Empat Cita-cita Indonesia dalam 20 Tahun Reformasi

BREAKINGNEWS.CO.ID - Tak terasa, tahun 2018 ini sudah 20 tahun reformasi. Ini bukan rentang yang pendek untuk mengevaluasi perjalanan sejarah. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tercantum cita-cita dan tujuan negeri ini didirikan. "Ada empat cita-cita dan tujuan yang sangat jelas dan tegas serta tak ada multi tafsir. Dan kita tak akan…

Empat Cita-cita Indonesia dalam 20 Tahun Reformasi

BREAKINGNEWS.CO.ID - Tak terasa, tahun 2018 ini sudah 20 tahun reformasi. Ini bukan rentang yang pendek untuk mengevaluasi perjalanan sejarah. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tercantum cita-cita dan tujuan negeri ini didirikan. "Ada empat cita-cita dan tujuan yang sangat jelas dan tegas serta tak ada multi tafsir. Dan kita tak akan pernah bosan membaca ulang. Justru itu menjadi tonggak pembatas dan benteng penjuru agar negeri ini tak bisa melenceng dari bintang pengarah dan dari bumi perujuknya," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dalam pidatonya pada sidang paripurna MPR bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Adapun cita-cita itu adalah ujar Zulkifli, pertama yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kedua adalah memajukan kesejahteraan umum. Ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia. "Kita boleh berbangga atas berbagai keberhasilan yang dicapai selama 20 tahun reformasi. Namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan tujuan berbangsa: kedaulatan, keadilan, dan kemandirian bagi seluruh Rakyat Indonesia. Kita harus selalu ingat, prinsip-prinsip kehidupan berbangsa tidak boleh kalah ketika berbenturan langsung dengan berbagai realitas politik. Prinsip-prinsip kehidupan bernegara tidak boleh diabaikan demi kepentingan segelintir elit. Prinsip berbangsa dan bernegara harus meletakan kehendak rakyat di atas berbagai kepentingan kelompok atau golongan," ujarnya.

Menurutnya, hari-hari terakhir menjelang Peringatan kemerdekaan Indonesia ke-73 ini, menjadi tanggung jawab sejarah bagi kita untuk meluruskan arah cita cita Indonesia merdeka. Karena itu, perenungan mendalam terhadap cita-cita kebangsaan perlu kita lakukan. Meresapi kembali, apakah perjalanan demokrasi kita telah mengantarkan rakyat menjadi tuan yang berdaulat di atas tanahnya sendiri. Berdiri di atas cita citanya sendiri. "Rumusan pendiri bangsa ini jelas menegaskan kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya dalam peringatan seremonial dari tahun ke tahun. Kemerdekaan seharusnya justru menjadi gerbang awal untuk meneguhkan persatuan, merebut kedaulatan sepenuhnya, memastikan keadilan tegak untuk siapapun dan mewujudkan kemakmuran untuk semua,"ucapnya. "Sebagai wakil rakyat dan juga sebagai Ketua MPR, Saya ingin menegaskan, tak ada kemerdekaan di dalam kemiskinan, dan tak ada kemerdekaan tanpa keadilan sosial. Gagasan tentang ratu adil yang disemboyankan Bung Karno adalah gagasan untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, gemah ripah loh jinawi. Gagasan tentang masyarakat yang tidak dibelenggu oleh kemiskinan," imbuh Zulkifli.