Peran seorang ibu tak lagi terbatas dalam rumah tangga. Dalam film Kejar Mimpi Gaspol!, seorang anak bisa mendukung ibunya untuk mengejar mimpi dan karier.
Salah satu adegan dalam film Kejar Mimpi Gaspol! (2023).
Jika berpijak pada pandangan konservatif, pencapaian tertinggi seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu. Prinsip ini sayangnya kerap membelenggu keleluasaan mereka mengeksplorasi kemampuan diri dalam ruang sosial. Perempuan sejatinya lebih dari itu.
Tugas ibu adalah mewujudkan mimpi kamu, bukan mimpi ibu. Demikian perkataan Fifi (Asri Welas) kepada sang putri, Diana (Michelle Ziudith), dalam salah satu adegan film Kejar Mimpi Gaspol!
Perkataan itu tercetus saat Diana berupaya mendorong sang ibu untuk mengejar mimpi sebagai penulis. Cita-cita itu tak pernah tebersit pada pemikiran Fifi. Sebagai mantan jurnalis, Fifi sekarang bekerja sebagai pemilik penginapan rumahan (homestay) sederhana dan usaha pemandu wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur.
Fifi hanya tinggal berdua bersama Diana setelah ditinggal mati sang suami. Meskipun sibuk melayani tamu yang datang dan pergi, ia tidak pernah kehilangan renjana untuk menulis diari. Diarinya berisi curahan hati sekaligus pengalaman hidup sehari-hari.
Fifi tidak pernah mengizinkan siapapun membaca tulisannya, termasuk Diana. Situasi berubah ketika ia kedatangan tamu, yaitu Darma (Tora Sudiro). Darma adalah aktor lawas dengan karier kian meredup.
Salah satu adegan dalam film Kejar Mimpi Gaspol! (2023).
Setelah berkenalan, diam-diam Darma mencuri diari Fifi lantaran penasaran. Hati Darma tersentuh oleh ketulusan dan kepiawaian Fifi bercerita. Si aktor lantas meminta bantuan manajernya di Jakarta, Evan (Abdur Arsyad), untuk melobi produser agar mengangkat cerita Fifi ke dalam film.
Fifi murka atas kelakukan Darma sehingga sempat mengusirnya. Berkat dukungan Diana, Fifi akhirnya berubah pikiran. Ia jadi mendapatkan kepercayaan diri untuk mengejar mimpi sebagai seorang penulis meskipun perjuangan itu bakal tidak mudah.
“Satu hal yang saya pelajari dalam film ini adalah cita-cita itu nggak ada batas. Cita-cita itu bisa kita raih, enggak ada kata yang nggak mungkin buat cita-cita,” kata aktris Asri Welas dalam konferensi pers, di Jakarta, Minggu (2/7/2023).
Film Kejar Mimpi Gaspol! telah tayang di bioskop sejak 6 Juli 2023. Ditulis oleh Arie Kriting, Abdur Arsyad, dan Sindy Asta, film ini adalah sebuah drama dengan dialog penuh lelucon khas dua penulis laki-laki dengan latar belakang sebagai pelawak itu.
Baca juga: Angin Segar untuk Film Indonesia
Asri Welas masih menyajikan aktingnya yang khas, yakni suara melengking dengan raut wajah jenaka. Namun, ia juga mampu menampilkan sosok seorang ibu tunggal yang telah merasakan asam garam kehidupan setelah kematian suami. Raut wajahnya yang sedih di depan layar bisa membuat penonton lupa bahwa dia adalah sosok yang ceria.
Namun, satu hal yang menjadi ganjalan ialah penokohan karakter. Fifi adalah seorang mantan jurnalis. Profesi yang pernah dia geluti itu menjadi alasan mengapa dia suka menulis dan mengapa tulisannya mampu memikat pembaca.
Tindak tanduk Fifi adakalanya tidak menunjukan jejak semangat jurnalis yang membuat kening penonton berkerut. Meskipun jiwa “usil” itu masih ada, Fifi terkadang tak peka membaca situasi, pasif mengambil keputusan, dan tidak mau belajar hal baru. Dia lebih-lebih tidak paham perkembangan industri media yang penting bagi bisnisnya.
Salah satu adegan dalam film Kejar Mimpi Gaspol! (2023).
Begitu pula dengan Darma. Darma adalah aktor asal Jakarta yang menjadi pemengaruh di media sosial. Demi memperbaiki citra, ia menempuh perjalanan 800 kilometer lebih untuk membuat konten tentang wisata Bromo dan promosi rumah tinggal Fifi kepada 1.000-an pengikutnya di medsos. Sebagai gantinya, ia menginap gratis. Motivasi perjalanannya tak kuat.
Ihwal lainnya adalah karakter Darma yang suka merengut tiba-tiba ceria hanya dalam interaksi singkat bersama Fifi. Tidak ada diskursus berarti tentang kesusastraan, misalnya, yang seharusnya bisa menggelitik Darma ingin mengenal kompleksitas karakter Fifi lebih jauh.
Karena itu, sedikit mengherankan ketika Darma sontak menjadi sangat penasaran akan tulisan Fifi sehingga dengan lancang mencuri diari. Sebuah tindakan absurd karena melanggar nilai moral untuk menghormati privasi seseorang yang pakem di masyarakat.
Salah satu adegan dalam film Kejar Mimpi Gaspol! (2023).
Cita-cita ibu
Terlepas dari kelemahan penokohan karakter agar cerita bisa mengalir, Kejar Mimpi Gaspol! mengajak penonton untuk melihat kembali peran perempuan sebagai seorang ibu. Dalam paham masyarakat tradisional, seorang perempuan telah mencapai status tertinggi ketika menjadi seorang ibu.
Perempuan dalam rumah tangga tempo dulu bahkan identik dengan istilah “dapur, sumur, dan kasur”. Karena itu, ada tuntutan khusus bagi ibu untuk mengasuh anak dan mengurus rumah tangga tanpa pamrih. Pandangan itu membelenggu peran perempuan dalam rumah tangga sekaligus membuat perempuan salah menakar kemampuan diri dalam ruang sosial.
Di Indonesia, identifikasi seorang ibu kadang bukan dengan namanya sendiri, tetapi dengan kata Ibu atau Mama yang disertai embel-embel nama anaknya. Bisa dibilang bahwa identitas perempuan sebagai seorang individu yang mandiri ikut terkikis lantaran perannya sebagai ibu.
Namun, pandangan tentang peran perempuan sebagai ibu di Indonesia mulai meluas dan bervariasi sekarang ini. Perempuan boleh menjadi ibu sekaligus dirinya sendiri. Sekarang perempuan sudah boleh berkarya untuk diri sendiri dan orang lain, termasuk menjadi ibu berkarier.
Toh, American Psychological Association pernah merilis artikel berjudul ”Mothers’ Part-Time Employment: Associations With Mother and Family Well-Being” pada 2011 yang menunjukkan ibu yang bekerja merasa lebih baik daripada ibu yang tinggal di rumah. Pada akhirnya, seorang ibu yang sehat akan berkontribusi lebih baik dalam membangun keluarga.
Baca juga: Nostalgia Hangat Film ”Petualangan Sherina”
Produser Kejar Mimpi Gaspol!,Tyas Abiyoga, mengatakan, banyak film Indonesia yang telah mengangkat upaya seorang ibu berjuang mengasuh anak. Belum banyak film yang mengangkat bagaimana seorang anak memperjuangkan mimpi seorang ibu.
“Setelah menikah dan punya anak, banyak orang yang lupa seorang ibu sebagai perempuan mempunyai talenta lain selain mengasuh anak. Seorang ibu bisa mengurus keluarga, keuangan, bisa semua hal,” tutur Tyas.
Sungguh beruntung bagi tokoh Fifi untuk mendapatkan anak seperti Diana dan orang-orang sekeliling yang mendukung impiannya. Meskipun dalam film Kejar Mimpi Gaspol!, Fifi harus kembali diingatkan bahwa ibu adalah seorang individu kuat yang berhak mengejar cita-cita sendiri.
oujisama
