Penulis ”Karmila”, Marga T, Berpulang

Penulis legendaris Indonesia, Marga T, meninggal dunia, Kamis (17/8/2023). Karya-karyanya tidak hanya mewujud dalam bentuk buku, tetapi juga dialihwahanakan ke dalam berbagai platform, seperti film, sinetron, dan lagu.

Penulis Margaret Caecilia Lee alias Marga T semasa hidupnya.
ARSIP KELUARGA MARGA T

Penulis Margaret Caecilia Lee alias Marga T semasa hidupnya.

JAKARTA, KOMPAS — Dunia literasi kembali berduka, salah satu penulis legendaris Indonesia, Marga Tjoa alias Marga T, berpulang dalam usia 80 tahun. Penulis bernama asli Margaret Caecilia Lee ini meninggal dunia pada Kamis (17/8/2023) di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia, pukul 19.43 waktu setempat. Kabar duka ini disampaikan Anton Lee, suami Marga T, Jumat (18/8/2023), melalui surat elektronik.

Marga T merupakan penulis novel yang populer sejak 1970-an. Beberapa karyanya sampai diadaptasi menjadi film, sinetron, dan lagu. Cerita bersambungnya yang legendaris, Karmila, pertama kali muncul di harian Kompas pada 1970-an.

Karmila kemudian dibukukan dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU) pada 1973 dan diproduksi menjadi film pada 1974 serta masuk jajaran box office saat itu. Karmila lalu dijadikan sinetron pada 1997. Karya lain Marga T yang tak kalah populer adalah Badai Pasti Berlalu (1974), Gema Sebuah Hari (1976), Bukan Impian Semusim (1976), dan Setangkai Edelweiss (1978).

Bakatnya menulis sudah terlihat sejak kecil. Pada usia 21 tahun, dia sudah menulis cerita pendek berjudul Kamar 27. Tahun 1969, dia menulis buku pertamanya tentang cerita anak-anak berjudul Rumahku adalah Istanaku. Hingga kini, tercatat ada 128 cerita pendek dan 67 buku yang ditulis Marga T.

Perempuan kelahiran 27 Januari 1943 ini adalah penulis sekaligus dokter sehingga beberapa karyanya bernuansa dunia kedokteran. Namun, ada juga beberapa novel satir dan kumpulan cerpen. Karya terakhirnya adalah sebuah memoar berjudul If Only dan sebuah kumpulan cerpen berjudul Kenangan Manis Takkan Pernah Habis.

Novelnya juga menjadi best seller, filmnya menjadi box office, dan lagunya (Badai Pasti Berlalu) menjadi hits.

CEO Gramedia Retail & Publishing Y Priyo Utomo masih ingat betul kesan-kesan Marga T tentang Penerbit Gramedia ketika berulang tahun ke-20 pada 1994. ”Marga T menulis begini: Tak dapat disangkal bahwa di antara kami terdapat ikatan batin yang istimewa. Sebab, buku pertama yang diterbitkan oleh Gramedia adalah Karmila yang juga merupakan buku pertama saya. Seandainya penerbit bisa diibaratkan induk ayam, maka saya adalah telur pertama yang ditetaskan!,” kenangnya.

Menurut Priyo, sebelum orang ribut soal multiplatform, disrupsi, dan monetisasi, karya-karya Marga T tidak hanya disampaikan lewat buku (media cetak), tetapi telah dialihwahanakan dalam berbagi platform, seperti film, sinetron, dan lagu. Novelnya juga menjadi best seller, filmnya menjadi box office, dan lagunya (Badai Pasti Berlalu) menjadi hits.

”Dunia literasi Indonesia sungguh berutang pada sosok Marga T yang sepanjang hidupnya terus menulis,” ujarnya.

Menurut Ramayanti Budi Santoso, editor karya-karya Marga T di GPU, Marga T benar-benar wanita luar biasa yang menjadi tonggak sejarah GPU, bahkan mungkin tonggak sejarah sastra Indonesia.

Baca juga: Harry dan Cerita Bersambung "Kompas"

Pendiri Rumah Dunia di Serang, Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, menunjukkan buku-buku karya Marga Tjoa alias Marga T di kediamannya, Jumat (18/8/2023). Marga T berpulang dalam usia 80 tahun. Penulis bernama asli Margaret Caecilia Lee ini meninggal dunia pada Kamis, 17 Agustus 2023, di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia, pukul 19.43 waktu setempat.
GOL A GONG UNTUK KOMPAS

Pendiri Rumah Dunia di Serang, Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, menunjukkan buku-buku karya Marga Tjoa alias Marga T di kediamannya, Jumat (18/8/2023). Marga T berpulang dalam usia 80 tahun. Penulis bernama asli Margaret Caecilia Lee ini meninggal dunia pada Kamis, 17 Agustus 2023, di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia, pukul 19.43 waktu setempat.

Menjadi inspirasi

Pendiri Rumah Dunia di Serang, Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, menjadi satu dari sekian banyak penulis yang terinspirasi dari Marga T. Cerita bersambung Karmila di harian Kompas adalah ”pertemuan” pertamanya dengan Marga T saat Gol A Gong masih duduk di bangku SMP.

Setelah menjadi penulis, Gol A Gong menemui Marga T dalam suatu acara kumpul penulis sekitar tahun 1990 di Kompas, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta. Marga T, menurut dia, adalah salah satu penulis yang mengembangkan sastra remaja jender perempuan terbaik di Indonesia.

”Jadi Marga T itu legendaris sekali, dialah yang mengenalkan cerita bersambung dan novel pertama kali di harian Kompas. Setelah itu banyak muncul Ahmad Tohari, Eri Suhendro, dan Remi Sylado. Saat itu, Kompas dengan cerita bersambungnya luar biasa,” tutur Gol A Gong.

Rusdi Tjahjadi, adik Marga T, mengatakan, Marga T memang sudah mengidap penyakit cukup lama. Saat ini, pihak keluarga masih berkoordinasi untuk proses pemulasaran. Rencana sementara, jenazah Marga T akan dikremasi di Australia. Marga T meninggalkan seorang suami, Anton Lee.

Baca juga: Michelle Ziudith dan Sensasi ”Shooting” di Labuan Bajo

”Terima kasih untuk semua simpati yang diberikan dari berbagai pihak kepada almarhumah semasa sehat sampai di akhir perjalanannya. Saya mewakili keluarga hanya bisa berdoa semoga semua tali jalinan kasih ini membuahkan rasa cinta yang saling memiliki dan memaafkan,” kata Rusdi.