Kembangkan Industri Pertahanan, Inggris Siap Bantu Indonesia

JAKARTA – Potensi untuk semakin meningkatkan kerja sama industri pertahanan dan keamanan sedang dijajaki oleh Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan pemerintah Indonesia baru-baru ini. Britania Raya masih duduk di posisi pertama sebagai penyuplai alat hankam ke RI, menurut data yang diperoleh pejabat pemerintah.

Kembangkan Industri Pertahanan, Inggris Siap Bantu Indonesia

JAKARTA – Potensi untuk semakin meningkatkan kerja sama industri pertahanan dan keamanan sedang dijajaki oleh Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan pemerintah Indonesia baru-baru ini. Britania Raya masih duduk di posisi pertama sebagai penyuplai alat hankam ke RI, menurut data yang diperoleh pejabat pemerintah.

Penjajakan itu memanfaatkan gelaran UK - RI Defence Industry Cooperation Seminar and Exhibition 12-15 Maret 2018, yang merupakan agenda kunjungan delegasi UK Defence Trade Mission ke Indonesia pada beberapa pekan terakhir.

Seminar tersebut dibuka oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Marsekal TNI Hadiyan Sumintaatmadja, serta Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis serta Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, pada 15 Maret 2018 di Jakarta.

Peserta seminar terdiri dari firma produsen alat hankam asal Inggris ; seperti Lockheed Martin UK, BAE Systems, Raytheon UK, dan 12 perusahaan lain ; perwakilan Kemhan RI, TNI, serta Polri ; dan pemangku kepentingan serta aktivis industri hankam terkait. Mendapatkan giliran pertama menyampaikan opening remarks, Fajar menyampaikan betapa krusialnya kontribusi Inggris dalam dinamika industri alat pertahanan serta keamanan Indonesia.

"Menurut data yang saya peroleh, Indonesia mengimpor alat hankam paling banyak dari Inggris, diikuti Amerika Serikat di peringkat dua, dan Korea Selatan di peringkat tiga," kata Fajar kala membuka UK - RI Defence Trade Seminar di Jakarta, Kamis (15/3/2018).

"Indonesia pun duduk di peringkat 10 -- berbagi dengan Pakistan -- dalam daftar negara importir terbesar alat hankam di seluruh dunia, mencakup sekitar 2,8 persen dari total perdagangan alat-alat hankam global. Data-data itu saya peroleh dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI)," lanjutnya.

Merespons pernyataan dari Fajar Harry Sampurno, Dubes Moazzam mengaku terkejut dan senang kalau Inggris menjadi penyuplai paling utama alat hankam untuk Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti hal tersebut hanya akan dibiarkan stagnan, lanjut dia. "Saya terkejut dan senang mendengar data seperti yang disampaikan oleh Pak Fajar. Tapi, bukan berarti Inggris puas. Kami tetap akan terus berkomitmen dan meningkatkan relasi kerja sama industri hankam dengan Indonesia untuk tahun-tahun ke depan," ujarnya.

"Industri hankam kami punya pengalaman dan kapabilitas taraf dunia, serta berkomitmen untuk terus melanjutkan riset-pengembangan teknologi hankam pada tahun-tahun selanjutnya. Komitmen itu mencakup keseriusan kami untuk terus berelasi dengan Indonesia, termasuk membantu RI mengembangkan kapabilitas industri hankam dalam negeri Anda," ucap sang Dubes Inggris untuk Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Kemhan RI Hadiyan Sumintaatmadja, mewakili Menhan RI, Ryamizard Ryacudu, mengapresiasi sekaligus berharap agar seminar penjajakan tersebut mampu memberikan hasil konkret, terkhusus dalam memenuhi tekad RI menjadi pemain vital dalam persaingan produksi dan ekspor industri hankam dunia.