Nadine Chandrawinata Serukan Gerakan Sosial Aksi "Bebas Buta Huruf"

JAKARTA, - Aktris sekaligus mantan Puteri Indonesia 2015, Nadine Chandrawinata, selama ini diketahui memiliki hobi untuk traveling atau jalan-jalan keliling Indonesia maupun mancanegara. Kali ini ia terketuk hatinya untuk ikut dalam program pemberantasan buta aksara dalam kampanye #bebasbutahuruf

Nadine Chandrawinata Serukan Gerakan Sosial Aksi "Bebas Buta Huruf"

JAKARTA, - Aktris sekaligus mantan Puteri Indonesia 2015, Nadine Chandrawinata, selama ini diketahui memiliki hobi untuk traveling atau jalan-jalan keliling Indonesia maupun mancanegara. Kali ini ia terketuk hatinya untuk ikut dalam program pemberantasan buta aksara dalam kampanye #bebasbutahuruf 

Namun ternyata, wanita berusia 33 tahun tersebut, tak hanya sekedar jalan-jalan, tapi juga selalu melihat isu sosial yang ada di tiap-tiap daerah yang ia kunjungi. Salah satunya adalah permasalahan buta huruf yang cukup tinggi di Indonesia.

Kampanye yang dipelopori Komunitas Taman Bacaan Pelangi dan Sea Soldier itu di gelar dengan mengadakan kegiatan bersepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2017). " Kami bersama Taman Bacaan Pelangi sama Sea Soldier gowes sama-sama, " ujar Nadine di sela acara tersebut.

Dalam acara tersebut, Nadine dan peserta bersepeda di kawasan Senayan sebanyak satu putaran dari titik awal di FX Senayan. Sepanjang perjalanan, ada tim yang bertugas membawa spanduk berwarna putih.

Orang-orang yang sedang berolahraga di kawasan itu diminta untuk membubuhi tanda tangan. Mereka harus menuliskan #BebasButaHuruf dengan satu mata tertutup.

" Kami mengajak pengunjung di sini, bagaimana sih kalau kita benar-benar buta huruf. Rasanya gimana? Pasti berantakan kan. Jadi betapa pentingnya kita belajar edukasi. Karena pendidikan adalah aset negara, " kata dia.

Dari kampanye ini, Nadine berharap kalau setiap orang dapat peduli terhadap masalah yang masih ada di pelosok wilayah Ibu Pertiwi ini. " Dalam arti, pendidikan itu paling mutlak. Kalau kita tidak bisa membaca dan menulis tidak mengerti apa yang ada di sekitar kita, tentang kata-kata itu bagaimana rasanya, " ujar dia.