Dari Novel Menuju Film, Ini Harapan Ning Khilma pada Hati Suhita 

Di dunia perfilman Indonesia banyak film yang diangkat dari novel yang lebih dulu terkenal. Banyak yang sukses, tapi banyak juga yang tidak sesuai harapan.  ...

Dari Novel Menuju Film, Ini Harapan Ning Khilma pada Hati Suhita 
image

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di dunia perfilman Indonesia banyak film yang diangkat dari novel yang lebih dulu terkenal. Banyak yang sukses, tapi banyak juga yang tidak sesuai harapan. 

Hal itu juga yang sempat membuat penulis novel Hati Suhita, Ning Khilma Anis awalnya bimbang untuk membawa karyanya ke layar lebar. "Saya pesimis, takut ini berubah," ungkapnya, Kamis (11/05/2023) malam. 

Advertisement

Tidak mau apa yang dibangun sejak lama, berubah ketika menjadi film, Ning Khilma sapaan akrabnya melakukan seleksi ketat pada setiap rumah produksi yang hendak "melamar" Hati Suhita menjadi sebuah film. Setiap rumah produksi yang datang, ia ajak diskusi lebih dahulu. 

Sampai pada akhirnya Ning Khilma bertemu dengan produser Chand Parwez. Menurut Ning Khilma, dirinya langsung cocok dengan sosok Chand Parwez. Hal itu bukan tanpa dasar.  

Pasalnya ketika rumah produksi lain membicarakan industri, Chand Parwez justru langsung memperlihatkan kecintaannya pada novel tersebut

"Beliau hafal di luar kepala, tahu adegan ini bagus pesannya ini. Saya mengamati cara beliau memperlakukan karya saya," tambah Ning Khilma lagi. 

Tidak hanya itu, ketika menuju proses produksi Chand Parwez juga menepati janji untuk memberikan yang terbaik untuk membawa Hati Suhita sebagai sebuah film. Baik itu sutradara, penulis skenario, serta para pemeran. "Pembaca saya maunya Omar Daniel, ok disetujui," ujarnya. 

Sempat viral di sosial media, Hati Suhita kemudian muncul sebagai novel. Dari novel, kini cerita cinta dengan latar belakang pondok pesantren yang dipadukan dengan ajaran Jawa itu menjadi sebuah film. Dengan menjadi sebuah film, ditambahkan Ning Khilma, pesan yang disampaikan bisa tersampaikan lebih luas lagi. 

"Jika buku hanya dengan pembaca. Kalau film , kita bisa berhadapan dengan penonton. Apa yang kita sampaikan, pesannya menjangkau semua kalangan. Tidak segmented lagi," ungkapnya. 

Film ini sendiri diharapkan Ning Khilma bisa menjadi "vitamin" bagi masyarakat Indonesia. "Terutama tentang kekuatan perempuan, ketegaran perempuan, serta pencapaian perempuan dan ajaran Jawa," tutur Ning Khilma. 

Lewat film ini, Ning Khilma juga berharap banyak anak muda yang terinspirasi. Baik untuk menulis atau ambil bagian dalam dunia film. Terutama dari para santri di Pondok Pesantren. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.