Orangutans" di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).
PRADIPTA PANDU MUSTIKA

Pemutaran film dan diskusi bertajuk "FOMO: Forest for My Orangutans" di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).

Purba menjelaskan, upaya konservasi satwa yang dilakukan perlu mengedepankansejumlah aspek kebebasan. Jadi, satwa tersebut harus bebas dari lapar dan haus, bebas dari rasa stres dan tidak nyaman, bebas dari sakit atau penyakit, serta terpenting yaitu bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya.

”Sesuatu yang dilakukan BOS adalah bagaimana caranya aspek kebebasan bisa dipenuhi satwa. Ini karena sebelumnya orangutan tersebut ada yang dipelihara oleh manusia yang mengalami kekejaman saat proses penangkapan hingga pemeliharaan. Kemudian, bayi orangutan juga ada yang dipaksa dipisah dari induknya,” ujarnya.

Baca juga: Orangutan Belum Terbebas dari Ancaman Kepunahan

CEO BOS Foundation Jamartin Sihite berharap kegiatan FOMO bisa menjadi sarana untuk mendekatkan masyarakat dengan isu konservasi orangutan. Ini sekaligus untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang urgensi perlindungan spesies orangutan di Indonesia.

”Siapa pun dipersilakan bertanya dan mencari tahu sebanyak mungkin terkait upaya pelestarian orangutan Kalimantan yang telah kami laksanakan selama lebih dari 30 tahun,” katanya.

Selain memberikan pemahaman, tujuan utama kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian orangutan dan habitatnya. Dengan begitu, masyarakat bisa mewujudkan perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ataupun melalui kegiatan lain yang mendukung pelestarian orangutan kalimantan.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/srygeAO88e1kvf5sQzQbC8kOOPs=/1024x1508/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F07%2F13%2F20200713-H08-GKT-Konservasi-Orangutan-mumed_1594656009_png.png

Indonesia merupakan habitat dari tiga spesies orangutan, yakni orangutan sumatera (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Badan Konservasi Dunia (IUCN) memasukkan tiga spesies orangutan tersebut dalam daftar spesies terancam kritis atau satu tahap lagi menuju kepunahan di alam.

Program Development and Planning Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation Eko Prasetyo sebelumnya menyebut, populasi orangutan kalimantan saat ini sekitar 57.350 individu yang tersebar di 16 juta hektar areal hutan. Luas wilayah habitat orangutan tersebut tidak hanya di dalam kawasan konservasi, tetapi juga masuk area konsesi perusahaan.

Baca juga: Ancaman Besar Domestikasi Satwa Liar

Eko menegaskan, upaya penyelamatan orangutan sangat penting karena fauna primata tersebut merupakan spesies kunci untuk keberlangsungan ekosistem hutan. Hasil studi menunjukkan, biji makanan yang keluar dari kotoran orangutan dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan biji yang tumbuh secara alami. Ini juga didukung daerah jelajah orangutan yang sangat luas.

”Dengan melindungi orangutan, secara tidak langsung kita turut melindungi atau menjaga hutan itu sendiri. Kemudian, dengan menjaga hutan secara tidak langsung, kita juga turut membantu melindungi satwa-satwa lain yang hidup di hutan tersebut,” katanya (Kompas.id, 19/8/2023).