”Kami Bukan Barbie, Cukup Jadi Diri Sendiri”

Fenomena Barbie telah menyedot perhatian dunia sejak filmnya dirilis pada 19 Juli 2023. Mendadak banjir padu padan busana merah muda dan pernak-pernik khas Barbie terjadi di mana-mana.

Secara bergantian Nandini dan dua temannya, Trita ”Cici” Annisa (22) dan Zahidah (22) bergaya di dalam kotak. Nandini tampil menarik dengan rok selutut berwarna pink dan atasan berwarna hitam. Ia mengenakan kalung menyerupai butir mutiara. Sementara Cici dan Zahidah memakai busana yang lebih kasual.

”Kelihatan ’kan kalau dia penggemar berat Barbie,” kata Cici mengomentari penampilan temannya, Nandini, yang memang terinspirasi dari Barbie.

Nandini bersama dua temannya sengaja ke XXI Plaza Indonesia untuk berburu tumbler Barbie. ”Sudah cari kemana-mana habis. Di sini juga habis,” kata lulusan Jurusan Hukum Universitas Nasional itu dengan nada kecewa.

image Barbie di Plaza Indonesia Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023). " height="768" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:4032px) 4032px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/p_B8tJwb5UcOLRXvxDpNpXLEiO8=/1024x768/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/bQirOyRCrDwsrG8BDFRgVjCrT_Y=/1280x960/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0FmMdSZLiHXyJ2E8X-KmqeT3I7I=/720x540/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/p_B8tJwb5UcOLRXvxDpNpXLEiO8=/1024x768/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/07/27/e8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 4032w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/H_99tnMlD8u5W4zPxnaty1VBkLM=/676x507/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/2Um7Ul5hceNq1EAdWk_IZDTH_VM=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0NZbw_EztwFshP_h3yoFYomAbRQ=/300x225/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/658n1soF04qgK08GsJqs88vOw7M=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F27%2Fe8b8b23d-fb2c-4010-adfe-bf0ba2a70581_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pengunjung melintas di instalasi film Barbie di Plaza Indonesia Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023).

Poster film Barbie yang tengah diputar di bioskop menghiasi lorongg menuju studio di Metropole XXI Jakarta, Selasa (25/7/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Poster film Barbie yang tengah diputar di bioskop menghiasi lorongg menuju studio di Metropole XXI Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Meskipun gagal mendapatkan tumbler, Nandini merasa senang karena bisa berfoto-foto di kotak Barbie. Kotak yang menyerupai kemasan boneka ini mengingatkan pada pengalaman pertama memiliki Barbie ketika ia masih berusia 5 tahun.

”Bentuk boneka gadis dengan gaun panjang putih,” kata Nandini, mengenang Barbie pertamanya. Melihat boneka itu, Nandini langsung kesengsem. ”Aku suka, melambangkan cewek banget,” ujarnya.

Sekarang, ia sudah tidak mengoleksi Barbie. Namun, ia masih suka melihat-lihat foto Barbie di internet. Gaya busana Barbie yang modis kemudian menjadi sumber inspirasi penampilan Nandini dan banyak anak, remaja, dan perempuan muda di seluruh dunia. Berkat boneka Barbie, Nandini jadi suka tampil feminim dan menyukai apa pun yang berwarna pink. ”Aku terinspirasi, jadi percaya diri!” katanya.

Baca juga: Saat orang Madura Pulang Haji

Begitu pula dengan Margareta Gayatri (20) yang menyempatkan masuk Barbie Dream House Playground di atrium lantai dasar Neo Soho Mall, Jakarta, seusai menonton film Barbie, Rabu (26/7/2023). Reta mengenakan gaun selutut bermotif gingham merah muda dan putih. Mirip sekali dengan gaun musim panas Barbie yang dikenakan Margot Robbie di film. Reta memadukannya dengan luaran putih dan rambut sebahunya dikuncir sebagian dengan pita pink mini sebagai aksesori.

Ia pun asyik berpose di tempat bermain yang menyerupai rumah Barbie itu beserta mobil Chevrolet Corvette merah muda milik Barbie. ”Rasanya jadi kayak Barbie beneran, walau enggak ada mirip-miripnya ya kalau dari muka,” ungkapnya tergelak.

Mirip dengan Nandini, Reta memiliki beberapa boneka Barbie ketika kecil. Mahasiswi Universitas Tarumanegara ini pun rutin bermain bersama kakaknya dan senang memadu-padankan baju-baju dan sepatu untuk dikenakan Barbie miliknya.

imageBarbie ini diserbu para penggemar Barbie dari anak-anak hingga orang tua. " height="614" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:4000px) 4000px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/e9EqWsnmroGFA93Wq1vv6FneE9I=/1024x614/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/962jsJh48x8v1rqchcXsvbFmXbg=/1280x767/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/sxVywAZer_qrd4jWi6nE4_kFTTY=/720x431/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/e9EqWsnmroGFA93Wq1vv6FneE9I=/1024x614/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/07/22/4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 4000w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4vxAaJY8Rq8rTD1SVCWcHjeFF1I=/676x405/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/KmoOtFpjTNxblgML7EwDZSBzhXs=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/IFukhvVlm7zXn6P2iZtYh4u2k48=/300x180/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/IvVRsOmb4aqb3NqVLkr4AXQTK2M=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F4dc29cbf-df44-4714-a2eb-5d1b54787442_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pengunjung berfoto di area Barbie Dream House di Mal Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023). Taman bermain yang didominasi warna merah muda dan dilengkapi permainan seluncur, kolam bola, dan ruang rias bertemakan Barbie untuk menyambut pemutaran film Barbie ini diserbu para penggemar Barbie dari anak-anak hingga orang tua.

Seorang anak perempuan mengenakan rok dan sepatu dengan warna merah muda di Mal Central Park, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023).
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Seorang anak perempuan mengenakan rok dan sepatu dengan warna merah muda di Mal Central Park, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023).

”Aku punya dua yang stereotip ya kalau kata filmnya, sama yang edisi bisa modifikasi rambut gitu deh. Lupa namanya. Kakak aku punya juga. Tadinya ya cuma tuker-tukeran baju dan sepatu antar-Barbie yang kita punya. Bosan juga kan, tapi kalau beli aksesorinya itu, kan, ya mahal juga. Akhirnya, mama yang kebetulan bisa jahit, mau jahitin baju-baju untuk Barbie gitu dari kain-kain sisa,” tuturnya yang jadi memiliki ragam baju untuk bisa dipakaikan pada boneka Barbienya dan membuatnya memiliki kesadaran untuk memakai baju yang sesuai.

Barbie mulai diperkenalkan di American Toy Fair di New York City pada 1959. Ini merupakan boneka mainan pertama yang diproduksi secara masal. Boneka ini punya ciri rambut pirang, mengenakan pakaian modis, dan kaki yang berjinjit karena mengenakan sepatu high-heels. Sejak kemunculannya, Barbie menjadi ikon global.

Meskipun memberi sejumlah pengaruh positif bagi anak dan remaja perempuan, seperti tampil percaya diri dan kreatif, keberadaan Barbie juga menuai kritik. Antara lain, Barbie identik dengan budaya konsumtif. Jika merujuk filmya, tentu paham dengan jenama mewah, Chanel, yang terpampang nyata di tas maupun siluet busana Barbie. Boneka ini juga lekat dengan kritik terkait patriarki dan rasisme,

Di banyak tempat, boneka ini bahkan telah membentuk citra tubuh negatif bagi perempuan dan melanggengkan standar tubuh ideal yang tidak realistis. Pinggang kecil, payudara besar, dengan rambut lurus jatuh tertata rapi. Namun seiring berjalannya waktu, orang menyadari konsep tubuh ala Barbie berbahaya.

Problem baru

Produsen boneka itu, Mattel, pun mengubah strategi. Pada 2016, perusahaan itu berusaha menghadirkan boneka yang lebih inklusif dengan menciptakan Barbie dengan kursi roda, Barbie dengan tubuh curvy, tall, dan petite. Ada juga Barbie berkulit coklat, Barbie berambut keriting, Barbie mengenakan kawat gigi, Barbie down syndrome, Barbie dengan vitiligo, hingga Barbie berhijab.

Mattel juga melahirkan Barbie dengan latar belakang ras dan asal, seperti Barbie Asia, Barbie Hispanik, Barbie Indian, dan lain-lain. Namun, apakah kemudian hal ini cukup menjawab aneka kritik yang ditujukan pada Barbie? Tentu tidak. Problema baru bagi Barbie.

Antropolog dari Syracuse University, Maureen Trudelle Schwarz melalui kajiannya bertajuk Native American Barbie: The Marketing of Euro-American Desires, menuturkan upaya Mattel ini malah jadi salah kaprah. Alih-alih inklusif dan representatif, kondisi yang ditangkap justru bias ras bahkan muncul pandangan hanya menunggangi makna inklusif untuk mendongkrak penjualan.

image Barbie yang disutradarai oleh Greta Gerwing mulai tayang di bioskop Indonesia pada 19 Juli 2023 atau dua hari lebih awal dari rilis di bioskop Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. " height="505" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:4000px) 4000px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/pyNAOjYmatC2Iv6pzekUJ98I3wk=/1024x505/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/Q8vJBtjPjmKirQLbYaYruh-WlyA=/1280x632/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/W6qxgzGCrFA37q90JnkOdfpjAN8=/720x355/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/pyNAOjYmatC2Iv6pzekUJ98I3wk=/1024x505/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/07/28/5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 4000w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/RCV-rMl5oBk2iVB4aRu-Sc-xUsY=/676x334/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/tXinSBzbVze90nGND3lOYVK0IvA=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/xzfrQEabq1twnkbRu4e-9RrNH8Y=/300x148/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/QqSpEXUM9GHJ47yV-9Hn-o3Opc4=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2F5ddfc345-4781-4bac-9fc5-cad1accccf09_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Area Barbie Dream House di Mal Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023). Film Barbie yang disutradarai oleh Greta Gerwing mulai tayang di bioskop Indonesia pada 19 Juli 2023 atau dua hari lebih awal dari rilis di bioskop Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.

imageBarbie." height="577" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:4000px) 4000px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4RAYANWEJ-Uz9zQSNGTQIDhjlaM=/1024x577/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/Ssr71yoiH3ATfIiDQ1obTHMpQnk=/1280x721/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/SAcw6_osvGL081YJlGzjevCow70=/720x406/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4RAYANWEJ-Uz9zQSNGTQIDhjlaM=/1024x577/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 1024w, https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2023/07/22/3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 4000w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/jz1oZkNWl1TyQT8gBwvMejEF7ew=/676x381/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/erH-VYm9_WQkWwnz9-aIr-Gwg0o=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/EEESrtfKG4s0NCX29eEvPCM7eZ8=/300x169/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/QF_9cGaLlnoHtWETkWks5x0wOig=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F22%2F3108a03d-7af0-4467-af90-05ad2d447421_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-30ab5665>
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Mainan Barbie yang dijual di area Barbie Dream House di Mal Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023). Taman bermain yang didominasi warna merah muda dan dilengkapi permainan seluncur, kolam bola dan ruang rias bertemakan Barbie untuk menyambut pemutaran film Barbie.

”Barbie Indian hanya ditampilkan permukaan dengan pakaiannya, bahkan akurasi latar belakang kulturalnya pun tak diriset mendalam. Sama seperti kasus Barbie Asia, hanya merujuk ciri fisik orang Asia Timur. Padahal Asia kan luas dengan ciri fisik yang beragam. Begitu juga yang Eropa atau Afrika hanya berlandaskan kulit berwarna saja. Didasarkan pada apa yang dilihat si pembuat. Ini sangat disayangkan,” jelas Schwarz.

Meski bagi anak dan remaja, upaya Mattel ini cukup bersambut. Sebagian merasa terwakilkan. Sebab, boneka ini memang sangat tersegmentasi karena harganya cukup mahal. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional Jakarta Arni Karina berpendapat, demam Barbie akhir-akhir ini berlangsung dengan pemasaran yang begitu masif. ”Boneka yang terdiferensiasi membuat pembelinya terepresentasikan,” ujarnya.

Konsumen Asia, misalnya akan membeli Barbie berwajah oriental. Demikian pula anak-anak Afrika akan memilih boneka berkulit gelap. ”Standar kecantikan yang sekarang bukan hanya putih dikonversi untuk mengisi ceruk pasar seluas mungkin,” kata Arni. Ia menilai tolok ukur kecantikan yang semakin majemuk pun direfleksikan produk tersebut.

Baca juga: Haji di Mekkah, Oleh-oleh dari Surabaya

Dalam film Barbie, sutradara Greta Gerwig juga berusaha menunjukkan, bagaimana setiap orang bisa tampil otentik menjadi dirinya sendiri. Ironisnya, pemeran utama dalam film, Margot Robbie, menggambarkan ciri khas lama Barbie berkulit putih, kurus, dan rambut pirang. Artinya, film ini tanpa sadar justru kembali mematenkan tubuh ”sempurna” ala Barbie.

Padahal penelitian yang dilakukan oleh Suzanne Ive dari University of Sussex yang diterbitkan oleh the American Psychological Association (2006) menunjukkan, anak perempuan yang terpapar Barbie dilaporkan memiliki harga diri yang lebih rendah dan keinginan yang lebih besar untuk bentuk tubuh yang lebih kurus. Laporan itu juga menyebutkan lambang tubuh ideal yang tidak realistis dapat merusak citra tubuh anak perempuan, yang akan berkontribusi pada peningkatan risiko gangguan makan dan siklus berat badan.

Kondisi ini masih terjadi, tapi jauh berbeda. Kesadaran anak dan remaja tentang citra tubuh seiring masifnya kampanye untuk mencintai diri mulai mengarah lebih positif. Keterbukaan informasi juga membantu mereka mendefinisikan cantik dengan versi yang lebih beragam. Boneka ini pun tak lagi jadi acuan bagi mereka.

Ayah dan anak kompak mengenakan pakaian dengan warna merah muda di Mal Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023).
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Ayah dan anak kompak mengenakan pakaian dengan warna merah muda di Mal Neo Soho, Jakarta Barat, Sabtu (22/7/2023).

Hal ini terbukti dengan penurunan penjualan boneka Barbie dari tahun ke tahun. Meski sempat menjajal kampanye lebih inklusif, minat terhadap boneka tak lagi sama. Keberadaan film ini pun tak membantu. Mattel tetap membukukan penurunan penjualan hingga 12 persen dalam tiga bulan terakhir, padahal filmnya selama dua pekan ini berhasil meraup penghasilan hingga 549,8 juta dollar AS atau lebih dari Rp 8 triliun dari seluruh dunia.

Menariknya, produk lain yang berkolaborasi di masa penayangan film Barbie ini malah meningkat. Corporate Affairs Lead Tokopedia Antonia Adega tak menyebutkan kuantitas penjualan tersebut, tetapi pihaknya menggandeng sejumlah jenama lokal yang memiliki kolaborasi spesial dengan Barbie, seperti ESQA Cosmetics, SOVLO, dan Day and Night, agar jangkauan pasar semakin luas. ”Kesuksesan filmnya berpengaruh positif terhadap tren penjualan produk di Tokopedia. Khususnya, produk kolaborasi brand yang bekerja sama dengan Barbie,” ujarnya.

Salah satunya ESQA mengenyam kenaikan transaksi hampir 1,5 kali lipat sejak peluncuran produk kolaborasinya dengan boneka tersebut. Koleksi spesial bertajuk Barbie x EQSA lewat penjualan daring itu antara lain cream blush, contour, lip stain, dan eyeshadow. Hal ini diakui Co-Founder EQSA Cosmetics Kezia Trihatmanto.

Seperti Reta, Leni Widiyanti (24), asal Tangerang, memilih mengambil hal-hal positif dari Barbie seperti bagaimana boneka itu bisa tampil percaya diri dan mengajarkan menjadi kreatif terkait mode yang terbawa hingga dewasa. Bahkan, ia kini membuka toko daring yang menjual pakaian dan kerudung. ”Kalau soal fisik harus sempurna, aku kayaknya tidak terpengaruh. Badan aku dari dulu ya segini-segini saja,” katanya.

Tavisha Kanaya (15), siswi SMP Al Izhar, Jakarta, mengungkapkan Barbie tak lagi jadi patokan. ”Hanya untuk teman main aja, sih, waktu masih TK sampai SD Kelas 3 gitu. Fashion-nya aku suka. Tapi apakah menginspirasi atau mewakili aku, kayaknya enggak deh. Biasa-biasa aja. Karena sekarang ini, cantik, pintar, dan percaya diri itu, ya, jadi diri sendiri aja. Mau dandan girly cantik, pakai pinky kayak Barbie, enggak masalah. Sukanya di depan laptop atau main bola juga enggak apa. Yang penting enggak jadi pick me aja atau jadi si paling gitulah. Itu malah enggak asyik,” jelasnya sambil tertawa.

Jika pada era 1990-an, hidup di dunia plastik terdengar fantastis seperti lagu ”Barbie Girl” milik kelompok musik Aqua: Life in plastic/ it’s fantastic//. Maka kini, para perempuan sepertinya menghidupi semangat penyanyi Ava Max dalam ”Not Your Barbie Girl”: Not your Barbie girl/ I’m livin’ in my own world/ I ain’t plastic/ call me classic//.

Pada akhirnya, jadi Barbie atau tidak, setiap perempuan punya pilihan!