Deddy Corbuzier Sebut Kpop Propaganda Korea, Ahmad Dhani: Itu Kan Wabah

Ahmad Dhani berujar bahwa musik Kpop merupakan wabah dan bagian dari defisit selera karena pengaruhnya yang luar biasa terhadap anak muda di Indonesia.

Deddy Corbuzier Sebut Kpop Propaganda Korea, Ahmad Dhani: Itu Kan Wabah
image
Jakarta, Insertlive -

Ahmad Dhani pentolan Dewa 19 baru-baru ini berbincang dengan Deddy Corbuzier dalam tayangan di podcast Close The Door.

Tak sendirian, Ahmad Dhani hadir sebagai bintang tamu bersama Ari Lasso pada kesempatan tersebut.

Ada banyak topik pembahasan yang dibahas Dhani dan Ari bersama Deddy. Salah satu yang menarik perhatian kala mereka membahas soal pengaruh musik Kpop di Indonesia.


Awalnya, Deddy penasaran dengan alasan musik Kpop bisa sangat disukai banyak anak muda di Indonesia.

IKUTI QUIZ

Dhani lantas berpendapat bahwa musik Kpop bisa berkembang sangat pesat di Indonesia karena menurunnya selera orang-orang Indonesia.

"Kalau lu liat anak-anak muda sekarang kan demamnya Kpop, pendapat lu gimana?" tanya Deddy dalam tayangan YouTube Close The Door pada Jumat (28/7).

"Ya itu bagian dari defisit selera sih menurut gue ya, karena anak-anak zaman kita tahun 80an tuh, selera tuh penting sih," jawab Dhani.

Deddy pun lantas mengungkapkan fakta bahwa musik merupakan salah bagian dari propaganda pemerintah negara Korea Selatan.

Dhani lantas tak membantah hal tersebut dan berujar bahwa musik Kpop adalah wabah yang mirip dengan COVID.

"Tapi kan kita tahu Dhan, Kpop itu propagandanya Korea?" kata Deddy.

"Iya (Kpop itu propaganda Korea Selatan), Kpop itu kan wabah ya, kayak COVID gitu," sahut Dhani.

Dhani lantas kembali soal selera musik yang dianggapnya harus punya kedaulatan.

Suami Mulan Jameela ini lantas menilai bahwa kedaulatan selera menjadi fondasi penting bagi penikmat musik.

"Nah kalau anak-anak muda ini tidak punya 'kedaulatan selera' itu sebutan ku, kayak Al, El, Dul tuh udah punya kedaulatan selera, udah gue ajarin selera musik yang bagus," kata Dhani.

"Jadi begitu ada musik yang biasa-biasa aja, meskipun (Kpop) dijadikan wabah atau dijadikan demam, demam Kpop, mereka punya antibodi yang kuat," sambungnya.

Deddy kemudian penasaran dengan alasan Indonesia tidak bisa menciptakan industri musik yang mirip Kpop.

Tak perlu panjang-lebar, Dhani berujar bahwa Indonesia saat ini masih belum punya presiden yang kreatif.

"Kenapa Indonesia nggak bisa bikin seperti itu" tanya Deddy.

"Ya karena presidennya bukan gue," jawab Dhani.

Deddy pun kembali mengungkapkan fakta bahwa industri musik Kpop bisa sangat berkembang karena memang didukung pendanaan dari IMF (International Moneter Foundation).

Deddy tak memungkiri fakta bahwa campur tangan pemerintah dalam mempropagandakan musik Kpop sanga luar biasa berhasil saat ini.

"Kpop itu kan awalnya IMF, dananya dari IMF, itu kan campur tangan pemerintah, yang mana harus kita akui bahwa itu berhasil," ujar Deddy.

Dhani lantas memberikan pandangan bahwa sebetulnya Indonesia dan Korea Selatan pada era 1980 merupakan negara yang sama-sama masih berkembang.

Dhani merasa heran kenapa Indonesia kemudian bisa kalah dengan Korea Selatan yang maju pesat lewat industri mobil hingga perangkat elektronik.

Salah satu alasan utama Indonesia tidak melirik industri kreatif dan segala macam yang terkait karena memang tidak memiliki pemimpin negara yang paham betul atau terjun langsung di industri kreatif.

"Ini Pertanyaan bebas aja nih, kita hidup di tahun 80an, Indonesia dan Korea Selatan di era 80an itu 11-12, sama-sama nggak punya industri mobil, nggak punya industri TV, sama-sama nggak punya industri stereo set, handphone, nah pertanyaan bagi kita semua, ini yang salah siapa?" Pemimpinnya atau rakyatnya?" kata Dhani.

"Ya memang pada faktanya ya, kita memang belum punya presiden yang dari industri kreatif kan, atau presiden yang mengerti soal industri kreatif. Akhirnya Korea sadar bahwa industri kreatif itu nggak kala gede sama industri mobil, handphone dan segala macam itu," sambungnya.

Tak berhenti di situ, Deddy berujar bahwa Indonesia yang merupakan salah satu surga kuliner di dunia, seharusnya juga bisa menciptakan industri kreatif dengan potensi yang ada.

Lagi-lagi, Dhani menegaskan bahwa Indonesia bisa menjadi hebat di industri kreatif asalkan punya pemimpin yang kreatif pula.

"Kita bisa dong? industri makanan bisa harusnya?" tanya Deddy.

"Iya kita bisa kalau punya presiden yang kreatif," tutup Dhani.

(ikh/ikh)

Tonton juga video berikut: