Meredanya Perang Dagang Bikin IHSG Menguat di Akhir Pekan

BREAKINGNEWS.CO.ID -   Meredanya ketegangan terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China membantu  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)ditutup menguat pada akhir pekan ini.

Meredanya Perang Dagang Bikin IHSG Menguat di Akhir Pekan

BREAKINGNEWS.CO.ID -   Meredanya ketegangan terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China membantu  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)ditutup menguat pada akhir pekan ini.

IHSG Jumat (30/8/2019)  sore ditutup menguat 39,35 poin atau 0,63 persen ke posisi 6.328,47, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 13,82poin atau 1,41 persen menjadi 995,76.

"Faktor yang mendorong penguatan IHSG yaitu meredanya kekhawatiran investor akan perang dagang setelah China menyatakan ingin menyelesaikannya secara baik-baik. Kenaikan komoditas tambang metal juga menjadi sentimen positif," kata analis  Mino dari Indopremier Sekuritas.

Penguatan itu mengikuti kondisi positif yang sudah berlangsung sejak pembukaan perdagangan.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli asing bersih atau "net foreign buy" sebesar Rp68,48 miliar.

Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei menguat 243,44 poin (1,19 persen) ke 20.704,37, indeks Hang Seng menguat 21,23 poin atau 0,08 persen ke 25.724,73, dan indeks Straits Times menguat 24,69 poin (0,8 persen) ke posisi 3.106,52.

Rupiah Perkasa

Sementara nilai tukar  rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore ditutup "perkasa" terhadap dolar AS, menguat 40 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.198 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.238 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kolaborasi antara pemerintah dan Bank Indonesia yang terus melakukan intervensi dalam sepekan ini telah berhasil membawa mata uang garuda di tutup menguat cukup signifikan "Ini menandakan bahwa BI dalam kepemimpinan Perry Warjiyo saat ini begitu agresif merespon perkembangan ekonomi global yang sampai saat ini terus bergejolak akibat perang dagang dan Brexit," ujar Ibrahim.

Di samping itu, pemerintah di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani terus membuat kebijakan-kebijakan baru yang pro pasar sehingga ikut membantu mempermudah iklim investasi di Indonesia. "Seyogyanya BI memang harus memiliki independensi, tetapi tetap harus bahu membahu dengan pemerintah dalam menjaga perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan BI juga bisa bersinergi agar selaras dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural dalam mencapai stabilitas ekonomi," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.223 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.195 per dolar AS hingga Rp14.244 per dolar AS.