Soal Debat Kedua, Andreas Pareira: Prabowo Asal Bunyi

BREAKINGNEWS.CO.ID- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat kedua Pilpres 2019 pada Minggu (17/2/2019) malam. Debat yang mengusung tema infrastruktur, sumber daya alam (SDA), energi dan pangan serta lingkungan hidup itu hanya melibatkan Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Ketua DPP PDIP, Andreas Gugo Pareira menilai debat tersebut menunjukan kualitas setiap Capres dalam memahami permasalahan yang menjadi…

Soal Debat Kedua, Andreas Pareira: Prabowo Asal Bunyi

BREAKINGNEWS.CO.ID- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat kedua Pilpres 2019 pada Minggu (17/2/2019) malam. Debat yang mengusung tema infrastruktur, sumber daya alam (SDA), energi dan pangan serta lingkungan hidup itu hanya melibatkan Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Ketua DPP PDIP, Andreas Gugo Pareira menilai debat tersebut menunjukan kualitas setiap Capres dalam memahami permasalahan yang menjadi topik debat. 

"Debat Capres 17 Februari dengan topik Pembangunan Infra Struktur, Energy dan SDA serta Lingkungan hidup, semakin meneguhkan pandangan para penonton maupun jutaan pemirsa televisi di tanah air,  Capres mana yang memahami permasalahan yang menjadi topik debat, dan capres mana yang bicara asal bunyi," ujar Andreas kepada BreakingNews.co.id, Senin (18/2/2019). 

Dikatakan Andreas, Jokowi ketika membuka penjelasan tentang visi-misi maupun dalam menjawab setiap pertanyaan, memberikan argumentasi serta ketika menyampaikan pertanyaan sanggahan kepada Prabowo, secara meyakinkan menunjukan kepada publik bahwa dirinya paham persoalan. Bahkan kata Andreas, Jokowi mampu menjelaskan persoalan secara detail. 

"Dalam masalah lingkungan hidup, misalnya, Prabowo secara retorik bicara soal penegakan hukum untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup. Jokowi malah secara meyakinkan menjelaskan tentang penegakan hukum yang sudah dilaksanakan, dengan bukti-bukti hasil capaian, seperti kebakaran hutan yang bisa diatasi, sanksi terhadap perusahaan-perusahan konglomerat yang melanggar aturan yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah," tegasnya. 

Lanjut Andreas menilai ketika bicara soal penataan lahan untuk kepentingan masyarakat, Jokowi secara telak “menghantam balik” Prabowo terkait mempersoalkan keadilan dalam penguasaan lahan. Jokowi menjelaskan tentang program pembagian lahan garapan kepada masyarakat dan sertifikasi tanah yang dilakukan pemerintah untuk rakyat. 

"Hal yang berbeda dengan kebijakan pemerintah sebelumnya yg memberikan hak pengelolaan lahan kepada pengusaha, termasuk Prabowo yang menguasai ratusan ribu hektar lahan di Kalimantan dan Sumatera, hasil kebijakan pemerintahan zaman Orde Baru yang KKN," tegasnya. 

Lebih parah kata Andreas ketika Jokowi menanyakan kepada Prabowo, apa kebijakannya tentang Unicorn, apabila dirinya menjadi presiden. Ketidakpahaman Prabowo tentang topik aktual yang menjadi perhatian milenial dunia ini, ditunjukan dengan menggeser persoalan kepada pembangunan ekonomi makro, yang bukan merupakan topik yang ditanyakan Jokowi. 

"Ketidakmengertian Prabawo soal topik Unicorn ini, kemudian secara lugas dijelaskan oleh Jokowi mengenai program-program pemerintah dalam bidang IT dan Telekomunikasi yang sedang dijalankan dalam rangka mempersiapkan generasi milenial Indonesia mengahadapi revolusi 4.0," katanya.  

"Debat putaran kedua jelas menunjukan yang mana capres paham masalah, dan mana capres yang masih sedang belajar memahami masalah. Pemilih dengan mudah melihat perbedaan kualitas kedua Capres ini," tukasnya.