Boeing Janji akan Beberkan Hasil Penyelidikan Kecelakaan JT 610

BREAKINGNEWS.CO.ID - Salah satu produsen pesawat terbesar dunia, Boeing, setelah membatalkan konferensi telepon dengan para pelanggannya, Selasa (20/11/2018), bersikeras kalau pihaknya akan membagikan informasi dari hasil penyelidikan mengenai jatuhnya salah satu pesawat anyar mereka yang digunakan Lion Air pada bulan lalu.

Boeing Janji akan Beberkan Hasil Penyelidikan Kecelakaan JT 610

BREAKINGNEWS.CO.ID - Salah satu produsen pesawat terbesar dunia, Boeing, setelah membatalkan konferensi telepon dengan para pelanggannya, Selasa (20/11/2018), bersikeras kalau pihaknya akan membagikan informasi dari hasil penyelidikan mengenai jatuhnya salah satu pesawat anyar mereka yang digunakan Lion Air pada bulan lalu.

Media AS memberikan laporan kalau konferensi telepon itu dibuat klien untuk menjawab pertanyaan seputar sistem kontrol yang digunakan pada pesawat Boeing 737-MAX 8 dan 9. Sebab, anomali pada sistem kontrol inilah yang diperkirakan jadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK LQP di perairan Laut Jawa, Karawang utara. "Boeing telah, dan akan terus menjalin hubungan dengan pelanggan kami," kata juru bicara produsen pesawat AS kepada AFP. "Kami terus menjadwalkan pertemuan untuk berbagi informasi."

Kecelakaan Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 ini menewaskan 189 orang. Pesawat jatuh pada 29 Oktober 2018 lalu, kurang dari 20 menit setelah tinggal landas pada penerbangan rutin ke Pangkal Pinang. Tidak ada korban yang selamat. Laporan-laporan media menuturkan kalau CEO Boeing, Dennis Muilenburg sudah mengirim pesan kepada staf mereka Senin lalu. Pesan itu menegaskan kalau pimpinan perusahaan tidak menyembunyikan informasi yang berkaitan dengan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang dirancang untuk mencegah pesawat jatuh. Ketika ditanya terkait memo tersebut, juru bicara perusahaan mengelak.

"Saya tidak punya komentar tambahan tentang memo itu," kata juru bicara perusahaan itu kepada AFP. "Masalah MAX terkait dengan desain hibridanya," kata seorang ahli aeronautika, yang meminta untuk tidak diidentifikasi, kepada AFP. "Boeing harus membuat sejumlah pilihan dan berkompromi sehubungan avionik dan sistem komando penerbangan saat pesawat ini dikembangkan," katanya.

Ahli menambahkan masalah utama dengan MAX adalah disatukannya sistem kontrol lama dengan yang baru. Hal ini dilakukan agar pesawat Boeing bisa lebih kompetitif dari pesaingnya. Dia memperkirakan perkawinan sistem baru ini tidak dipahami oleh pilot yang kesulitan mengendalikan pesawat hingga pada akhirnya pesawat terjatuh.

Pekan lalu, serikat pilot maskapai AS, APA, menuturkan kalau perusahaan serta pilot belum diberitahu soal adanya perubahan dalam sistem kontrol pesawat. Pilot tersebut mengungkap kalau pihaknya sudah menyerahkan petunjuk uji coba baru kepada awak penerbangan soal adanya anomali sensor "Angle of Attack" yang mungkin jadi penyebab kecelakaan Lion Air.