Mantap! 3 Film Ko-produksi Indonesia Tayang di Cannes Film Festival 2023

Tiga film ko-produksi Indonesia tayang di Cannes Film Festival, Paris 2023. Mendikbudistek Nadiem Makarim turut hadir tunjukan dukungan pemerintah Indonesia.

Mantap! 3 Film Ko-produksi Indonesia Tayang di Cannes Film Festival 2023
image
Jakarta -

Tiga film besutan Indonesia tayang perdana di Cannes Film Festival 2023 di Paris, Prancis. Festival film terbesar di dunia yang dihelat sejak 1946 ini menampilkan Tiger Stripes, Basri and Salma in a Never-Ending Comedy, dan Palme d'Or serta A Distant Call.

Tiger Stripes merupakan hasil ko-produksi internasional yang masuk penjaringan kompetisi Semaine de la Critique, bagian paralel dari Cannes Film Festival.

Film yang disutradarai Amanda Nell Eu ini merupakan ko-pruduksi sineas Malaysia, Taiwan, Singapura, Prancis, Jerman, Belanda, Indonesia, dan Qatar. Karya ini berkisah tentang Zaffan, anak 12 tahun yang menghadapi perubahan fisik di masa remaja.

Sementara itu, Basri and Salma in a Never-Ending Comedy menjadi satu-satunya film Asia yang masuk kategori film pendek di festival film Cannes tahun ini. Film pendek ini menjadi satu dari 11 film pendek terpilih di antara 4.288 film pendek pendaftar.

Film yang terinspirasi dari odong-odong ini juga merupakan film Indonesia pertama yang berpeluang mendapat penghargaan tertinggi Palme d'Or.

Adapun film A Distant Call akan dipresentasikan di Cannes Docs Marche du Film. Film karya Andrea Suwito ini berlatar budaya yang mengakui lima jenis kelamin di desa terpencil. Pemimpinnya harus memutuskan untuk menyesuaikan diri dan menghadapi risiko kepunahan budaya mereka. Atau, menolak dan dikucilkan oleh masyarakat.

Dalam acara tersebut, turut hadir Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, guna mendukung hasil karya anak bangsa.

"Tiga film Indonesia berhasil tayang di Cannes Film Festival adalah sebuah capaian yang luar biasa dan patut kita banggakan bersama. Film adalah jendela bagi dunia untuk melihat betapa kayanya Indonesia dalam hal seni budaya dan talenta," ujar Nadiem dalam keterangan resminya, Jumat (19/5/2023).

Nadiem menuturkan, Kemdikbud berupaya memperkuat fondasi perfilman Indonesia melalui pendidikan perfilman. Khususnya pendidikan nonformal.

"Misalnya, memberikan beasiswa kebudayaan non gelar, magang, lokakarya, dan laboratorium produksi film yang melibatkan pakar internasional," jelas Nadiem.

Dalam kesempatan tersebut, Nadiem mengumumkan skema matching fund Kemdikbud dalam bidang perfilman.

"Di bawah payung Kampus Merdeka, skema matching fund terbukti berhasil dalam mendukung terciptanya berbagai projek antara pendidikan tinggi dengan mitra. Sudah saatnya kita adaptasi transformasi pendanaan pemerintah ini di bidang kebudayaan," kata Nadiem.

Lanjut Nadiem, pemerintah akan memadankan dukungannya dalam pendanaan institut perfilman dunia untuk projek film yang melibatkan sineas Indonesia.

"Tidak ada batas maksimum selama dana masih tersedia. Yang penting, projek film tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari institusi yang kredibel dan ada dalam daftar kami," lanjutnya.

Simak Video "Film Indonesia 'Basri & Salma in A Never-Ending Comedy' Tembus Cannes"
[Gambas:Video 20detik]
(nir/twu)