Merayakan Keberagaman lewat Madani International Film Festival

Festival Film Internasional Madani (Madani International Film Festival/IFF) ialah program yang diinisiasi Mizan dan Pabrikultur. Program itu didukung Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Penyelenggaraan keenam tahun ini dapat disaksikan di Madani Misbar di area halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani, dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki; Epicentrum XXI; Metropole XXI; dan Binus University Alam Sutera.

Baca juga : Ragam Perspektif Islam dalam Madani International Film Festival

Tema Madani IFF tahun ini adalah ”Buhul”. Kata buhul secara positif digunakan terutama sebagai terjemahan untuk ungkapan urwatul wutsqa dalam Al Quran, Surah Al Baqarah: 256.

Jika diterjemahkan secara harfiah, kata buhul mengacu pada simpul tali yang mengikat amat kuat. Pemaknaan buhul sebagai simpul dalam tali atau ikatan yang sangat kuat inilah yang dijadikan sebagai inspirasi untuk tema Madani IFF tahun ini.

”Dalam budaya bahari, tali-temali dengan aneka simpulnya merupakan hal tak terelakkan. Gelombang laut tak terduga atau angin yang menderas jadi badai memanggil kebutuhan akan ikatan-ikatan tali sederhana tapi kuat,” kata Board Madani IFF Hikmat Darmawan di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

”Namun, sebagaimana dikatakan Hilmar Farid dalam Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2014, kita telah terlalu lama memunggungi laut. Sebagai akibatnya, buhul-buhul antara sesama, alam, dan Tuhan terburai di belakang punggung kita,” tuturnya.

Madani IFF 2023 akan menyajikan 75 film dari 26 negara serta 16 pembicara diskusi dari dalam dan luar negeri. Pembuka festival ialah film R-21 Aka Restoring Solidarity (Palestina, 2022), film dokumenter berdasarkan arsip dokumentasi Tokyo tentang perjuangan rakyat Palestina mencapai perdamaian. Mohanad Yaqubi, sutradara film ini, akan hadir di Madani IFF.

https://cdn-assetd.kompas.id/WqQSbk5Ou4qT2MuEvYxve9Qt3SQ=/1024x1737/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F22%2F20211222-TCJ-Produksi-Film-Indonesia-mumed_1640192101_png.png

Madani IFF akan ditutup oleh film fiksi ilmiah yang disutradarai oleh perempuan sutradara muda Sofia Alaoui, berjudul Animalia (Maroko, 2023). Selain itu, juri program kompetisi film pendek yang terdiri dari Yo Nonaka (Jepang), Patrick Campos (Fililipina), dan Rahabii Mandra (Indonesia) akan menganugerahkan penghargaan kepada tiga film terbaik.

Direktur Festival Sugar Nadia Azier menyebutkan, untuk pelaksanaan tahun ini ada 1.707 film berpartisipasi dalam open submission film sejak Mei hingga Juli 2023. Film-film tersebut diseleksi oleh tim juri yang terdiri atas para profesional.

Menurut Sugar, Madani IFF tahun ini juga dihadirkan dalam konsep Madani Misbar, yaitu bioskop luar ruang yang bertujuan untuk mendekatkan film-film berkualitas kepada penonton lebih luas dalam suasana yang lebih santai.

Madani IFF 2023 akan memutar film-film yang terangkum dalam program-program, antara lain, Focus Country: Palestine, Puan Madani, Tenggara, In This World, Madani Classics, Madani Kids, serta puluhan film pendek dari berbagai negara, seperti Mesir, Inggris, Iran, Kazakhstan, Lebanon, Nigeria, Pakistan, Polandia, dan Turki.

Tahun ini, Madani IFF juga secara khusus menggelar program Retrospeksi: 50 Tahun Berkarya Christine Hakim: Jiwa Peran Film Indonesia. Program ini akan menyelami 50 tahun seni peran aktris dan produser berusia 66 tahun tersebut dan menemukan jiwa perfilman Indonesia dari dekade 1970-an hingga kini.

Selain diskusi yang akan digelar Rabu, 11 Oktober 2023, di Madani Misbar, Halaman Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Retrospeksi Christine Hakim juga akan menampilkan tiga rangkaian film yang telah diseleksi khusus untuk Madani IFF 2023, yakni Di Balik Kelambu, Daun Di Atas Bantal, dan Tjoet Nja Dhien.

Pesan toleransi

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menyampaikan, pemerintah aktif memberi dukungan bagi penyelenggaraan kegiatan yang memberi dampak positif bagi masyarakat, termasuk Madani IFF. Ajang ini mengemban pesan keberagaman dan toleransi melalui media film.

”Madani IFF memiliki posisi unik dalam dunia festival film, menjadi satu-satunya platform yang didedikasikan untuk isu penting moderasi agama, tidak hanya di Indonesia, tetapi mungkin juga di seluruh Asia dan dunia,” tuturnya.

”Di dunia, di mana pemahaman dan harmoni semakin penting, festival ini memainkan peran penting dalam memberikan harapan tentang pentingnya moderasi agama dan signifikansinya dalam masyarakat kita,” jelas Mahendra.

Baca juga : Merayakan Keberagaman Muslim dalam Madani International Film Festival

Tamu undangan menghadiri acara penutupan Madani International Film Festival 2021 di Epicentrum XXI di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). Festival film yang mengangkat tema Light, Sufism and Humor itu bertujuan menggambarkan kehidupan kaum Muslim di berbagai belahan dunia agar khalayak di Indonesia lebih memahami beragamnya kehidupan, nilai-nilai Islam, mimpi dan harapan kaum Muslim.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)

Tamu undangan menghadiri acara penutupan Madani International Film Festival 2021 di Epicentrum XXI di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). Festival film yang mengangkat tema Light, Sufism and Humor itu bertujuan menggambarkan kehidupan kaum Muslim di berbagai belahan dunia agar khalayak di Indonesia lebih memahami beragamnya kehidupan, nilai-nilai Islam, mimpi dan harapan kaum Muslim.

Sementara itu, Wakil Ketua II DKJ dan anggota Komite Film DKJ Felencia Hutabarat menjelaskan, Madani IFF merupakan program internasional yang mendapatkan dukungan oleh DKJ demi terciptanya ekosistem berkesenian yang membangun.

Hal ini disebabkan kesenian merupakan kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi sosial serta menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat dan kemajuan kota di mata masyarakat global.

Madani IFF memiliki posisi unik dalam dunia festival film, menjadi satu-satunya platform yang didedikasikan untuk isu penting moderasi agama, tidak hanya di Indonesia, tetapi mungkin juga di seluruh Asia dan dunia.

”DKJ mendukung pelaksanaan Madani International Film Festival sebagai bagian dalam program internasional yang dilaksanakan oleh Komite Film DKJ yang jadi cerminan kebijakan pengembangan kesenian DKJ,” tuturnya.

”Festival ini menjadi bagian penting program DKJ sebagai wahana untuk merayakan keberagaman. Film adalah salah satu media kesenian yang memiliki penetrasi kuat ke dalam masyarakat untuk menyampaikan nilai-nilai keberagaman dalam kacamata global,” papar Felencia.

Sementara sutradara film dan Board Madani IFF, Garin Nugroho, dalam pemaparannya menjelaskan, sinema juga dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan kewargaan.

”Saat ini, karya-karya ataupun medium untuk civic education semakin langka, termasuk juga dalam sinema. Umumnya yang ada adalah analisis, komentar, dan kampanye. Padahal, kita bisa memanfaatkan film sebagai sarana pendidikan politik dan pendidikan kewargaan,” jelas Garin.