Tiga Olimpian Gelorakan Semangat Atlet Balap Sepeda Indonesia

BREAKINGNEWS.CO.ID - Tiga Olimpian (Atlet yang pernah tampil di Olimpiade) Indonesia turut mendorong semangat bagi para atlet Indonesia balap sepeda yang akan berlaga di Asian Games 2018 yang tinggal hitungan hari. Mereka  adalah Syeni Ratna Amelia, atlet loncat indah di olimpiade Sydney 2000, Ismu Harinto, petenis meja Ismu Harinto (Olimpiade Sydney 2000) dan petinju La…

Tiga Olimpian Gelorakan Semangat Atlet Balap Sepeda Indonesia

BREAKINGNEWS.CO.ID - Tiga Olimpian (Atlet yang pernah tampil di Olimpiade) Indonesia turut mendorong semangat bagi para atlet Indonesia balap sepeda yang akan berlaga di Asian Games 2018 yang tinggal hitungan hari. Mereka  adalah Syeni Ratna Amelia, atlet loncat indah di olimpiade Sydney 2000, Ismu Harinto, petenis meja Ismu Harinto (Olimpiade Sydney 2000) dan petinju La Paene Masara (Olimpiade 1996 Atlanta dan Sydney 2000).

Ketiganya secara khusus mendatangi pemusatan latihan atlet balap sepeda nomor  Downhill, Cross Country dan jalan raya di kawasan Subang, Jawa Barat. Tak sekedar datang dan memberi semangat, ketiganya turut menyaksikan secara langsung suasana latihan tim di sebuah pebukitan seputaran kota itu.

Kehadiran mereka datang atas nama  Indonesia Olympian Association (IOA), sebuah wadah tempat berhimpunnya seluruh mantan atlet Indonesia yang pernah tampil di ajang multi event sejagad tersebut.

Kepada para atlet yang akan bertanding, mereka memberi motivasi dan dorongan semangat untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya. Selain juga memotivasi mereka lewat kisah penuh keringat juga sakit yang harus dirasakan untuk bisa merebut satu dari sedikit tiket di ajang paling bergengsi itu.

“Sebelum tampil di sana, butuh perjuangan keras, jatuh bangun bahkan rasa sakit yang kadang tak hilang dalam waktu sebentar,”ujar Syeni yang terakhir kali tampil membela Indonesia pada SEA Games 2007 Thailand tersebut.

Tak hanya Kendala teknis seperti cedera, godaan lain yang tak kalah besar juga dialami petinju La Paene Masara. Petinju yang lolos sampai perempatfinal Olimpiade Atlanta ini bercerita,  dirinya sempat ditawari uang dalam jumlah besar untuk mengalah sekaligus membuang peluang tampil kembali di ajang 4 tahunan itu.

“Pada kualifiikasi terakhir di Cina untuk  Olimpiade Sidney, saya ditawari uang 5000 dolar untuk bersedia mengalah dari petinju tuan rumah, dan membiarkannya menang untuk kemudian berhak tampil di olimpiade, tapi itu saya tolak, karena Olimpiade bukan sekedar uang, tapi juga kebanggaan,”tandasnya.

Dan akhirnya, meski berhasil membawa pulang medali, namun mereka mendapatkan hasil lain yang itu tak bisa dihargakan dengan uang, yakni sebuah kebanggaan bagaimana susahnya menjadi bagian dari sedikit manusia sejagad yang boleh ikut serta di event tersebut.

image

Selain bercerita tentang suka-duka, mereka juga membekali para atlet yang akan bertanding tersebut untuk selalu berpikir mencari solusi kala sudah berada di lapangan, “Tekanan adalah bagian dari pertandingan, tinggal bagaimana cara kalian menyelesaikannya secara langsung kala di lapangan,”ujar La Paene.

Untuk itu, focus dan tetap ngotot untuk mengejar hasil terbaik menjadi pendorong utama, karena saat bertanding, yang sangat berperan bukan lagi factor teknis, melainkan mental,” maka saya berpesan agar kalian jangan terganggu oleh hal-hal yang tak perlu”ujar Ismu Harinto.

Mendengar wejangan dari para senior mereka yang sudah tampil di level tertinggi pesta olahraga di dunia, para atlet pun jadi lebih bersemangat dan kian yakin, mereka mampu merebut medali emas untuk disumbangkan bagi merah putih nanti.

Selain karena dorongan moral, sejumlah factor teknis ikut menjadi alasan sehingga keyakinan tersebut muncul. Itu terutama dari sejumlah kejuaraan yang sudah diikuti, seperti kejuaraan dunia di Australia beberapa waktu lalu.