Kesulitan Adinda Thomas-Elang El Gibran Bintangi 'Bangsatnya Cinta Pertama'
Adinda Thomas-Elang El Gibran Belajar Bahasa Belanda hingga Masuk Angin demi 'Bangsatnya Cinta Pertama'.

Bioskop Indonesia siap kedatangan film komedi romantis baru berjudul Bangsatnya Cinta Pertama pada 5 Oktober mendatang.
Film yang menceritakan kisah persahabatan dan sulitnya cinta pertama ini dibintangi Adinda Thomas, Elang El Gibran, Rania Putrisari, hingga Annette Edoarda.
Hadir dengan cerita yang mungkin mainstream, Bangsatnya Cinta Pertama mengambil latar Belanda sebagai pembeda.
ADVERTISEMENT
Tentu latar ini membuat pemainnya harus belajar bahasa Belanda agar tampil meyakinkan penonton.
IKUTI QUIZ
Secara blak-blakan, Elang El Gibran mengakui belajar bahasa Belanda adalah hal yang sulit selama proses syuting film ini.
"Banyak pengalaman beda yang aku rasakan, khususnya bahasa Belanda dan ternyata nggak semudah itu (belajar) bahasa Belanda," ungkap Elang dalam konferensi pers gala premier Bangsatnya Cinta Pertama yang digelar di Epicentrum Walk, Kamis (28/9).
![]() |
Selain soal bahasa, cuaca Belanda yang memasuki musim dingin menjadi kesulitan lain bagi para pemain. Tak sedikit dari mereka yang masuk angin selama proses syuting di Belanda.
"Aku baru pertama kali syuting di mana winter ya. Eksperimennya baru, tantangannya juga baru, dan aku pertama kali ngerasain winter di Belanda tanpa salju, jadi angin aja," beber Rania.
"Karena cuacanya entar dingin banget, terus tiba-tiba hujan, jadi masuk angin," lanjutnya sambil tertawa.
Meski kesulitan terkait bahasa dan cuaca, keempat pemain utama Bangsatnya Cinta Pertama ternyata tak kesulitan terkait membangun chemistry.
Keempatnya kompak menyebut tak lagi ada jarak di antara mereka selama syuting, baik di Indonesia ataupun Belanda.
"Kita berempat sama-sama terbuka karena kita bakal lama di Belanda jadi kalau (bangun) chemistry nggak terlalu sulit," tutur Elang.
Bangsatnya Cinta Pertama yang disutradarai Eugene Panji bercerita tentang tiga sahabat, Fraya (Adinda Thomas), Tya (Rania Putrisari), dan Dara (Annette Edoarda), yang punya karakteristik berbeda-beda.
Fraya adalah seorang perfeksionis yang gemar membuat kue. Dia belum pernah jatuh cinta, apalagi merasakan cinta pertama.
Tya adalah seorang pekerja kreatif yang mudah jatuh cinta. Baginya, setiap kali dia jatuh cinta kepada seseorang, itu akan menjadi cinta pertamanya.
Sementara Dara sedang menyelesaikan disertasinya dan fokus dengan S2-nya di Leiden, Belanda. Ia tinggal di sebuah flat kecil bersebelahan dengan mahasiswa Indonesia lainnya bernama Elmar (Elang El Gibran).
Suatu hari, Dara mengundang kedua sahabatnya, Fraya dan Tya, untuk datang dan liburan bersamanya di Belanda. Saat itu, Tya baru saja mengalami putus cinta.
Tya yang mudah terpikat oleh seseorang, mulai tertarik dan jatuh cinta kepada Elmar. Namun, cinta Tya tak berjalan mulus, Elmar justru tertarik pada Fraya.
Kisah cinta segitiga ini pun menciptakan ketegangan di dalam persahabatan mereka. Dara yang peduli dengan persahabatan mereka, berusaha menjadi penengah.
(dia/kpr)