Studi Visa: 84 Persen Masyarakat Indonesia Senang Tulis Itinerary Mandiri

Studi Visa mengatakan 84 persen masyarakat Indonesia lebih memilih membuat itinerary sendiri ketika berwisata.

Studi Visa: 84 Persen Masyarakat Indonesia Senang Tulis Itinerary Mandiri
image
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah studi dari Global Travel Intentions (GTI) 2023 Visa, menunjukkan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam melakukan perjalanan wisata. Diketahui 84 persen masyarakat Indonesia senang menulis itinerary mereka sendiri saat hendak berlibur.

Masyarakat Indonesia sangat suka memegang kendali dan kemandirian dalam bepergian, dibanding harus mengikuti paket tur. Sementara itu, 46 persen masyarakat Indonesia bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi, agar lebih bebas mengakomodasi perubahan dalam rencana perjalanan mereka.

“Senang sekali melihat peningkatan aktivitas traveling pascapandemi yang bahkan melampaui sebelum pandemi. Kami tetap optimis bahwa pariwisata akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi yang vital, terutama menjelang musim liburan akhir tahun,” ujar Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/10/2023).

Studi GTI juga mengungkapkan bahwa motivasi utama masyarakat Indonesia bepergian di dalam dan ke luar negeri, sebagian besar adalah untuk bersantai (58 persen), menjelajahi sesuatu yang baru (45 persen), dan berbelanja (38 persen).

Tiga tujuan utama ke luar negeri bagi 92 persen masyarakat Indonesia adalah negara-negara Asia Pasifik seperti Singapura, Jepang, dan Malaysia. Negara-negara di kawasan ini menjadi pilihan karena kedekatan geografis dan keterjangkauan harga. Selain itu, destinasi di Asia seringkali memberikan perpaduan antara pengalaman berbelanja dan kuliner yang familiar, serta atraksi budaya yang menarik bagi masyarakat Indonesia.

“Studi ini juga menunjukkan bahwa 72 persen wisatawan asal Indonesia masih memiliki kekhawatiran terkait pembayaran sebelum melakukan perjalanan,” ungkap Riko lagi.

Hal tersebut kerap menimbulkan stres bagi mereka yang belum berpengalaman dalam pembayaran digital, dan yang merasa perlu membawa uang tunai, serta mencari tempat penukaran uang dan ATM. Dan pembayaran contactless bisa menjadi pilihan di banyak negara di seluruh dunia.

Misalnya, saat hendak pergi ke Singapura, lalu tidak membeli kartu khusus naik bus, maka masyarakat Indonesia tidak perlu membeli lagi. Cukup dengan menggunakan kartu yang berlambang Visa, itu bisa digunakan untuk tap naik bus. Jadi tidak perlu membeli banyak kartu dengan contactless ini.