Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' Angkat Isu Sosial Lewat Layar Lebar

Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' berkisah tentang seorang santri yang menjalani perjalanan spiritual setelah terjebak dalam aliran sesat sebuah ajaran agama.

Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' Angkat Isu Sosial Lewat Layar Lebar
image
Jogja -

Film yang berjudul 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' ini berkisah tentang seorang santri yang menjalani perjalanan spiritual setelah terjebak dalam aliran sesat sebuah ajaran agama. Bagaimana ulasannya? Berikut selengkapnya.

Film besutan sutradara kondang Indonesia, Hanung Bramantyo ini mengadaptasi dari novel garapan Muhidin M. Dahlan berjudul 'Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur' keluaran tahun 2003. Film ini berkisah tentang seorang santri bernama Kiran (Aghniny Haque), seorang mahasiswi cerdas yang tumbuh dari keluarga dengan keyakinan agama yang kuat, sehingga ia mengabdikan hidupnya di jalan Tuhan dengan cara berdakwah serta menegakkan syariat Islam di segala kehidupannya.

Kehidupan berubah ketika Kiran mendapatkan pengalaman yang tidak akan dia lupakan selama di pesantren, di mana ia ingin diperistri oleh pimpinan pesantren tersebut, namun faktanya perilaku pimpinan pesantren tersebut tidak sesuai dengan praktiknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya Kiran terjerumus dalam dunia gelap serta mengalami perjalanan spiritual hingga ia menggugat Tuhan karena dianggap tidak adil dan tidak pernah mendengarkan keluhannya.

Pada acara Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023 di Bioskop Empire XXI, Jumat (1/12/2023), film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' ini diputar. Di dalam teater 3, tempat diputarnya film, tampak penuh dengan penonton yang antusias menyaksikan film yang dibintangi oleh Aghniny Haque (Kiran), Djenar Maesa Ayu (Ami), Doni Damara (Tomo), Andri Mashadi (Da'rul), Samo Rafael (Hudan), dan Nugietrilogy (Alim Suganda). Usai film berakhir, perasaan para penonton sukses dibuat campur aduk karena konflik yang dibawakan di dalamnya.

Kemudian ada sesi tanya jawab yang dihadiri oleh sutradara film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa', Hanung Bramantyo, serta Aghniny Haque, Djenar Maesa Ayu, Doni Damara, dan penulis novel 'Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur', Muhidin M. Dahlan.

Hanung mengungkap alasannya mengadaptasi novel karya Muhidin M. Dahlan menjadi film. Yakni keresahannya pada pemilu sebelumnya yang sampai membahas urusan privasi kepada publik.

"Karena di pemilu sebelumnya itu sampai mengarah ke ruang pribadi," ungkap Hanung.

Film ini mencoba untuk menghadirkan kepada masyarakat akan fenomena-fenomena ironi sosial yang pernah terjadi di Indonesia seperti seorang pemuka agama yang melakukan tindakan amoral terhadap santrinya.

"Film ini mencoba mengaktualisasikan itu (berbagai isu sosial yang terjadi di Indonesia seperti pemuka agama yang melakukan tindakan amoral terhadap santrinya)," terang Hanung.

Terakhir, Hanung menilai bahwa adanya film merupakan media yang dapat digunakan ketika suara-suara tertentu tidak dapat dihadirkan di muka publik.

"Film bisa menjadi suara bagi suara-suara yang tidak bisa disuarakan," pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video "205 Film Lintas Negara Bakal Diputar di JAFF ke-18"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)