Sutradara Respons Kabar Fight Club Jadi Favorit Incel dan Sayap Kanan

Banyak pihak sayap kanan di Inggris dan para incel menggemari film Fight Club.

Sutradara Respons Kabar Fight Club Jadi Favorit Incel dan Sayap Kanan
image
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutradara film Fight Club, David Fincher, enggan lepas tanggung jawab atas film garapannya yang baru-baru ini disebut menjadi favorit bagi kalangan incel dan kelompok sayap kanan.

Banyak di antara pihak yang berhaluan politik sayap kanan hingga kalangan involuntary celibate (incel) atau jomlo kesepian yang menggemari pesan di balik kisah Fight Club, karena menggambarkan persatuan para kaum pria kulit putih yang terpinggirkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam wawancara bersama The Guardian, Jumat (27/10), Fincher mengaku tidak bisa mengendalikan bagaimana pihak lain menginterpretasi simbol karya-karyanya.

"Baiklah, tidak apa-apa," ujar Fincher saat merespons bahwa Fight Club telah menjadi simbol bagi kalangan sayap kanan, seperti diberitakan oleh Variety, Senin (30/10).

"Saya tidak bertanggung jawab atas bagaimana orang-orang menginterpretasikan hal-hal.. Bahasa berubah. Simbol juga berubah," katanya.

Menurut Fincher, Fight Club hanyalah menjadi salah satu simbol yang digunakan dalam leksikografi para kelompok tertentu. Ia menegaskan bahwa Fight Club bukan dibuat untuk memenuhi hasrat salah satu kelompok.

[Gambas:Video CNN]

Ia pun menyoroti bagaimana sumbangsih dari karakter Tyler Durden (Brad Pitt) yang memberikan banyak sisi negatif bagi penonton.

"Saya tidak bisa membayangkan bahwa orang tidak memahami bahwa Tyler Durden (Brad Pitt) adalah pengaruh negatif," tambah Fincher. "Orang yang tidak bisa memahami itu, saya tidak tahu bagaimana merespons dan saya tidak tahu bagaimana membantu mereka."

Fight Club merupakan film ikonis berkisah seorang pria yang kebingungan akan nasib hidupnya. Dalam film ini, pria tersebut diperankan Edward Norton dan tidak pernah diketahui secara pasti nama karakternya.

Di awal kisah, kariernya bisa dibilang cukup mentereng. Namun, ia memiliki segudang masalah pribadi yang membawanya menuju sebuah kelas terapi berbagi hingga klub bertarung.

Perjalanan itu membawa karakter Edward bertemu dengan Tyler Durden dan Marla Singer (Helena Bonham Carter). Akhir film ini berpusat kepada adegan karakter milik Norton saat membunuh Durden, yang ternyata merupakan alter-egonya sendiri.

Adegan itu mengindikasikan rencana sang karakter untuk meruntuhkan peradaban modern yang sedang berlangsung.

[Gambas:Youtube]

Namun, Fight Club di China memiliki akhir kisah berbeda. AFP melaporkan narator masih tetap diperlihatkan membunuh Durden, tetapi adegan gedung-gedung meledak diganti dengan layar hitam berisi kalimat.

"Polisi dengan cepat menemukan seluruh rencana dan menangkap semua penjahat, berhasil mencegah bom meledak," tulisan penutup film Fight Club di China.

Dalam wawancara dengan majalah Empire pada awal 2022 lalu, Fincher juga merespons soal interpretasi otoritas China terkait penyensoran adegan itu.

"Lucu bagi saya ketika orang-orang menuliskan akhir baru di China pasti membaca bukunya (karya Chuck Palahniuk)," ucap David Fincher kepada Empire. "Jika Anda tidak menyukai cerita ini, mengapa kalian melisensikan film ini?"

(far/end)