Dubes James Melville Mundur, Frustrasi Pernyataan Trump

BREAKINGNEWS.CO.ID – Duta Besar Amerika Serikat untuk Estonia, James D. Melville Jr menundurkan diri dikarenakan merasa frustrasi dengan pernyataan-pernyataan serta prilaku Presiden AS, Donald Trump terhadap sekutu Eropa-nya. Pengunduran James sebagai dubes AS untuk Estonia pertama kali diberitakan Majalah Foreign Policy, Minggu (1/7/2018). Dia menjadi dubes AS ketiga yang mengundurkan diri dari Kementerian Luar Negeri.

Dubes James Melville Mundur, Frustrasi Pernyataan Trump

BREAKINGNEWS.CO.ID – Duta Besar Amerika Serikat untuk Estonia, James D. Melville Jr menundurkan diri dikarenakan merasa frustrasi dengan pernyataan-pernyataan serta prilaku Presiden AS, Donald Trump terhadap sekutu Eropa-nya. Pengunduran James sebagai dubes AS untuk Estonia pertama kali diberitakan Majalah Foreign Policy, Minggu (1/7/2018). Dia menjadi dubes AS ketiga yang mengundurkan diri dari Kementerian Luar Negeri.

Majalah Foreign Policy mengutip postingan pribadi Melville di situs Facebook, di mana diplomat itu mengutarakan alasannya untuk pensiun dini. "Seorang pegawai Kementerian Luar Negeri diprogram dan dididik sejak awal untuk memberi dukungan kebijakan. Apabila pada satu titik kami tidak dapat melakukannya, terutama jika seseorang dalam posisi pemimpin, cara yang terhormat yaitu mengundurkan diri," tulis Melville seperti dilansir Foreign Policy.

"Setelah melayani enam presiden dan 11 menteri luar negeri, saya tidak pernah berpikir akan mencapai titik itu." Melville mengutip pernyataan-pernyataan Presiden Trump yang menjadi alasan dia mengundurkan diri. "Bagi seorang presiden mengatakan bahwa Uni Eropa "dibentuk untuk mengambil keuntungan dari Amerika Serikat, menyerang "celengan" kami", atau "NATO seburuk NAFTA", tidak hanya salah secara faktual tetapi membuktikan pada saya bahwa sudah waktunya saya untuk pergi," kata Melville.

Dilansir CNN, juru bicara Kementerian Luar Negeri memastikan pengunduran diri Melville. "Duta Besar Amerika Serikat untuk Estonia, Jim Melville, mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dari Dinas Luar Negeri, efektif mulai 29 Juli setelah 33 tahun melayani publik," kata Kementerian Luar Negeri.

Pengunduran diri Melville terjadi di saat meningkatnya ketegangan dengan aliansi, yang sebelum Trump menjadi presiden adalah hubungan paling solid dan dapat diandalkan Amerika Serikat. Akan tetapi serangan Trump terhadap anggota NATO, perang dagang dengan negara-negara Uni Eropa, penolakan atas kesepakatan nuklir Iran serta kesepakatan iklim Paris serta serangan terhadap para pemimpin Eropa seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel telah mengakibatkan kerusakan pada hubungan AS dengan Eropa.

Banyak pejabat Eropa khawatir pada kehadiran Trump di KTT NATO di Brussels, Belgia pertengahan Juli mendatang. Mereka khawatir pertemuan Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin setelahnya akan tampak lebih bersahabat daripada pertemuan NATO. "Kami saat ini mengalami krisis besar," kata seorang diplomat Eropa kepada CNN.

Pengunduran diri Melville juga diikuti Susan Thornton, yang rencananya bakal menjadi Asisten Menlu soal Asia Timur. Pejabat Kementerian Luar Negeri menyatakan Thornton mengajukan pensiun dini mulai Juli. Sebelum Melville, pada Januari lalu, Dubes AS untuk Panama, John Feely mengundurkan diri. "Sebagai pegawai dinas luar negeri, saya menandatangani sumpah untuk melayani Presiden dan pemerintahannya dengan setia tanpa berpolitik, bahkan jika saya mungkin tidak setuju dengan kebijakan tertentu."

"Para instruktur saya menjelaskan bahwa jika saya tidak bisa melakukan itu, adalah sebuah kehormatan jika saya mengundurkan diri. Saat itu telah tiba," tulis Feeley, Januari lalu. Maret lalu, Dubes AS untuk Meksiko, Roberta Jacobson mengumumkan pengunduran diri di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara akibat retorika Trump soal Meksiko, warganya dan perdagangan dengan AS.