AS Tak Ingin Korut Lakukan Denuklirisasi Bertahap

BREAKINGNEWS.CO.ID – Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak menyetujui pendekatan bertahap denuklirisasi Korea Utara (Korut) dan bersikeras bahwa denuklirisasi harus selesai pada akhir masa jabatan pertama Presiden AS, Donald Trump pada 2021 mendatang.

AS Tak Ingin Korut Lakukan Denuklirisasi Bertahap

BREAKINGNEWS.CO.ID – Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak menyetujui pendekatan bertahap denuklirisasi Korea Utara (Korut) dan bersikeras bahwa denuklirisasi harus selesai pada akhir masa jabatan pertama Presiden AS, Donald Trump pada 2021 mendatang.

"Kami tidak akan menyetujui denuklirisasi secara bertahap," ujar Duta Besar AS untuk Korut, Stephen Biegun, seperti dikutip dari AFP, Selasa (12/3/2019). Berbicara di sebuah konferensi yang digelar oleh Carnegie Endowment for International Peace, Biegun mengatakan bahwa meskipun KTT antara Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam terbilang gagal, akan tetapi beberapa kemajuan sesungguhnya telah dibuat.

Biegun menuturkan bahwa pintu tetap terbuka untuk negosiasi lebih lanjut. "Tidak ada yang bisa disepakati sampai semuanya disepakati," katanya seraya menambahkan bahwa langkah-langkah membangun kepercayaan antar-negara pun masih bisa dilakukan. Pertemuan antara keduanya di Hanoi, Vietnam, tidak berhasil membuahkan kesepakatan. Hasil itu jauh dari harapan sebagaimana terjadi pada pertemuan sebelumnya di Pulau Sentosa, Singapura, Juni 2018 lalu. Pertemuan itu menghasilkan komitmen samar untuk denuklirisasi Korut.

Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho mengatakan, pihaknya menawarkan pembongkaran semua fasilitas produksi nuklir secara permanen di kompleks utamanya di Yongbyon jika AS menjatuhkan sanksi yang menghambat ekonomi negaranya. Akan tetapi, Biegun menegaskan bahwa AS tak akan mencabut sanksinya jika Korut masih belum merampungkan proses denuklirisasi.

Trump Kecewa Jika Korut Kembali Uji Rudal

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku tetap mempercayai Kim Jong-un setelah pertemuan keduanya di Vietnam pekan lalu berakhir tanpa hasil. Namun, ia mengaku akan sangat kecewa jika Korea Utara kembali menguji coba rudal. "Saya akan kaget dalam konteks negatif bila ia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemahaman kami, tapi kita lihat apa yang akan terjadi. Saya akan sangat kecewa bila melihat uji coba," kata Trump, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/3) lalu.

Trump menyampaikan pernyataan itu setelah mendapat kabar dari dua lembaga think tank AS dan mata-mata di Seoul yang melihat Korut membangun kembali situs peluncur roket Sohae. Ia juga mendapat kabar dari dinas intelijen di Korea Selatan mengenai aktivitas di kawasan Sanumdong, dekat Pyongyang, yang memproduksi rudal balistik. Peluru kendali itu diklaim dapat mencapai wilayah AS. Mengutip pernyataan ahli dari Middlebury Institute of International Studies, National Public Radio AS menjelaskan ada foto satelit yang memotret aktivitas di Sanumdong pada 22 Februari lalu.