PSS Sleman Terancam Batal Promosi ke Liga 1

BREAKINGNEWS.CO.ID-Tim Satuan Tugas Antimafia Bola terus melakukan penyelidikan dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola. Kali ini yang akan diselidiki adalah pertandingan PSS Sleman melawan Madura FC. Sejak isu pengaturan skor ini mencuat ke permukaan, PSS Sleman menjadi klub yang selalu dibicarakan. Apalagi, klub berjuluk Super Elang Jawa itu sukses meraih gelar juara Liga 2 2018.

PSS Sleman Terancam Batal Promosi ke Liga 1

BREAKINGNEWS.CO.ID-Tim Satuan Tugas Antimafia Bola terus melakukan penyelidikan dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola. Kali ini yang akan diselidiki adalah pertandingan PSS Sleman melawan Madura FC. Sejak isu pengaturan skor ini mencuat ke permukaan, PSS Sleman menjadi klub yang selalu dibicarakan. Apalagi, klub berjuluk Super Elang Jawa itu sukses meraih gelar juara Liga 2 2018.

PSS Sleman terseret dugaan pengaturan skor ketika melawan Madura FC pada putaran pertama babak Grup Wilayah Timur Liga 2 2018 awal Mei 2017. Dugaan itu diawali dari anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat, yang sempat menghubungi manajer Madura FC, Januar Herwanto, untuk melakukan negosiasi pengaturan skor melawan PSS Sleman.

Hidayat mengklaim bahwa ada orang Sleman tapi bukan pengurus PSS Sleman yang menawarkan untuk melakukan kecurangan dalam pertandingan tersebut. Januar menagatakan, ketika itu dirinya ditawari uang sebesar Rp100 juta. Setelah itu, Madura FC bertemu dengan PSS Sleman pada laga pekan ke-3 babak 8 besar pada November 2018.

Ketika itu, pada laga yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, PSS Sleman menang tipis 1-0 atas Madura FC. Yang menjadi masalah adalah, proses terjadinya gol PSS Sleman yang berbau offside. Akan tetapi, wasit tetap memutuskan sah.

Andai, dugaan itu memang terbukti, tentunya PSS Sleman terancam batal promosi ke Liga 1 2019. Menanggapi hal itu, COO PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigorshalom Boboy, mengatakan, keputusan itu bukan menjadi haknya, melainkan Tim Satgas "Hukuman terhadap PSSI Sleman itu bisa saja muncul dari negara dalam hal Tim Satgas. Entah itu muncul apakah tindak pidana yang dilakukan oleh mereka misalnya katakan terbukti dan ada hukuman sebagai tadi disebutkan," ucap Tigor di Kantor LIB, Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Selain Tim Satgas, kata Tigor, yang berhak memberikan hukuman yakni Komite Disiplin PSSI, sebagaimana yang telah diatur oleh regulasi yang ada. "Jika memang terbukti, PSSI bisa saja memberikan hukuman kepada PSS maupun Madura FC. Seperti hal yang dilakukan PSSi kepada PSMP. Hukuman itu tanpa ada pemanggilan dari kepolisian dan pemberitaan yang mencurigakan," kata Tigor.

Operator kompetisi, lanjut Tigor menyerahkan semuanya kepada PSSI. "Ada badan yudisial di dalam PSSI yang bisa saja mereka bergerak melakukan penyelidikan juga dan itu semua kewenangan dari PSSI," kata Tigor.

"Kalau memang katakan secara hukum positif negara, itu sudah dalam proses yang lebih jauh dan dalam, karena bagaimanapun hukum indonesia itu tetap asas praduga tak bersalah dan itu yang harus di kedepankan, termasuk dalam proses penyidikan nanti,"pungkasnya.