Ini Awal Mula Film Upin Ipin Masuk ke Indonesia yang Dilarang Ditonton Gubernur Bali

Gubernur Bali, Wayan Koster meminta pelajar di Bali stop menonton Upin Ipin. Dia menyarankan lebih baik nonton film Jayaprana

Ini Awal Mula Film Upin Ipin Masuk ke Indonesia yang Dilarang Ditonton Gubernur Bali
image

DENPASAR, BALI EXPRESS - Gubernur Bali, Wayan Koster meminta pelajar di Bali stop menonton Upin Ipin.

Dia mengajak para pelajar untuk menikmati karya-karya film anak bangsa yang merupakan sumber daya pembangunan Bali ke depan daripada Upin Ipin. 

Hal tersebut disampaikan saat Gubernur Koster menyerahkan hadiah lomba esai Film Jayaprana Layonsari di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Senin (14/8).

Baca Juga: Gubernur Wayan Koster Minta Pelajar di Bali Tidak Menonton Film Upin Ipin

Dimana film Upin Ipin adalah sebuah serial televisi animasi kartun anak-anak Malaysia yang dirilis pada tanggal 14 September 2007 lalu.

Film itu pun ditayangkan di TV9, RTM2, MNCTV dan Kids TV pada waktu itu. Serial ini yang diproduksi oleh Les Copaque Production. 

Keberadaan film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak suapaya lebih mengerti tentang Ramadan. Namun kini, Upin dan Ipin sudah memiliki tujuh belas musim tayang. 

Khusus di Indonesia, Upin dan Ipin hadir di MNCTV dan Kids TV secara bersamaan. Selain itu juga ditayangkan di stasiun televisi Berlangganan yaitu Disney Channel, dengan berdurasi selama 10-20 menit dalam setiap episodenya.

Alasan Gubernur Koster melarang tidak lain untuk tidak meninggalkan budaya warisan leluhur Bali yang dibuat oleh anak bangsa.

Baca Juga: Sediakan Integrated Banking Solution SPBU, BRI Timor-Leste Sinergi dengan Pertamina International,S.A

Dia meminta secara khusus para siswa agar menikmati film lokasi seperti Jayaprana. "Supaya bisa menjadi inspirasi bagaimana menjalani kehidupan yang baik," imbuh dia.

Menurutnya, hal itu juga menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali.

"Terpenting buat kita adalah ikut menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali," tegas Koster.

Selain itu juga menjadikan pendidikan sebagai masa depan masyarakat Bali untuk membangun kehidupan maupun perekonomian Bali.