Melihat Tantangan Dunia Perfilman Indonesia

Perkembangan dunia perfilman di tanah air sudah semakin baik, ternyata masih banyak tantangan yang perlu dihadapi.

Melihat Tantangan Dunia Perfilman Indonesia
Rabu, 5 April 2023 15:47 Reporter : Merdeka
Melihat Tantangan Dunia Perfilman Indonesia Poster film BPI. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Meski perkembangan dunia perfilman di tanah air sudah semakin baik, ternyata masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Namun demikian, menurut Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Gunawan Panggaru semua tantangan itu bisa dihadapi jika semua pihak bisa bekerjasama.

Hal itu seleranya dalam acara Sarasehan Film Nasional selaras dengan seri terima buku "Wajah Perfilman Indonesia" yang merupakan hasil dari Konferensi Film Nasional 2023, di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Kamis (30/3) lalu.

taboola mid article

"Seandainya para insan film dan pemangku kepentingan saling bekerjasama dan memiliki tujuan yang sama maka perfilman Indonesia pun akan lebih maju daripada saat ini," katanya.

2 dari 3 halaman

Minimnya Bioskop di Daerah

deputi kemenparekraf niel el himam

©2023 Merdeka.com

Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produktif Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Niel El Himam mengungkapkan pada tahun 2022 perfilman Indonesia berhasil meraih 55 juta penonton dengan penyumbang suara penonton terbanyak dari Film KKN di Desa Penari.

Namun demikian, dia mengungkap kekurangan yang masih dialami dunia perfilman. Salah satunya adalah masih kurangnya ketersediaan bioskop di daerah.

“Rencana pembangunan bioskop sudah ada sejak lama, tentunya dibutuhkan kerjasama antara pusat dan daerah. Dikarenakan bioskop sendiri bukan kewenangan pusat, melainkan daerah,” jelas Niel El Himam kepada merdeka.com di lokasi acara.

Niel juga menambahkan dari 300 judul film baru, hanya 108 film yang bisa tayang di bioskop. Padahal jika infrastruktur bioskop ditambah maka pendapatan ekonomi dari sektor perfilman pun akan ikut naik.

"Sebenarnya, belum ada angka pasti berapa pendapatan sektor perfilman tahun lalu, tapi jika dihitung tinggal 55 juta penonton dikali Rp50.000 atau sekitar Rp2 triliun. Ini belum termasuk penjualan dari makanan dan minuman bioskop," ucap Niel El Himam.

3 dari 3 halaman

Kualitas Tenaga Pendidikan & SDM Perfilman Indonesia

ketua bpi gunawan panggaru

©2023 Merdeka.com

Selain infrastruktur, menurut Gunawan Panggaru, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan perfilman Indonesia masih memprihatinkan.

"Sekarang ada 21 Program Studi Film dengan kurang lebih 80 SMK jurusan film, tetapi guru yang tersedia tidak memiliki keahlian yang sesuai," katanya.

Gunawan Panggaru pun ikut menambahkan bahwa permasalahan SDM juga hadir dari lapangan industri yang tersedia. Sampai saat ini, perfilman industri masih tersentralisasi di Pulau Jawa sehingga menantang lapangan kerja untuk para siswa yang berdomisili di daerah. Alhasil keahlian yang dimiliki pun tidak dapat terealisasikan secara maksimal.

Di sisi lain, kebutuhan alat guna penunjang perfilman pendidikan di tanah air pun belum bisa tersebar secara merata sehingga terjadinya ketimpangan kualitas SDM antara daerah dan pusat.

"Makanya di sini pemerintah harus turun tangan bukan hanya memberikan izin saja," ucap Gunawan.

Reporter Magang: Alya Nurfakhira Zahra

Baca juga:
Bulan Film Nasional Batal Digelar Gara-Gara Izin Pakai TIM Terhambat
Kampoeng Thengul Juarai Festival Film Nasional, Bukti Kreatif Anak Muda Bojonegoro
Netflix Rayakan Hari Film Nasional Bersama Para Sineas Perempuan Indonesia