Terungkap Pengasuh Jadikan Anak Panti Budak Seks di Sulut Seorang Pendeta

Pengasuh panti asuhan di Bolaang Mongondow yang menjadikan anak panti sebagai budak seks ternyata seorang pendeta.

Terungkap Pengasuh Jadikan Anak Panti Budak Seks di Sulut Seorang Pendeta
image
Bolaang Mongondow -

Sebanyak tujuh anak panti di Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut) diduga menjadi budak seks serta dieksploitasi untuk bekerja oleh pengasuhnya yang berinisial FP (46). Pengasuh panti tersebut ternyata seorang pendeta.

"Pelaku utamanya pemilik, iya profesinya pendeta atau gembala," kata salah satu kuasa hukum korban, Satryano Pangkey saat dimintai keterangan, Sabtu (3/9/2022).

Peristiwa yang menimpa 7 anak panti tersebut tak diduga pihak keluarga. Ini lantaran saat korban dibawa ke panti tersebut pada tahun 2019 silam, keluarga menaruh kepercayaan kepada pengasuhnya karena seorang pendeta.


"Awalnya keluarga percaya korban diasuh di panti asuhan, mengingat pemilik dari yayasan tersebut suami istri hamba Tuhan, pewarta firman," tuturnya.

Selain itu, perilaku bejat sang pengasuh ini ternyata diketahui istrinya. Bukannya melarang, malah istri pelaku ini beberapa kali membujuk para korban agar mau memijat pelaku.

"Istrinya tahu soal kejahatan yang dilakukan suaminya, bahkan istrinya sering membujuk anak-anak agar bisa memijat pelaku," terangnya.

Tidak hanya itu menurut Satryano, ulah bejat oknum pendeta tersebut juga sudah diketahui warga. Namun warga tak berani melapor karena segan lantaran pelaku dan istrinya merupakan pendeta.

"Sebagian besar warga desa tahu, tapi enggan dan takut bersuara, karena pelaku itu hamba Tuhan dan merupakan orang berada di kampung itu," bebernya.

Tujuh remaja wanita penghuni panti asuhan di Bolmong, Sulut diketahui diduga menjadi budak seks pengasuhnya inisial FP (46). Atas perbuatan pelaku, salah satu korban disebut putus sekolah karena dieksploitasi pelaku.

"Setelah korban tidak naik kelas, jadi anak ini putus sekolah," kata kuasa hukum korban, Citra Tangkudung saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (2/9).

Citra mengungkapkan, korban sudah putus sekolah usai tak naik kelas pada tahun 2021. Menurutnya, korban pada saat itu menjadi takut dan trauma karena bertahun-tahun dicabuli.

"Korban tidak naik kelas karena alasan kerja dari pulang sekolah sampai subuh. Semenjak itu, sering murung, ketakutan, menangis," jelasnya.

Simak Video "Bejat! Pengasuh Ponpes di Banjarnegara Cabuli 7 Santri Pria"
[Gambas:Video 20detik]
(tau/hmw)