Badai Mekunu di Yaman Lima Tewas dan 40 Orang Hilang

JAKARTA – Sebuah peristiwa alam yang merengut sejumlah korban terjadi di salah satu wilayah kepulauan Socotra yang merupakan bagian dari Pemerintahan Yaman. Sebuah siklon badai tropis bernama Mekunu menerjang wilayah Pulau Socotra, Yaman pada Jumat (25/5/2018) yang lalu dan mengakibatkan sedikitnya lima orang tewas dan 40 orang lainnya hilang. Badai tersebut dilaporkan menuju ke pantai…

Badai Mekunu di Yaman Lima Tewas dan 40 Orang Hilang

JAKARTA – Sebuah peristiwa alam yang merengut sejumlah korban terjadi di salah satu wilayah kepulauan Socotra yang merupakan bagian dari Pemerintahan Yaman.

Sebuah siklon badai tropis bernama Mekunu menerjang wilayah Pulau Socotra, Yaman pada Jumat (25/5/2018) yang lalu dan mengakibatkan sedikitnya lima orang tewas dan 40 orang lainnya hilang. Badai tersebut dilaporkan menuju ke pantai selatan Semenanjung Arab.

"Lima orang tewas termasuk empat warga Yaman dan satu warga negara India," penduduk dan sumber-sumber medis mengatakan. Sementara mereka yang hilang termasuk orang Yaman, India dan Sudan.

Yaman mengumumkan keadaan darurat pada Jumat untuk Socotra, yang terletak di antara Yaman selatan dan Tanduk Afrika serta terkenal karena kehidupan hewan dan tumbuhannya yang unik.

Sebagian besar wilayah yang tidak tersentuh oleh perang tiga tahun Yaman itu di bawah kendali pemerintah yang diakui secara internasional di mana presidennya, Abdu Rabbu Mansour Hadi, berada di pengasingan Arab Saudi.

Badai membanjiri desa-desa Socotra dan perahu terbalik, meninggalkan banyak pulau tanpa akses komunikasi.

Otoritas Oman menuturkan mereka memperkirakan topan akan melewati kota Salalah pada Jumat malam. Ketika angin dan hujan mulai menerpa Oman selatan pada siang hari, mereka memperpanjang penutupan bandara kota itu hingga Sabtu.

Menurut otoritas meteorologi kerajaan, mekunu diperkirakan akan melemah menjadi badai tropis sebelum mencapai tenggara Arab Saudi pada Sabtu (26/5).

Yaman sudah bergulat dengan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Perang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, menelantarkan tiga juta orang lainnya, memicu wabah kolera dan mendorong negara miskin itu ke ambang kelaparan, menurut PBB.