Kemendagri Angkat Potensi Desa lewat Film Dokumenter

imageJawara Desa dan Desa Para Pemimpi(n), bekerja sama dengan Bank Dunia dan sutradara Hanung Bramantyo. Selain film, mereka juga memproduksi 100 video pendek untuk didistribusikan sebagai konten media sosial." height="683" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:6000px) 6000px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://cdn-assetd.kompas.id/e9qmkw0R9_riHYIhhhZ5jQUTaVY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg" srcset="https://cdn-assetd.kompas.id/I7R8Z1URPcltikwrZsKRrQGfrhI=/1280x853/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 1280w, https://cdn-assetd.kompas.id/6TQ-FeQPyL2iYH8U8cwuOV3vVgI=/720x480/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 720w, https://cdn-assetd.kompas.id/e9qmkw0R9_riHYIhhhZ5jQUTaVY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/11/28/8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 6000w, https://cdn-assetd.kompas.id/aqeYhvTP1OP9sFDaRo6J5BkqObs=/676x451/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 676w, https://cdn-assetd.kompas.id/qEhGB4MGyLpVQUU0MnuqvsxyWT4=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 160w, https://cdn-assetd.kompas.id/3kixF9a_A2MI_u29ZcsopRXIlQ0=/300x200/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 300w, https://cdn-assetd.kompas.id/oHAChFNlzP8i4BcnIrrtX9bZkpM=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F28%2F8bb821dc-d3d4-4854-8136-5a2b3a34cd04_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Suasana konferensi pers Film Dokumenter dan Video Konten Kreatif di Jakarta, Selasa (28/11/2023). Dalam kegiatan ini, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa mereka memproduksi film dokumenter berjudul Jawara Desa dan Desa Para Pemimpi(n), bekerja sama dengan Bank Dunia dan sutradara Hanung Bramantyo. Selain film, mereka juga memproduksi 100 video pendek untuk didistribusikan sebagai konten media sosial.

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Dalam Negeri memproduksi dua film dokumenter yang mengangkat kisah dan potensi empat desa di Indonesia. Melalui film, masyarakat diharapkan sadar akan potensi desa dan mau mengembangkannya sehingga arus urbanisasi bisa ditekan.

Kedua film tersebut berjudul Jawara Desa dan Desa Para Pemimpi(n). Film Jawara Desa mengambil latar tempat di Nagari Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan Desa Mandalagiri, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Satu film lagi berlatar di Desa Akebay, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, dan Desa Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Ini pertama kalinya Kemendagri menginisiasi proyek pembuatan film dokumenter. Adapun produksi film ini dilakukan bersama Bank Dunia dan sutradara Hanung Bramantyo.

Menurut Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu Kemendagri TB Chaerul Dwi Sapta, kesadaran publik akan potensi desa perlu ditingkatkan. Tanpa ini, masyarakat bakal enggan tinggal di desa dan mengolah potensi tersebut. Potensi yang dimaksud antara lain kekayaan alam dan budaya.

Sutradara Hanung Bramantyo (kiri) dan Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu Kementerian Dalam Negeri TB Chaerul Dwi Sapta (kanan) di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Sutradara Hanung Bramantyo (kiri) dan Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu Kementerian Dalam Negeri TB Chaerul Dwi Sapta (kanan) di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Masyarakat yang enggan ada di desa lantas pindah ke kota untuk mengadu nasib. Pemerintah khawatir karena arus urbanisasi ini melibatkan masyarakat berusia produktif. Di masa depan, pengolahan desa bisa mandek karena tak ada regenerasi.

”Urbanisasi di Indonesia sudah mencapai 56 persen. Kalau urbanisasi terus-menerus terjadi (di) usia produktif, semua pindah dari desa ke kota, desanya akan mati,” ucap Chaerul di Jakarta, Selasa (28/11/2023). ”Yang akan terjadi adalah ketahanan pangan terganggu. Inflasi akan terjadi,” ujarnya lagi.

Desa-desa di Indonesia memiliki hamparan sawah, kebun, sungai, dan laut yang kaya akan sumber pangan, seperti buah, sayur, ikan, jagung, beras, dan umbi-umbian. Ini menjadikan desa sebagai produsen pangan Indonesia, berbeda dengan perkotaan yang lahannya terbatas.

Baca juga: Pembangunan IKN dan Urbanisasi Berkualitas di Kota-kota Lain

Jika kekayaan lahan dan perairan desa tak diolah, negara bisa kekurangan sumber pangan. Impor bahan pangan pun jadi solusi. Ini menjadikan Indonesia tak mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

Adapun film dokumenter ini diharapkan bisa mengingatkan lagi publik soal kekayaan desanya. Jawara Desa berkisah tentang dua mantan preman yang lantas beralih haluan membangun desa. Sementara itu, Desa Para Pemimpi(n) menceritakan dua anak muda yang optimistis membangun masa depan desa.

Kedua film tersebut bakal tayang perdana pada 2 Desember 2023 dan 4 Desember 2023 di Djakarta Theater XXI, Jakarta. Film ini diharapkan bisa didistribusikan pada minggu kedua Desember 2023 dan seterusnya.

imageBangkit Prinsip Juang di ruang audiovisual Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (10/12/2022). Film itu diproduksi Museum Kebangkitan Nasional dan akan ditayangkan di platform Indonesiana TV. Ada empat film pendek lain yang diproduksi Museum Kebangkitan Nasional dan juga akan ditayangkan di Indonesiana TV." height="768" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:4032px) 4032px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://cdn-assetd.kompas.id/f67qbVybGpwqlDsh9sXL5BtKL1M=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg" srcset="https://cdn-assetd.kompas.id/zZimmUykMf6zRyJj8CWH8IFaXk8=/1280x960/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 1280w, https://cdn-assetd.kompas.id/W_nthnbq2q-oHaf9pZBDNbuj_NQ=/720x540/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 720w, https://cdn-assetd.kompas.id/f67qbVybGpwqlDsh9sXL5BtKL1M=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2022/12/10/344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 4032w, https://cdn-assetd.kompas.id/ptHOZqsqn-Dml-s7a0KkSf7EQ4A=/676x507/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 676w, https://cdn-assetd.kompas.id/PlnmZ3cAal_U5416DeMPBtwArtQ=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 160w, https://cdn-assetd.kompas.id/NnivW1xHlAbknN6g672tC5t9VD0=/300x225/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 300w, https://cdn-assetd.kompas.id/Dr-UqrpZdkkWlLQMsjb3HmY3mTo=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F10%2F344d1365-e31b-4809-8343-1c03bbc29d4b_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Suasana penayangan film pendek berjudul Bangkit Prinsip Juang di ruang audiovisual Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu (10/12/2022). Film itu diproduksi Museum Kebangkitan Nasional dan akan ditayangkan di platform Indonesiana TV. Ada empat film pendek lain yang diproduksi Museum Kebangkitan Nasional dan juga akan ditayangkan di Indonesiana TV.

Hanung Bramantyo mengatakan, film dokumenter ini diolah dengan menambahkan unsur drama. Ini agar filmnya menarik, tak sekadar bicara data dan sejarah. Ia menambahkan bahwa pembuatan film ini dibantu dengan dua sineas dari Yogyakarta.

Selain film, Kemendagri juga membuat 100 video pendek yang akan didistribusikan sebagai konten di media sosial. Video itu bercerita tentang isu-isu perdesaan di seluruh Indonesia, seperti isu tengkes atau stunting, program desa, dan sentilan soal korupsi. Video-video ini turut diolah Hanung dengan bantuan komunitas film di berbagai daerah.

Baca juga: Layar Terkembang hingga ke Timur