Menggali Kisah Penghuni Bantar Gebang

Enam mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara berhasil menang dalam festival film di Perancis setelah membuat film pendek tentang kehidupan di Bantargebang.

Apr 9, 2023 - 11:00

0 45

ARSIP PRIBADI
Tim mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, terdiri dari Felicia Salvina, Rheinata Yuvian Tasman, Rega Almuhtada, Rachmat Kurniawan Idrus, Mikael Ario Masri, dan Muhammad Yafi Rayhan Zainal, membuat film *Jumantara of Bantar Gebang* yang menang dalam Festival Film MegaCities-ShortDocs Edisi ke-8 untuk kategori The Best Student ShortDoc Award di Perancis.

Berawal dari tugas kuliah, sekelompok mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara menghasilkan sebuah film dokumenter pendek. Jumantara of Bantar Gebang menampilkan masalah lingkungan, kesehatan, dan manusia yang tak habis muncul di kawasan pembuangan sampah akhir. Karya mereka bahkan menggondol penghargaan di Perancis.

Jumantara of Bantar Gebang menang dalam Festival Film MegaCities-ShortDocs Edisi ke-8 untuk kategori The Best Student ShortDoc Award. Berasal dari Perancis, kompetisi ini merupakan ajang internasional tempat pembuat film berbagi tentang kehidupan di kota besar mencakup isu mobilitas, keamanan, pendidikan, perumahan, dan lainnya.

Film dokumenter tersebut mengangkat tentang kehidupan warga yang tinggal di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Dalam film itu, sejumlah warga menceritakan bau sampah yang mengganggu saluran pernapasan dan sulitnya mendapatkan air bersih akibat hidup di antara gunungan sampah

Berdurasi selama empat menit, film itu adalah karya dari lima mahasiswa Program Studi Jurnalistik, yakni Felicia Salvina (19), Rheinata Yuvian Tasman (19), Rega Almuhtada (21), Rachmat Kurniawan Idrus (22), dan Mikael Ario Masri (19). Mereka menggarap film ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah Video Program Production. Mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual, Muhammad Yafi Rayhan Zainal (20), kemudian bergabung dalam tim.

”Apa yang kami sampaikan dalam film adalah masalah yang sudah umum diketahui. Kami cuma ingin mengingatkan kembali bahwa mereka masih menderita dari hari ke hari untuk hal dasar, seperti kesehatan dan udara segar, sedangkan kita sudah memiliki privilese,” kata Felicia sebagai produser dalam wawancara virtual dari Gading Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (6/4/2023).

ARSIP PRIBADI
Tim mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara membuat film *Jumantara of Bantar Gebang* yang menang dalam Festival Film MegaCities-ShortDocs Edisi ke-8 untuk kategori The Best Student ShortDoc Award di Perancis.

Tugas kuliah itu Felicia dan kawan-kawan terima pada bulan November 2022. Setelah berdiskusi bersama beberapa kali, mereka memilih lokasi Bantar Gebang. Penggarapan proyek tersebut berlangsung hanya dalam sepekan di mana waktu pengambilan berlangsung selama tiga hari dan dua malam.

Proses penggarapan film meninggalkan banyak cerita berkesan bagi mereka. ”Kami tidak kenal siapa-siapa di sana. Jadi, waktu survei masuk saja enggak izin satpam. Setelah muter pulang, kami baru dicegat,” kata Felicia.

Dalam proses mencari narasumber pun, mereka ”bergerilya”. Salah satunya dengan menongkrong di sebuah warung seorang ibu untuk meminta referensi orang yang layak diwawancara. Beruntung, para mahasiswa ini bisa mendapatkan dua sosok menarik yang akhirnya tampil dalam film.

”Kami kayak orang buta yang enggak tahu medan. Mencari narasumber juga keliling kayak bola pingpong,” tutur Rheinata selaku manajer produksi.

Ini merupakan kali pertama bagi Felicia dan Rheinata berkunjung ke Bantar Gebang. Meskipun sudah mengetahui kondisi di sana, banyak temuan lain yang menggugah emosi mereka. Contohnya ketika Felicia mendapati kesusahan para pemulung mendapatkan pelayanan air bersih dan pelayanan kesehatan atau ketika Rheinata kaget dengan jumlah sampah menumpuk dan jalan yang buruk sehingga membuat mobil rentan kecelakaan.

Mereka juga jadi belajar soal praktik jurnalistik di lapangan, misalnya soal keruwetan birokrasi dalam mengurus perizinan liputan. Mereka turut mengecap susahnya mencari narasumber dan mengontemplasi etika dalam wawancara. Alhasil, selain menang di festival film, kerja keras para mahasiswa UMN ini mendapat nilai A dari dosen mata kuliah.

Ke Perancis

Felicia dan kawan-kawan sebenarnya telah mendapat surel dari penyelenggara Festival Film MegaCities-ShortDocs Edisi ke-8 soal kemenangan mereka pada 15 November 2022. Lantaran tidak membuka surel, panitia dari Perancis akhirnya menelepon Felicia langsung guna mengabari.

”Jadi ada tiga nominasi dalam kategori The Best Student ShortDoc Award dan kami yang menang. Yang heboh malah dosen-dosen kami atas pencapaian tersebut,” tutur Rheinata seraya tertawa geli.

Baca juga: Callista Aldenia, Kewalahan Penuhi Pesanan Pesohor Dunia

Pemutaran film Jumantara of Bantar Gebang berlangsung di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada 7 Desember 2022. Selanjutnya, tim tersebut akhirnya mengutus Felicia sebagai satu perwakilan yang berkunjung saat malam penganugerahan di Paris, Perancis, pada 15 Desember 2022. Dengan berbagai pertimbangan, Rachmat Kurniawan Idrus sebagai sutradara menyusul ke sana.

”Jujur waktu screening, tiap kategori ditayangkan ada juri yang maju dan berbicara pas tahu siapa yang menang, tetapi mereka pakai bahasa Perancis jadi kami enggak tahu apa yang mereka pikirkan. Waktu itu salah satu juri sampai menangis mengetahui ada masalah semiris itu,” ujar Felicia.

Selain itu, Felicia menambahkan, salah satu juri menyampaikan dalam bahasa Inggris yang terbatas bahwa kelebihan karya mereka adalah tingkat urgensi dari masalah yang mereka angkat. Poin plus lainnya adalah mereka menawarkan solusi dan menyuarakan suara dari sudut pandang orang pertama. Selamat atas kemenangan tim mahasiswa UMN!