Wisata Malang Menelusuri Sejarah

Menjelajahi warisan Malang dalam rangkaian perjalanan wisata sejarah, melalui penjelajahan bangunan kolonial dan situs bersejarah.

Wisata Malang Menelusuri Sejarah

Berlibur di kota Malang tidak cukup sehari. Pasalnya, ada banyak tujuan wisata Malang yang bisa dijadikan pilihan, mulai dari wisata alam, kuliner hingga sejarah.

Letak Kota Malang yang berada di ketinggian, membuat Kota Apel ini memiliki udara yang sejuk dan pemandangan alam yang memesona. Bahkan terdapat sejumlah wisata kuliner legendaris yang wajib dikunjungi saat berada di kota ini. Namun, yang tidak kalah seru adalah wisata edukasi tentang sejarah bangsa dan budaya.

Malang mempunyai jejak sejarah yang sangat menarik untuk dipelajari. Ada beragam museum, bangunan bersejarah warisan kolonial hingga candi yang bisa dikunjungi. Beberapa di antaranya populer di kalangan wisatawan karena keindahan arsitektur yang masih terjaga dan cerita menarik di baliknya.

Tertarik ingin mengunjungi wisata Malang sekaligus belajar sejarah dan budaya? Beberapa tempat di bawah ini bisa dijadikan referensi saat liburan.

6 Wisata Sejarah di Malang yang Wajib Dikunjungi

1. Petirtaan Ken Dedes

Petirtaan Ken Dedes atau biasa dikenal dengan nama Petirtaan Watugede merupakan salah satu tempat wisata Malang yang bersejarah yang dibangun pada tahun 1200-an saat Kerajaan Singosari masih berjaya. Tempat ini merupakan keputren yang fungsinya sebagai tempat mensucikan diri dan bermain bagi para putri-putri raja.

Nama dari Petirtaan Ken Dedes diambil dari nama seorang putri cantik anak dari seorang Raja Tumapel. Putri Ken Dedes terkenal dengan paras cantik jelita dan sering memasuki area pemandian ini bersama para dayang. Konon, oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa mandi di tempat ini bisa awet muda.

Tahun berganti, sekarang ini Petirtaan Ken Dedes menjadi objek wisata sejarah Malang dan dibuka untuk umum. Beberapa fasilitas yang ada antara lain kolam renang, musala, kantin, gazebo hingga lahan parkir. Dibuka setiap hari mulai dari pukul 08.00-17.00 wib. Harga tiket masuk Rp10.000 per orang.

Alamat: Gondorejo Krajan, Tamanharjo, Singosari, Malang.

Baca juga: Daftar Lengkap Destinasi Wisata Batu Malang, Sehari Liburan Saja Tidak Cukup

2. Museum Brawijaya

Wisata Malang bersejarah berikutnya adalah Museum Brawijaya. Ini adalah musem militer yang berisi beragam benda bersejarah dari zaman perang kemerdekaan dan sejumlah koleksi foto Malang tempo dulu.

Diresmikan pada tanggal 4 Mei 1968, museum ini memiliki lahan seluas 10.500 m2 yang dirancang oleh Kapten Soemadi. Museum Brawijaya memiliki enam ruang koleksi dimulai dari halaman depan, lobi, halaman tengah, ruang koleksi I dan II.

Salah satu koleksi museum paling ikonik adalah Gerbong Maut yang terletak di bagian belakang. Konon, gerbong ini digunakan oleh militer Belanda untuk mengangkut 100 tahanan pejuang kemerdekaan dari penjara Bondowoso ke penjara Bubutan. Selain itu, di bagian depan dipajang koleksi tank yang digunakan saat pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Alamat: Jl. Ijen no 25 A, Kota Malang.

Buka: 08.00-15.00 WIB

Harga tiket masuk: Rp10.000 per orang

3. Museum Zoologi Frater Vianney

Seperti namanya, museum ini menawarkan edukasi tentang berbagai biota laut, reptilia, dan satwa. Kurang lebih ada 12.000 koleksi satwa ada di museum ini. Ketika melangkahkan kaki memasuki museum, para pengunjung akan disambut oleh ratusan koleksi kerang dari berbagai spesies yang tersusun rapi, berjajar di lemari kaca. Di bagian kiri, ada opestan dari harimau Sumatra.

Ada berbagai fasilitas edukasi yang bisa dijadikan pilihan saat berada di museum ini. Mulai dari paket belajar yang memberikan harga khusus bagi tiap jenjang pendidikan, berinteraksi dengan satwa, memetik jeruk dan bersantai di taman.

Alamat: Jl. Mahameru VE 7 Tidar No.10, Doro, Karang Widoro, Kec. Dau, Kota Malang,

Buka: 07.00-14.00 WIB

Harga tiket masuk: Rp5.000 untuk dewasa.

4. Museum Singhasari

Melakukan wisata Malang, tidak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Museum Singhasari. Museum yang diresmikan pada tahun 2015 ini didirikan dengan tujuan untuk menyelamatkan berbagai sisa peninggalan dari Kerajaan Singosari. Agar masyarakat bisa membayangkan seperti apa kerajaan ini, sekaligus memotivasi kaum muda untuk mempelajari sejarah berdirinya kerajaan yang pernah berjaya di masanya.

Beberapa koleksi yang bisa dilihat di museum ini antara lain:

  • Koleksi diorama, sebuah miniatur tiga dimensi yang menyajikan sebuah pemandangan dalam ukuran kecil, dilengkapi patung serta perincian lingkungan dengan latar warna alami.
  • Koleksi arca, di museum ini menyimpan delapan replika arca yang adalah perwujudan dari dewa-dewi yang memiliki kekuatan mengubah wujud. Seperti Arca Durga Mahisasuramardini, Arca Ganesha duduk, Arca Bhairawa, dan lain sebagainya.
  • Topeng Malangan, museum Singhasari juga menyimpan koleksi topeng warisan dari Mbah Karimun Kedungmonggo Pakisaji, maestro topeng Malang.

Alamat: Singhasari Residence, Krajaan, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Buka: 09.00-15.30.

Harga tiket masuk: gratis.

5. Candi Jawar Ombo

Candi yang terletak di bawah kaki Gunung Semeru ini digunakan sebagai tempat untuk melakukan ritual bagi orang Hindu. Ditemukan di tahun 1982-1983, kondisi candi ini terkubur cukup dalam. Kendati demikian, struktur candi ini tetap kokoh dan mempunyai arsitektur unik.

Saat pertama kali ditemukan, kondisinya tidak terurus. Selain itu, ditemukan juga berbagai peninggalan lainnya seperti patung, guci dan uang kuno. Menariknya, ada panil relief yang tertera di candi ini di mana menggambarkan kisah dari Singa Candapinggala dan Lembu Danaka. Ada juga relief yang mengajarkan ajaran kesusilaan.

Alamat: Desa Mulyosari Pedukuhan Kaliputih, Kabupaten Malang.

Buka setiap hari dari pagi sampai sore. Harga tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang.

Baca juga: Melacak Jejak Sejarah Budaya dengan Liburan di Jakarta

6. Gereja Kayutangan

Wisata Malang juga memiliki bangunan bersejarah yang masuk ke dalam kategori cagar budaya. Adalah Gereja Kayutangan yang dibangun oleh arsitek Marius J. Hulswit di antara tahun 1900-1915. Gaya arsitek dari gereja ini mengadopsi gaya Neo Gothic yang tren di abad ke-19 sebagai bangunan gereja di Eropa.

Karakteristik gereja ini bisa terlihat dari struktur gedung yang tinggi, memiliki kerangka kokoh dan atap dengan fungsi sebagai penutup. Jendela dan pintu yang besar dibangun dengan konstruksi skelet. Adapun denah dari gereja ini tidak berbentuk salib karena atapnya tidak terlalu tinggi. Denah yang berbentuk kotak, membuat gereja Kayutangan tidak memiliki ruang yang disebut double aisle layaknya gereja gothic pada umumnya.

Alamat: Jl. Jenderal Basuki Rahmat, Kidul Dalem, Kec. Klojen, Kota Malang.

Untuk mengunjungi deretah wisata Malang sejarah di atas, wisatawan membutuhkan kurang lebih tiga hari. Jadi, siapkan itinerary dan bujet khusus agar bisa mengunjungi berbagai destinasi wisata favorit di Kota Apel ini.