Metkayina di Avatar 2 Terinspirasi dari Suku Bajo Asal Indonesia

Traveler yang sudah menonton film Avatar: The Way of Water pasti tak asing dengan Metkayina. Salah satu inspirasi kisah Metkayina adalah Suku Bajo.

Metkayina di Avatar 2 Terinspirasi dari Suku Bajo Asal Indonesia
Jakarta -

Traveler yang sudah menonton film Avatar: The Way of Water pasti tak asing dengan Metkayina. Salah satu inspirasi kisah Metkayina adalah Suku Bajo.

Dalam film Avatar 2 ini, Metkayina muncul sebagai penghuni Pandora selain Omaticaya. Berbeda dengan Omaticaya yang hidup di pegunungan, Metkayina merupakan penguasa lautan atau disebut juga sebagai klan laut.

Metkayina tinggal di Desa Awa'atlu yang terletak di tepi pantai. Kediaman mereka berbentuk rumah panggung yang dibangun di sela-sela akar pohon laut.

Metkayina memiliki postur tubuh yang sedikit berbeda dengan Omaticaya, yakni lebih kekar dengan lengan dan kaki yang melebar di bagian bawah seperti sirip. Lalu ekor mereka berbentuk dayung yang berguna ketika mereka berenang di bawah laut.

Avatar: The Water of WayKlan laut Metkayina. Foto: Dok. 20th Century Studios

Mereka juga kuat menyelam dalam waktu lama. Salah satu trik pernapasan yang juga disebutkan dalam film adalah bernapas menggunakan kekuatan perut dan berusaha menyatu dengan laut sebagai sumber dan akhir dari kehidupan.

Karena hidup di laut, Matkayina juga memiliki hubungan dekat dengan tulkun. Ia merupakan salah satu mahkluk hidup di Pandora yang mirip paus. Tulkun ini dianggap sebagai saudara spiritual oleh klan Metkayina.

Untuk menciptakan sosok Metkayina ini, sutradara Avatar James Cameron mengambil inspirasi dari banyak sumber. Dikutip dari National Geographic, Minggu (18/12/2022) Cameron melakukan banyak riset terkait budaya suku-suku yang hidup erat dengan laut.

"Kami melihat budaya Polinesia, yaitu budaya perdagangan kano. Kami memutuskan untuk tidak membuat kano selain selain beberapa kano yang digunakan secara lokal," katanya.

"Pelayaran dalam film kami bukan budaya pelayaran Polinesia yang menggunakan kano besar atau waka sebagaimana mereka menyebutnya di Selandia Baru," sambungnya.

Rumah panggung Matkayina di Avatar The Way of WaterRumah panggung Matkayina di Avatar The Way of Water. Foto: Avatar Wiki Fandom

Cameron juga menjelaskan, inspirasi lain untuk Metkayina datang dari Indonesia. Misalnya suku Bajau atau Bajo atau Sama yang tinggal di rumah panggung.

"Ada orang (Sama-Bajau) Indonesia yang tinggal di rumah panggung dan hidup di atas rakit. Kami melihat hal-hal seperti itu," katanya.

Mengenai Suku Bajo, orang-orang ini sudah dikenal andal dalam mengeksplorasi lautan. Mereka pandai berenang bahkan menyelam tanpa alat bantu. Orang Bajo bahkan disebut-sebut dapat tahan menyelam sampai 13 menit di kedalaman 60 meter.

Avatar: The Water of WayMatkayina di Avatar: The Water of Way. Foto: Dok. 20th Century Studios

Berdasarkan jurnal penelitian Cell mendeteksi adanya mutasi DNA pada limpa di Orang Bajo.

Saat seseorang menyelam dan menahan nafas, maka akan terjadi reaksi. Detak jantung melambat, pembuluh darah menyempit dan limpa berkontraksi. Kontraksi pada limpa itu berfungsi untuk menghemat energi saat seseorang kekurangan oksigen.

Berdasarkan jurnal tersebut, limpa Orang Bajo kemungkinan lebih besar, sehingga kuat untuk berada di dalam air dalam jangka waktu yang lama.

Di Indonesia sendiri, Suku Bajo dapat ditemui di perairan Kalimantan Timur (Berau, Bontang), Kalimantan Selatan (Kota Baru), Sulawesi Selatan (Selayar), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Pulau Boleng, Seraya, Longos, Komodo), Sapeken, Sumenep, dan wilayah Indonesia timur lainnya.

Simak Video "Sensasi Menjelajahi Dunia Pandora Ala 'Avatar: The Way of Water'"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)