Pikiran Baik Christine Hakim

Di rumahnya yang teduh, Christine berbincang dengan hangat dan penuh semangat. Christine melanjutkan cerita bahwa tahun 2023 ini dirinya genap menjalani peran di dunia film selama 50 tahun.

Aktris film Christine Hakim.
FAKHRI FADLURROHMAN

Aktris film Christine Hakim.

Ini adalah sepenggal kisah Christine Hakim (66) tentang hebatnya kuasa otak atas tubuh. Di saat menjalani shooting hari kedua untuk film HBO, The Last of Us (2023), di Calgary, Kanada, tumit kakinya lecet karena sepatu baru yang harus dikenakannya. Ternyata rasa sakit itu pun hilang ketika ia memfokuskan pikirannya ke hal lain.

Christine menyebut pula film asal Indonesia yang dibintanginya, Perempuan Tanah Jahanam (2019), memiliki kesamaan metafora dengan film garapan Hollywood, The Last of Us, itu. Kesamaannya tentang kerusakan otak manusia yang dipupuk dari hati dengan rasa benci, dendam, sakit hati, dan sikap-sikap buruk lainnya.

Dalam film The Last of Us, kerusakan otak pada akhirnya membuat manusia menjadi ”zombi” atau mayat hidup yang mengerikan. Pelajaran yang sama terungkap. Kedua film itu mengajarkan kita untuk menghidupi otak kita dengan pikiran-pikiran yang baik.

”Bedanya pada pendekatan. Film di Indonesia dengan pendekatan religi, sedangkan film di Amerika itu dengan cara-cara ilmiah,” ujar Christine, Selasa (14/3/2023), di rumahnya, di kawasan Cibubur, Jakarta.

Shooting itu berlangsung pada tahun 2021. Di Calgary, Christine menjalani shooting selama empat hari saja. Sebelum tiba di Kanada, Christine harus menjalani karantina di masa pandemi Covid-19 selama dua pekan di Amerika.

Christine Hakim
FAKHRI FADLURROHMAN

Christine Hakim

Pada shooting hari pertama, Christine berakting sebagai Ratna Pertiwi, seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia, yang sedang bekerja di dalam laboratorium. Ia meneliti jasad renik yang menjangkiti manusia hingga menjadi zombi. Hingga kemudian terungkap penyebab kerusakan akal manusia itu sebagai jamur Cordyceps.

Ketika hari kedua, tokoh Ratna Pertiwi bersama dua anggota TNI bergegas melewati sebuah lorong. Petugas wardrobe untuk produksi film ini memberikan Christine sepasang sepatu baru. Christine memakainya untuk memperagakan adegan berjalan kaki di lorong beberapa kali. Tumitnya menjadi lecet.

Christine merasa kesakitan, tetapi tidak mau berterus terang kepada kru ataupun sutradara film. Christine tidak enak hati. Ia juga tidak mau memberi plester untuk lapisan kulit yang lecet karena shooting adegan berjalan kaki itu juga akan diambil secara close up pada bagian kaki ketika berjalan.

”Aku tidak mau menyerah. Walaupun kakiku sakit karena memakai sepatu baru, aku tidak mau konsentrasiku terganggu. Aku fokus. Selama camera action, anehnya tidak ada perasaan sakit sedikit pun,” tutur Christine.

Kendali otak manusia begitu dahsyat. Akan tetapi, otak manusia juga mudah mengalami kerusakan. Christine menghubungkan kerusakan otak dengan kerusakan hati karena sifat-sifat negatif yang terus dipelihara dan ini menjadi pesan moral The Last of Us.

Lima puluh tahun

Di rumahnya yang teduh, Christine berbincang dengan hangat dan penuh semangat. Dari senyumnya yang selalu mengembang dan mata berbinar, Christine melanjutkan cerita bahwa tahun 2023 ini dirinya genap menjalani peran di dunia film selama 50 tahun.

Christine Hakim
FAKHRI FADLURROHMAN

Christine Hakim

Keprihatinan tentu masih ada. Baginya, sebagian masyarakat masih menganggap film semata sebagai hiburan. Padahal, film ibarat bangku kuliah yang bisa memberi pembelajaran hidup tentang banyak hal, baik bagi masyarakat maupun para pemerannya.

Dunia film memang menuntut kemampuan seni peran. Akan tetapi, bermain peran itu bukan berarti bermain pura-pura. Bermain peran membutuhkan riset dan wawasan luas.

”Seperti ketika harus memerankan tokoh di film Perempuan Tanah Jahanam. Saya tidak percaya ada manusia sejahat ini. Manusia sejahat itu tidak saya mengerti, bagaimana saya bisa memerankan itu,” ujar Christine.

Selain meriset, Christine menempuh jalan religius. Dari situ, ia merasakan jawaban Tuhan yang sangat diplomatis, singkat, dan padat. Kira-kira pesannya demikian, ”Kamu masih memakai logika seorang Christine Hakim. Di situ (film Perempuan Tanah Jahanam) sudah tidak ada akal sehat dan logika. Itu menjadi hilang, menjadi punah, karena pekerjaan hati yang dikuasai dendam, kebencian, kemarahan, beserta niat-niat jelek seperti bintik-bintik hitam di hati, kemudian mengubah hati menjadi hitam.”

Christine menyampaikan hal itu dengan dramatis, penuh penghayatan. Lantas ia memberi pesan, jangan menggampangkan ketika ada bintik hitam di hati. Segera hilangkan!

imageTjoet Nya’ Dhien, film arahan Eros Djarot yang memperoleh 13 unggulan dalam FFI 1988. Tampak Tjoet Nya’ Dhien (Christine Hakim, kedua dari kiri) menjelang ditangkap Belanda, dan penyair (Ibrahim Kadir, kanan)." height="730" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/8mh8uOIesFAvbSoXptshPNDpTw0=/1024x730/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/3dXsnHxm3q9Yvni13d6bd01RMW8=/1280x912/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/oiEdHAxCf7hrDnUOAMU1ncwcQyY=/720x513/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/8mh8uOIesFAvbSoXptshPNDpTw0=/1024x730/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0hPcLhJKPw-tYpPqj9Dkhko3OrM=/676x482/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0SvlrzSm__g6QrmE4yrp9xO9W8A=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/mqz4y1ZeZtDmTwCu13j2hm8uj4Y=/300x214/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/J-bFleIyEdVrEcII8N8mN2-17NI=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F05%2F08%2FCHRISTINE-HAKIM3-05_1620475723_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
ARSIP KOMPAS

Salah satu adegan Tjoet Nya’ Dhien, film arahan Eros Djarot yang memperoleh 13 unggulan dalam FFI 1988. Tampak Tjoet Nya’ Dhien (Christine Hakim, kedua dari kiri) menjelang ditangkap Belanda, dan penyair (Ibrahim Kadir, kanan).

Bintik hitam itu metafora bagi perasaan negatif seperti membenci, mendendam, dan seterusnya. Ketika sebutir bintik hitam itu mampir di hati, walau sedikit, ia akan terus berkembang. Hati bisa menjadi hitam sepenuhnya.

Christine begitu menjaga pikiran-pikiran baik, sifat-sifat baik, dan segala niat baik di hatinya. Ini cerminan dari cita-cita semasa kecilnya sekadar ingin menjadi orang baik.

Lantas, Christine menceritakan masa kecilnya ketika hidup di tengah keluarga di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Ia anak yang sangat serius dan bertanggung jawab. Di rumah tidak ada yang menyuruh ini atau itu karena Christine mampu mengerjakan segala sesuatu tanpa disuruh. Termasuk tanggung jawab menjaga adiknya meski dirinya baru berusia lima tahun.

Baca juga: Bara Api Armand Maulana

Christine menempuh SD di Pejompongan. Ia bercerita tentang aktivitas masa kecilnya yang padat. Sepulang sekolah lalu makan dan mengerjakan PR. Kemudian ia menjalani les renang, gimnastik, berkuda di Senayan. ”Pacuan kudanya sekarang menjadi mal Senayan City,” ujar Christine.

Sore harinya, Christine mengaji dan belajar menari serta bermain piano. Guru mengaji datang ke rumah dua kali dalam seminggu. Hampir setiap sore ia mengikuti pelajaran agama Islam di sebuah madrasah di samping Masjid Bendungan Hilir.

”Ada kenikmatan batin. Saya cuma ingin menjadi anak baik, dan bisa merasakan kenikmatan itu semua. Di usia lima tahun saya sudah belajar puasa walau kadang-kadang ngumpet untuk makan dengan sembunyi-sembunyi. Tetapi, di usia enam tahun saya sudah puasa penuh,” kenang Christine.

Kontradiksi-kontradiksi

Waktu terus dijalani Christine dengan keceriaan dan kedisiplinan. Di sekolah ia lebih suka pelajaran matematika dibandingkan yang lain, termasuk bidang seni. Hingga kemudian di sepanjang hidupnya banyak berjumpa dengan kontradiksi-kontradiksi yang tetap ditempuhnya sebagai pelajaran.

imageSi Doel Anak Modern, 1976." height="706" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/pMKmhgmj5GuwVjsBlA0BP149NiI=/1024x706/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/2beLrw2K6DJh1P9O3SWWRs3kGis=/1280x882/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/1-xMx7SrrB94yj2cjPr35TI0ifc=/720x496/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/pMKmhgmj5GuwVjsBlA0BP149NiI=/1024x706/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/hNwZ_-BkXbEpYqhM2OG-gzFQbEQ=/676x466/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/qSYX8CJLFBA1i6fmVagsta9HboI=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/oL4A2yKy6sCOB0WmUgzv9VX66dc=/300x207/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/E25SkGsoZe8EhygZh-rk-_9uKFo=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F03%2F22%2Fbdefc06a-cbd6-473d-8588-8733fb43f0e7_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
ARSIP KOMPAS

Christine Hakim dan Benyamin S dalam film Si Doel Anak Modern, 1976.

Pada tahun 1973, ketika menginjak usia 16 tahun di bangku SMA Negeri 6 Jakarta, menjadi titik tolak Christine masuk ke dunia film. Inilah salah satu kontradiksi awal karena Christine tidak pernah bermimpi ingin menjadi pemeran film.

Waktu itu, ibunya memberi tahu bahwa sudah dua kali didatangi Teguh Karya dan Slamet Rahardjo untuk meminta Christine main film. Kebetulan saat-saat itu Christine sedang berlibur di Bandung.

”Aku enggak mau main film. Ini dunia yang asing sekali. Waktu sekolah, aku tidak suka kesenian. Aku suka ilmu pasti,” ujarnya.

Ibunya menyarankan, demi kesantunan, sebaiknya Christine menyampaikan hal itu sendiri dengan mendatangi Teguh Karya di kantornya. Christine melakukan itu.

Baca juga: Topeng-topeng Lutesha

Teguh Karya menyambut kedatangan Christine. Di luar dugaan, Teguh Karya langsung menyambut Christine sebagai pemeran film yang sudah ditunggu-tunggu. Teguh Karya tidak pernah menanyakan kesanggupan Christine untuk bermain film, bahkan sampai film berjudul Cinta Pertama itu selesai dibuat.

”Andai kata Pak Teguh bertanya, saya mau bermain atau enggak? Saya pasti menjawab tidak mau,” ujar Christine, yang kemudian meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk film Cinta Pertama itu pada 1974.

Piala Citra dari Festival Film Indonesia pada 1974 adalah Piala Citra pertamanya. Ia merasa gamang karena semula ia sekadar berniat menuntaskan perannya di film itu, kemudian berhenti dari dunia film.

Raihan Piala Citra pada saat pertama kali main film membuat Christine setia menapaki kontradiksi demi kontradiksi di dalam hidupnya. Ia meraih begitu banyak prestasi. Ia menjalaninya demi pembelajaran dengan pikiran-pikiran positif dan tidak pernah membiarkan ada sepotong bintik hitam di hati dan pikirannya.