Prediksi Tren Film dan Musik Indonesia selama 2024

Berbagai tren musik dan film hadir setiap tahunnya. Hal itu bakal turut terjadi pada 2024 dengan tayangnya sinema dari genre horor, action, romantis.

Prediksi Tren Film dan Musik Indonesia selama 2024
Prediksi Tren Film dan Musik Indonesia selama 2024 
Berbagai tren musik dan film hadir setiap tahunnya. Hal itu bakal turut terjadi pada 2024 dengan tayangnya sinema dari genre horor, action, romantis. Foto: Ilustrasi/Freepik

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Berbagai tren musik dan film hadir setiap tahunnya. Hal itu bakal turut terjadi pada 2024 dengan tayangnya sinema dari genre horor, action, romantis, thriller, fantasi, dan drama. Begitu pula pada musik, seperti rock, pop, jazz, hingga indie.

Tercatat terdapat lebih dari 60 judul film Indonesia selama 2023, yang rilis dan tayang di berbagai tempat, termasuk bioskop. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 100 tayangan film Indonesia.

Pendiri Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko, mengatakan meski jumlah film yang tayang turun, penonton sinema Indonesia meningkat.

Setelah melewati masa pandemi sejak 2022, penonton film Indonesia tumbuh 14,5 persen. "Penonton sinema tumbuh 14,5 persen dari 2022 ke 2023," kata Angga.

Dia menilai hal itu bisa menjadi bukti pasar perfilman Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh dan bangkit. Namun, prediksi itu tidak mudah didapatkan.

Sebab, pasar film di beberapa negara maju bergerak tidak seperti sebelum pandemi. Sedangkan, Indonesia memberikan bukti nyata dengan terus menumbuhkan pasar film setiap tahunnya.

"Kondisi itu menunjukkan pasar Indonesia sangat potensial karena banyak negara maju semenjak pandemi enggak bergerak melampaui sebelum pandemi. Indonesia justru melampaui pandemi dan terus meningkat," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian PPN Bappenas terdapat 226.586 pekerja kreatif yang terdampak pandemi pada 2020. Sebab, serangan virus cukup mengguncang pasar industri kreatif Indonesia, mulai dari pembatalan kerja atau proyek hingga kehilangan pemasukan.

Sementara saat ini market share perfilman untuk karya lokal mencapai 48 persen. Tren tersebut bisa menjadi kesempatan untuk film maker lokal untuk terus berkarya dan mempresentasikannya ke masyarakat. "Dari 100 persen penonton film di Indonesia, 48 persennya menonton film lokal," kata dia.

Kondisi tersebut bisa menjadi salah satu bukti apresiasi dari masyarakat Indonesia terhadap karya anak bangsa. Sebab, beberapa film Indonesia bisa mendapatkan jutaan penonton hingga penayangan di luar negeri.

Tren Musik 2024

Sementara itu, dari sisi musik pada tahun lalu, lagu galau dengan genre pop ballad mendominasi tangga lagu di Indonesia. Umumnya lagu jenis tersebut tidak akan lepas dari posisi sepuluh teratas. Tren itu diprediksi terus berlanjut pada 2024.

Musisi sekaligus A&R (Artis dan Repertoar) dari label rekaman Trinity Optima Production, Simhala Avadana, mengatakan musik ballad tidak akan pernah turun di Indonesia.

Musisi yang merilis lagu dalam genre tersebut tetap akan merajai tangga lagu 2024. "Saya masih merasa ada porsi untuk ballad Indonesia karena seperti tahun ke tahun nggak pernah turun," kata Simhala.

Selain genre tersebut, pada 2024 jenis musik folk akan naik daun. Terlebih, lagu yang memiliki pemilihan kata lebih puitis dan subliminal.

Musik folk sendiri terbagi menjadi dua di Indonesia, yaitu lirik yang langsung mengarah ke poinnya dan lirik idiom yang terdapat pesan secara tidak langsung. "Ada yang memang straight to the point the lyric, ada juga yang secara lirik main subliminal message, idiom," ujarnya

Kendati demikian, dia menegaskan musisi yang akan merajai tangga lagu 2024 memiliki musik yang bercerita kepada pendengarnya. Apalagi, pasar musik Indonesia cukup luas. "Semuanya ini akan merajai pasar yang mampu bercerita dengan baik. Tapi, pasar Indonesia yang luas banget akan membuatnya terbagi," ujar dia.

Dia menilai faktor usia juga mempengaruhi tren musik Indonesia 2024. Untuk itu, musisi harus untuk lebih pintar dalam menargetkan pasar pendengarnya.

Namun, perputaran musik di Indonesia yang terbilang cepat cukup sulit untuk memprediksi musisi yang akan bersinar pada tahun ini. "Segmentasi usia juga macam-macam, sehingga yang mampu bercerita dan pendengarnya tepat yang akan berjaya," kata dia.

Di samping dua genre itu, musik nostalgia juga bakal kembali naik ke tangga lagu karena pengaruh Gen Z. Anak-anak kelahiran 1997-2012 itu ternyata juga banyak yang menyukai musik nostalgia. Sebab, tren musik terus berputar dan terdapat ikon pada setiap zamannya. "Gen Z ini sangat suka sama hal yang nostalgic," ujar dia.

Gen Z merasa mendengarkan musik nostalgia menjadi suatu hal yang keren, baik dari musik maupun liriknya. "Keren gitu untuk memahami sesuatu yang nostalgic, baik secara sound maupun lyric," ujar dia.

Beberapa lagu yang tahun rilisnya cukup lama saat ini kembali naik ke tangga lagu, seperti "Karena Kamu" dari Geisha yang rilis pada 2011 atau "Hapus Aku" milik Nidji yang rilis 2005. Selain itu, band-band era 2000-an awal, seperti Sheila On 7 dan Padi juga memiliki penggemar dari generasi Z yang cukup masif.

EDITOR

Effran Kurniawan