Kasus penculikan dan pemerkosaan yang mirip film sampai polisi tak percaya

Kasus penculikan yang terlalu mirip dengan film, membuat korban harus menjalani interogasi karena dituduh mendalangi penculikannya sendiri.

Kasus penculikan dan pemerkosaan yang mirip film sampai polisi tak percaya
kasus, penculikan, film, gone girl, netflix

Sumber gambar, Netflix

  • Penulis, Laura Martin
  • Peranan, BBC Culture

Kasus penculikan yang terlalu mirip dengan film, membuat korban harus menjalani interogasi karena dituduh mendalangi penculikannya sendiri.

Pada bulan Maret 2015, seorang perempuan bernama Denise Huskins asal Vallejo, California, diculik dari rumah pacarnya pada tengah malam, disandera selama 48 jam dan diperkosa.

Namun, setelah terbebas dari penculik, polisi justru menuduh Huskins merekayasa kejadian mengerikan itu, sebagaimana terkuak dalam film dokumenter kriminal tebaru Netflix, American Nightmare.

Kasusnya juga disamakan dengan Gone Girl, film thriller tahun 2014, baik oleh media, dan, diduga juga oleh agen investigasi FBI.

Film Gone Girl menceritakan tentang perempuan sosiopat, Amy, (diperankan oleh Rosamund Pike) yang menyusun rencana rumit untuk memalsukan penculikannya sendiri demi menghukum suami dan keluarganya.

Gone Girl hanya kisah fiksi. Tapi kenyataannya bagi Denise Huskins, tuduhan yang salah dan penegakan hukum yang tumpul malah kembali menjadikannya korban.

Episode dua dalam film dokumenter ini diberi judul Gone Girl, dan juga menampilkan cuplikan film itu. Denise Huskins menceritakan kekagetannya karena setelah lolos dari penculikan, dia justru diinterogasi di ruang tahanan polisi sebagai tersangka.

“Selama 48 jam terakhir saya menjalani hidup detik demi detik, mencoba untuk bertahan hidup,” katanya. "Saya tidak mungkin berpikir: 'Jika saya lolos hidup-hidup, saya harus benar-benar meyakinkan semua ini dapat dipercaya'."

Detil kasus Huskins sungguh luar biasa, sedemikian rupa sehingga polisi tidak percaya bahwa kasus tersebut nyata.

Huskins dan pacarnya, Aaron Quinn, memberikan cerita yang sama tentang malam jahanam itu: Mereka diikat oleh penyusup yang mengenakan pakaian selam, dicekoki obat penenang dan mata mereka ditutup dengan kacamata hitam.

Sebuah rekaman berisi pesan bahwa Huskins akan diculik, dan dibebaskan 48 jam kemudian untuk mendapatkan uang tebusan. Ketika Quinn terbangun, Huskins sudah diculik, dan Quinn menerima pesan yang menuntut dua kali pembayaran sebesar US$8.500 (Rp130 juta), dengan syarat dia tidak menelepon polisi.

Polisi Vallejo akhirnya memang terlibat. Ketika mereka mulai mencurigai Quinn melakukan penculikan, Huskins muncul kembali 643 km jauhnya di Pantai Huntington, dekat rumah orang tuanya.

Penculiknya mengancam akan membunuh keluarganya jika dia memberi tahu pihak berwenang bahwa dia telah diperkosa, jadi Huskins awalnya menyangkal hal ini.

Tepat pada hari pembebasan Huskins, juru bicara kepolisian Vallejo, Lt Kenny Park, mengatakan pada konferensi pers yang ramai bahwa polisi yakin pasangan tersebut telah mengarang semuanya.

"Tuan Quinn dan Nona Huskins telah menyita sumber daya berharga dari komunitas kita dan mengalihkan fokus dari korban sebenarnya di komunitas kita sambil menanamkan ketakutan di antara anggota komunitas kita.

Jadi sesungguhnya, Tuan Quinn dan Nona Huskins-lah yang harus meminta maaf pada komunitas ini."

kasus, penculikan, film, gone girl, netflix

Sumber gambar, Netflix

Pengacara Huskins, Doug Rappaport, dalam film dokumenter tersebut mengatakan bahwa keesokan harinya, setelah agen FBI mewawancarai Huskins, agen tersebut mengungkapkan keraguan kepada Rappaport, soal apakah kliennya mengatakan yang sebenarnya.

Rappaport mengeklaim agen itu menyebut secara jelas film Gone Girl: "Apakah kamu tidak menonton filmnya, Gone Girl?"

"Bagaimana mungkin orang yang dituduh menyelidiki kejahatan ini berpikir bahwa ini seperti film Ben Affleck? Itu Hollywood. Ini adalah kehidupan nyata," kata Rappaport. “Dia sangat yakin bahwa dia benar – ini disebut bias konfirmasi.”

Dalam film dokumenter, pembuatnya menyatakan bahwa FBI belum merilis rekaman wawancara tersebut. BBC Culture menghubungi FBI untuk memberikan komentar, namun mereka menolak memberikan tanggapan.

Akibat ulah polisi itu, berminggu-minggu setelahnya, pers memuat klaim hoaks tersebut. Kejadian ini terjadi pada Maret 2015 sedangkan film Gone Girl dirilis pada Oktober 2014 sehingga ingatan khalayak pada film Gone Girl masih sangat segar.

Sebuah kisah fiksi kontroversial

Novel Gone Girl dirilis tahun 2012 dan terjual 20 juta eksemplar pada tahun 2019, dan sejak saat itu hingga rilis filmnya pada tahun 2014 memicu banyak perdebatan publik.

Eliana Dockterman dari majalah Time menangkap kedua ujung spektrum pemikiran ini dan menuliskannya sebagai "penggambaran seksis seorang perempuan gila" dan "manifesto feminis", dan menjelaskan bahwa dualitas inilah yang membuat filmnya menarik.

Namun terlepas dari semua hal menarik tentang buku dan filmnya, yang belum pernah menjadi perdebatan adalah apakah budaya populer boleh menciptakan karakter dan plot yang gelap dan licik ini (karena, tentu saja mereka harus melakukannya).

Namun, yang disoroti oleh American Nightmare adalah bahwa penegak hukum tidak boleh menggunakan film sebagai dasar interogasi dugaan yang akan semakin melanggengkan trauma terhadap perempuan yang menjadi korban.

kasus, penculikan, film, gone girl, netflix

Sumber gambar, Alamy

Jurnalis Joan Smith yang menulis tentang film tersebut di The Guardian pada 2014 berfokus pada apa yang dia lihat sebagai "daur ulang mitos pemerkosaan... distorsi yang menjijikkan".

Alasannya, film tersebut melanggengkan asumsi bahwa tuduhan pemerkosaan palsu itu kerap terjadi.

Sebuah survei pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 16 persen warga Inggris menganggap setengah atau lebih klaim pemerkosaan adalah palsu, sementara penelitian terhadap kasus-kasus klaim pemerkosaan palsu (yang hampir mustahil untuk dibuktikan secara akurat) menunjukkan bahwa proporsi sebenarnya dari klaim palsu berkisar antara 0,5 persen hingga 3 atau 4 persen.

Tapi benarkah tuduhan pengacara Huskins yang mengatakan bahwa narasi di fim Gone Girl berdampak langsung membuat para penegak hukum tidak percaya pada kliennya?

Namun apakah pengacara Huskins benar ketika mengatakan bahwa narasi Gone Girl yang tidak terduga bisa berdampak langsung sehingga membuat penegakan hukum merugikan kliennya?

Mungkin saja, kata Melissa Hamilton, Profesor Hukum dan Peradilan Pidana di Universitas Surrey. “Sebagai manusia, khususnya dalam menyelidiki peristiwa, kita menginginkan cerita yang masuk akal,” kata dia.

“Daripada menganggapnya sebagai sebuah kejahatan, para penyelidik sering kali berusaha memahami motivasi orang-orang itu, dan berdasarkan data yang diberikan kepada mereka, fakta apa yang membenarkan alur cerita yang masuk akal bagi mereka."

“Hal yang menonjol dari film seperti Gone Girl adalah bahwa film itu menjelaskan hal yang tidak masuk akal.

Baca juga:

Pada awalnya, penonton tidak paham, namun film itu menyatukan semua potongan teka-teki yang membuat penonton berkata, 'aneh, tapi sekarang saya paham semuanya'.

Hal ini dapat menambah bias konfirmasi yang kemudian berlaku pada situasi ini; 'karena saya memahami hal itu [dalam film], sekarang saya memahami situasi ini'. Fakta [bahwa FBI] mengkaitkannya dengan Gone Girl, itu karena film itu adalah alur cerita yang tersedia bagi mereka."

Dalam kejadian yang menimpa Huskins dan Quinn, pelaku sebenarnya, Matthew Muller, ditangkap berkat upaya Sersan Misty Carausu. Muller dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara pada tahun 2017.

Pada tahun 2018, Huskins dan Quinn menerima uang ganti rugi sebesar US$2,5 juta (sekitar Rp40 miliar) dari kota Vallejo, namun kota tersebut mengakui "tidak melakukan kesalahan".

Polisi akhirnya meminta maaf, namun petugas polisi yang terlibat dalam kasus ini tidak ada yang didisiplinkan. Film dokumenter tersebut meliput detektif utama dalam kasus tersebut, Mat Mustard, justru dianugerahi penghargaan "polisi terbaik tahun ini" pada tahun 2015.

Dalam wawancaranya dengan majalah People pada tahun 2021, Huskins berkata: "Ketika saya diculik, saya tidak tahu apakah saya akan hidup untuk melihat hari baru. Dan kemudian ada orang yang menyerang saya di media sosial. Semua label 'Gone Girl', seluruh persona ditimpakan pada saya yang tidak ada hubungannya dengan siapa saya."

Dalam Gone Girl, hak istimewa diberikan kepada Amy, ketika "penculikannya" dianggap nyata.

Dalam kasus Huskins yang sebenarnya, seperti yang disampaikan America Nightmare, penculikannya justru tidak dianggap nyata, meskipun cobaan berat itu sungguh-sungguh terjadi.

"Saya tidak tahu apa yang seharusnya terjadi... terjadi pada perempuan mana pun untuk bisa dipercaya," katanya.

Anda dapat membaca versi asli artikel ini dengan judul American Nightmare: How hit thriller Gone Girl impacted a shocking kidnapping case di BBC Future.